Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel) meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan di wilayah itu.
Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Hengky Putrawan di Palembang, Rabu, mengatakan pihaknya menggelar roadshow literasi dan inklusi keuangan kepada para pelaku UMKM, peternak, petani dan TP PKK.
Menurutnya, indeks literasi dan inklusi keuangan di Sumsel tahun 2022 masing-masing sebesar 52,7 persen dan 88,7 persen atau lebih tinggi dari indeks rata-rata nasional yang tercatat sebesar 49,6 persen dan 85,1 persen.
"Kami bersama Bank Indonesia, OJK, serta semua pihak pemangku kepentingan mengajak para pelaku UMKM dan juga masyarakat pelaku usaha lainnya yang selama ini mungkin kebingungan terkait peraturan baru mengenai keuangan, utamanya seperti permodalan atau KUR," katanya.
Ia juga mengatakan meski realisasi KUR di Sumsel sudah baik, akan tetapi masih perlu adanya peningkatan lagi.
"Salah satu upaya untuk meningkatkan angka penyaluran KUR itu adalah dengan kegiatan ini, sayang sekali kalau KUR ini tidak dimanfaatkan karena program ini bunganya kecil sekali," ucapnya.
Ia menambahkan, bunga KUR itu sendiri ada yang 3 persen, 6 persen dan 9 persen.
"Dan tentunya dengan KUR bisa mengurangi resiko masyarakat berhubungan dengan rentiner atau pinjol," tambahnya.
Sementara itu, Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi Pembangunan dan Investasi Setda Palembang Letizia menyebutkan bahwa setiap daerah di Sumsel memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergelut diberbagai bidang.
"Tapi asing-masing potensi itu perlu didukung dengan kemudahan dari sisi permodalan, sehingga masyarakat yang menjalankan baik itu sebagai UMKM, petani, peternak dan sebagainya dapat mengembangkan produk atau hasil yang mereka miliki," ungkapnya.
Ia juga merinci di Kota Palembang terdapat sebanyak 80.653 pelaku UMKM, 6.256 orang petani dan peternak serta kelompok tani ternak yang tersebar di 60 kelurahan dari total 107 kelurahan yang ada di Palembang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sumsel tingkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan
Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Hengky Putrawan di Palembang, Rabu, mengatakan pihaknya menggelar roadshow literasi dan inklusi keuangan kepada para pelaku UMKM, peternak, petani dan TP PKK.
Menurutnya, indeks literasi dan inklusi keuangan di Sumsel tahun 2022 masing-masing sebesar 52,7 persen dan 88,7 persen atau lebih tinggi dari indeks rata-rata nasional yang tercatat sebesar 49,6 persen dan 85,1 persen.
"Kami bersama Bank Indonesia, OJK, serta semua pihak pemangku kepentingan mengajak para pelaku UMKM dan juga masyarakat pelaku usaha lainnya yang selama ini mungkin kebingungan terkait peraturan baru mengenai keuangan, utamanya seperti permodalan atau KUR," katanya.
Ia juga mengatakan meski realisasi KUR di Sumsel sudah baik, akan tetapi masih perlu adanya peningkatan lagi.
"Salah satu upaya untuk meningkatkan angka penyaluran KUR itu adalah dengan kegiatan ini, sayang sekali kalau KUR ini tidak dimanfaatkan karena program ini bunganya kecil sekali," ucapnya.
Ia menambahkan, bunga KUR itu sendiri ada yang 3 persen, 6 persen dan 9 persen.
"Dan tentunya dengan KUR bisa mengurangi resiko masyarakat berhubungan dengan rentiner atau pinjol," tambahnya.
Sementara itu, Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi Pembangunan dan Investasi Setda Palembang Letizia menyebutkan bahwa setiap daerah di Sumsel memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergelut diberbagai bidang.
"Tapi asing-masing potensi itu perlu didukung dengan kemudahan dari sisi permodalan, sehingga masyarakat yang menjalankan baik itu sebagai UMKM, petani, peternak dan sebagainya dapat mengembangkan produk atau hasil yang mereka miliki," ungkapnya.
Ia juga merinci di Kota Palembang terdapat sebanyak 80.653 pelaku UMKM, 6.256 orang petani dan peternak serta kelompok tani ternak yang tersebar di 60 kelurahan dari total 107 kelurahan yang ada di Palembang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sumsel tingkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan