Jakarta (ANTARA) - Pembalap Red Bull Max Verstappen menilai strategi yang ia dan tim lakukan untuk memperpanjang keunggulan di Grand Prix Singapura tidak berhasil, menyusul ia yang tak mampu berdiri di atas podium setelah 10 kemenangan beruntunnya musim ini.
Verstappen menyoroti adanya masalah saat memulai balapan dengan menggunakan opsi ban keras, sebelum akhirnya beralih ke ban medium. Selain itu, ia juga menilai hadirnya safety car dan virtual safety car untuk insiden terpisah yang melibatkan Logan Sargeant dan Esteban Ocon juga "tidak membantu apa-apa".
"Kami kemudian menggunakan strategi alternatif dan saya harus berharap semuanya dapat menguntungkan saya. Kali ini, saya pikir itu tidak terjadi. Meski begitu, secara keseluruhan, mobil kembali sedikit lebih baik pada balapan, dan menurut saya ini adalah hal yang paling penting," kata Verstappen, dikutip dari laman resmi Formula 1, Senin.
Adapun Verstappen dan rekan satu timnya, Sergio Perez, masing-masing finis di P5 dan P8 pada Grand Prix Singapura, Minggu (17/9). Tak jauh berbeda dengan pendapat Verstappen, Perez mengatakan GP Singapura merupakan balapan yang sangat menantang.
“Bukan hari yang menyenangkan bagi kami. Balapan itu cukup sulit, cukup rumit," kata Perez.
Meskipun mengalami akhir pekan yang berat di Marina Bay, baik Verstappen maupun Perez sepakat bahwa performa mereka bisa meningkat di Grand Prix Jepang, yang akan bergulir di Sirkuit Suzuka, 22-24 September.
"Saya pikir kami akan cepat di Suzuka… Kami benar-benar harus memahami akhir pekan ini, tetapi Suzuka tentu saja merupakan trek yang sangat berbeda, terutama dari segi tata letaknya," kata Verstappen.
"Saya rasa (penampilan kami di Singapura) bergantung pada sirkuit, dan semoga kami bisa lebih kuat saat berada di Jepang," ujar Perez.
Sementara itu, Verstappen dan Perez masih berada di puncak klasemen sementara musim ini dengan masing-masing 374 dan 223 poin terkumpul. Lebih lanjut, ada Lewis Hamilton (Mercedes), Fernando Alonso (Aston Martin), dan Carlos Sainz serta Charles Leclerc (Ferrari) yang melengkapi enam besar.
Verstappen menyoroti adanya masalah saat memulai balapan dengan menggunakan opsi ban keras, sebelum akhirnya beralih ke ban medium. Selain itu, ia juga menilai hadirnya safety car dan virtual safety car untuk insiden terpisah yang melibatkan Logan Sargeant dan Esteban Ocon juga "tidak membantu apa-apa".
"Kami kemudian menggunakan strategi alternatif dan saya harus berharap semuanya dapat menguntungkan saya. Kali ini, saya pikir itu tidak terjadi. Meski begitu, secara keseluruhan, mobil kembali sedikit lebih baik pada balapan, dan menurut saya ini adalah hal yang paling penting," kata Verstappen, dikutip dari laman resmi Formula 1, Senin.
Adapun Verstappen dan rekan satu timnya, Sergio Perez, masing-masing finis di P5 dan P8 pada Grand Prix Singapura, Minggu (17/9). Tak jauh berbeda dengan pendapat Verstappen, Perez mengatakan GP Singapura merupakan balapan yang sangat menantang.
“Bukan hari yang menyenangkan bagi kami. Balapan itu cukup sulit, cukup rumit," kata Perez.
Meskipun mengalami akhir pekan yang berat di Marina Bay, baik Verstappen maupun Perez sepakat bahwa performa mereka bisa meningkat di Grand Prix Jepang, yang akan bergulir di Sirkuit Suzuka, 22-24 September.
"Saya pikir kami akan cepat di Suzuka… Kami benar-benar harus memahami akhir pekan ini, tetapi Suzuka tentu saja merupakan trek yang sangat berbeda, terutama dari segi tata letaknya," kata Verstappen.
"Saya rasa (penampilan kami di Singapura) bergantung pada sirkuit, dan semoga kami bisa lebih kuat saat berada di Jepang," ujar Perez.
Sementara itu, Verstappen dan Perez masih berada di puncak klasemen sementara musim ini dengan masing-masing 374 dan 223 poin terkumpul. Lebih lanjut, ada Lewis Hamilton (Mercedes), Fernando Alonso (Aston Martin), dan Carlos Sainz serta Charles Leclerc (Ferrari) yang melengkapi enam besar.