Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Banten dr Novitria Dwinanda, Sp.A. Subsp.N.P.M mengatakan anak dengan obesitas tak hanya ditandai pipi tembam, tetapi juga leher yang hitam dan ini tak bisa dihilangkan.
"Anak dengan obesitas, lehernya hitam. Itu bukan dakian. Mau disikat kayak apa juga tidak akan hilang," ujar dia yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu di Jakarta, Selasa.
"Anak dengan obesitas, lehernya hitam. Itu bukan dakian. Mau disikat kayak apa juga tidak akan hilang," ujar dia yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu di Jakarta, Selasa.
Novitria menuturkan warna hitam di leher menggambarkan adanya resistensi insulin atau metabolisme insulin yang sudah tidak baik. Dia menyarankan agar orangtua yang menemukan ada garis hitam pada leher anak untuk segera memeriksakan kadar gula darah sang anak.
Menurut Kementerian Kesehatan, warna hitam pada leher ini disebut sebagai Acanthosis Nigricans (AN) atau kelainan kulit pada anak dan remaja gemuk.
Anak dengan AN dikatakan memiliki kemungkinan sebanyak 1,6 hingga 4,2 kali lebih besar untuk mengalami hiperinsulinemia atau kondisi terlalu banyak insulin dalam tubuh, dibandingkan anak yang tidak mengalami kelainan sama. Hubungan ini yang memperkuat bahwa AN berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
Selain leher hitam, tanda lain anak mengalami obesitas yakni memiliki leher yang pendek, perut buncit, kakinya agak bengkok, kerap merasa mudah mual, kembung, hiperkolesterol, perlemakan hati, siklus menstruasi terganggu (pada anak perempuan) dan mengalami mikropenis atau ukuran penis lebih kecil dari normal (pada anak laki-laki).
"Obesitas itu berdampak hingga metabolisme. Dia bisa mengalami hipertensi, diabetes melitus tipe 2. Dia masih usia di bawah 10 tahun sudah mengalami itu nanti 30 tahun lagi bagaimana," kata Novitria.
Demi menghindari anak terkena obesitas, ada sejumlah hal yang bisa orangtua terapkan pada anak antara lain memastikan agar anak mereka tidak makan sambil menonton televisi, membatasi penggunaan gawai, memperbanyak aktivitas di luar ruangan.
Selain itu, membiasakan makan dengan keluarga, membiasakan selalu sarapan sehat, membiasakan membawa bekal makanan sehat dan air putih dari rumah.
Kemudian, membatasi makanan siap saji dan pangan olahan, jajanan dan makanan selingan yang manis, asin dan berlemak, mengonsumsi aneka ragam pangan dan menghindari minuman ringan dan bersoda.