Jakarta (ANTARA) - Salah satu perusahaan sawit di Kabupaten Ogan Komiring Ilir (OKI), Sumatera Selatan, memfasilitasi petani setempat untuk mengembangkan budi daya jamur sebagai usaha tambahan selain bertanam padi.
Community Development Supervisor PT Tania Selatan Sunardi Reza menjelaskan upaya yang dilakukan perusahaan tersebut dengan pembangunan kumbung atau rumah jamur senilai Rp5,3 juta per unit.
"Upaya ini merupakan salah satu implementasi dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Selain kumbung atau rumah jamur, lanjutnya, petani juga diberikan pasokan tandan kosong (tankos) sawit untuk media tanam jamur merang yang dibudidayakan petani.
Selain di OKI, pihaknya telah membantu dua kelompok usaha budi daya jamur merang lainnya di Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyu Asin.
Sementara itu, Yasin Efendy selaku Ketua Kelompok Usaha Bersama Karya Mandiri Sejahtera di Kabupaten OKI menyatakan budi,daya jamur merang (Volvaria volvacella) dapat menjadi penghasilan sampingan di luar usaha pertaniannya.
Menurut dia, usaha yang dirintis sejak 2015 di Desa Sinar Harapan Mulya, Kecamatan Teluk Gelam, tersebut saat ini telah mengelola delapan kumbung yang menghasilkan sekitar delapan kuintal jamur merang per bulan.
"Penghasilan dari jamur cukup lumayan sambil menunggu panen. Hasil dari jamur sangat membantu. Dengan harga jual Rp20 ribu per kg, kami bisa mendapatkan Rp16 juta per bulan," kata Yasin.
Untuk memproduksi jamur, tambahnya, pihaknya membutuhkan 40 ton tandan kosong (tankos) kelapa sawit per bulan, sebagai media tanam. Awalnya, pihaknya membeli tankos Rp500 ribu per mobil.
Jika dalam satu bulan kelompok usaha itu membutuhkan 10 mobil atau setara 40 ton, maka petani harus mengeluarkan Rp5 juta per bulan atau 50 persen dari total biaya produksi.
Kelompok usaha tersebut kemudian mendapatkan tawaran dari PT Tania Selatan, Wilmar Group untuk menerima pasokan tankos. Bantuan tersebut termasuk dalam Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang telah berlangsung sejak 2016.
"Kami menyambut baik karena sangat bermanfaat bagi kami," kata Yasin.
Saat ini, tambahnya, kelompok usaha budi daya jamur merang yang dijalankannya bersama dua orang petani lainnya memiliki sebanyak delapan kumbung yang semuanya bantuan perusahaan sawit.
Dia mengungkapkan penghasilan dari budi daya jamur tersebut juga membantunya membiayai sekolah keempat anaknya hingga bangku kuliah.
Community Development Supervisor PT Tania Selatan Sunardi Reza menjelaskan upaya yang dilakukan perusahaan tersebut dengan pembangunan kumbung atau rumah jamur senilai Rp5,3 juta per unit.
"Upaya ini merupakan salah satu implementasi dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Selain kumbung atau rumah jamur, lanjutnya, petani juga diberikan pasokan tandan kosong (tankos) sawit untuk media tanam jamur merang yang dibudidayakan petani.
Selain di OKI, pihaknya telah membantu dua kelompok usaha budi daya jamur merang lainnya di Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyu Asin.
Sementara itu, Yasin Efendy selaku Ketua Kelompok Usaha Bersama Karya Mandiri Sejahtera di Kabupaten OKI menyatakan budi,daya jamur merang (Volvaria volvacella) dapat menjadi penghasilan sampingan di luar usaha pertaniannya.
Menurut dia, usaha yang dirintis sejak 2015 di Desa Sinar Harapan Mulya, Kecamatan Teluk Gelam, tersebut saat ini telah mengelola delapan kumbung yang menghasilkan sekitar delapan kuintal jamur merang per bulan.
"Penghasilan dari jamur cukup lumayan sambil menunggu panen. Hasil dari jamur sangat membantu. Dengan harga jual Rp20 ribu per kg, kami bisa mendapatkan Rp16 juta per bulan," kata Yasin.
Untuk memproduksi jamur, tambahnya, pihaknya membutuhkan 40 ton tandan kosong (tankos) kelapa sawit per bulan, sebagai media tanam. Awalnya, pihaknya membeli tankos Rp500 ribu per mobil.
Jika dalam satu bulan kelompok usaha itu membutuhkan 10 mobil atau setara 40 ton, maka petani harus mengeluarkan Rp5 juta per bulan atau 50 persen dari total biaya produksi.
Kelompok usaha tersebut kemudian mendapatkan tawaran dari PT Tania Selatan, Wilmar Group untuk menerima pasokan tankos. Bantuan tersebut termasuk dalam Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang telah berlangsung sejak 2016.
"Kami menyambut baik karena sangat bermanfaat bagi kami," kata Yasin.
Saat ini, tambahnya, kelompok usaha budi daya jamur merang yang dijalankannya bersama dua orang petani lainnya memiliki sebanyak delapan kumbung yang semuanya bantuan perusahaan sawit.
Dia mengungkapkan penghasilan dari budi daya jamur tersebut juga membantunya membiayai sekolah keempat anaknya hingga bangku kuliah.