Jakarta (ANTARA) - Kepala Pelatih Ganda Putri Pelatnas PBSI Eng Hian mengatakan pasangan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti masih berusaha mencari bentuk permainan terbaik seperti saat pertama kali dipasangkan tahun lalu.
Menurut pelatih yang akrab di sapa Koh Didi itu, penampilan minor Apri/Fadia dari sejumlah turnamen belakangan ini membuat ganda putri peringkat ke-12 dunia itu harus bekerja keras untuk mengembalikan teknik dan mental bertanding.
"Sekarang Apri/Fadia sedang mencari bentuk permainan terbaik, mulai dari teknik maupun dari mental bertanding. Mereka diharapkan bisa kembali ke penampilan terbaik seperti saat pertama kali diduetkan dan muncul di turnamen internasional," kata Eng Hian melalui informasi resmi PP PSBI di Jakarta, Senin.
Pada turnamen terakhir yang mereka ikuti, Australian Open 2023 di Sydney pada 1-6 Agustus, Apri/Fadia kandas di babak 16 besar.
Duo Indonesia dikalahkan Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard asal Thailand melalui dua gim langsung 19-21, 21-23. Eng Hian dengan berat hati mengakui bahwa hasil tersebut tidak sesuai dengan harapan.
"Apri/Fadia dan Ana/Tiwi (Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi) belum mampu menampilkan prestasi yang membanggakan. Terbukti kedua pasangan itu sudah tersisih di babak kedua," ungkap Eng Hian.
Penampilan Apri/Fadia dalam enam bulan terakhir memang belum kembali seperti dulu. Keduanya belum mampu menampilkan performa terbaik.
Eng Hian melihat bahwa kapasitas bagus yang ditunjukkan oleh Apri/Fadia selama persiapan pada latihan sepertinya hilang dan tak bisa direalisasikan dalam pertandingan.
"Bisa saya katakan, dari kualitas dan kapasitas hasil latihan, rasanya hanya 30 persen yang muncul atau ditampilkan di pertandingan," tegas Eng Hian.
Pria yang pernah meraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 itu mengatakan belum mengetahui secara pasti penyebab menurunnya performa Apri/Fadia.
"Apa penyebab mereka tidak bisa menampilkan level permainan menyamai kemampuan dan kualitas seperti dalam latihan? Tentu membutuhkan waktu untuk menjawabnya. Apa mereka kini jadi takut kalah? belum ketemu jawabannya," pungkasnya.
Menurut pelatih yang akrab di sapa Koh Didi itu, penampilan minor Apri/Fadia dari sejumlah turnamen belakangan ini membuat ganda putri peringkat ke-12 dunia itu harus bekerja keras untuk mengembalikan teknik dan mental bertanding.
"Sekarang Apri/Fadia sedang mencari bentuk permainan terbaik, mulai dari teknik maupun dari mental bertanding. Mereka diharapkan bisa kembali ke penampilan terbaik seperti saat pertama kali diduetkan dan muncul di turnamen internasional," kata Eng Hian melalui informasi resmi PP PSBI di Jakarta, Senin.
Pada turnamen terakhir yang mereka ikuti, Australian Open 2023 di Sydney pada 1-6 Agustus, Apri/Fadia kandas di babak 16 besar.
Duo Indonesia dikalahkan Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard asal Thailand melalui dua gim langsung 19-21, 21-23. Eng Hian dengan berat hati mengakui bahwa hasil tersebut tidak sesuai dengan harapan.
"Apri/Fadia dan Ana/Tiwi (Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi) belum mampu menampilkan prestasi yang membanggakan. Terbukti kedua pasangan itu sudah tersisih di babak kedua," ungkap Eng Hian.
Penampilan Apri/Fadia dalam enam bulan terakhir memang belum kembali seperti dulu. Keduanya belum mampu menampilkan performa terbaik.
Eng Hian melihat bahwa kapasitas bagus yang ditunjukkan oleh Apri/Fadia selama persiapan pada latihan sepertinya hilang dan tak bisa direalisasikan dalam pertandingan.
"Bisa saya katakan, dari kualitas dan kapasitas hasil latihan, rasanya hanya 30 persen yang muncul atau ditampilkan di pertandingan," tegas Eng Hian.
Pria yang pernah meraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 itu mengatakan belum mengetahui secara pasti penyebab menurunnya performa Apri/Fadia.
"Apa penyebab mereka tidak bisa menampilkan level permainan menyamai kemampuan dan kualitas seperti dalam latihan? Tentu membutuhkan waktu untuk menjawabnya. Apa mereka kini jadi takut kalah? belum ketemu jawabannya," pungkasnya.