Palembang (ANTARA) - Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengajak guru di Ibu kota Sumatera Selatan itu aktif mencegah pernikahan dini dengan selalu mengingatkan dampak negatifnya kepada siswa dan siswi di sekolah.
"Untuk meningkatkan pencegahan pernikahan dini diinstruksikan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) dan Dinas Pendidikan setempat mendorong guru aktif melakukan penyuluhan dampak negatif pernikahan dini," kata Wawako Fitrianti di Palembang, Senin.
Menurut dia, untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, guru diharapkan bisa mengedukasi siswanya mengenai dampak negatif pernikahan di usia muda bagi kesehatan ibu dan anak serta permasalahan sosial akibat pertumbuhan penduduk yang cepat hasil pernikahan usia muda.
Dengan adanya penjelasan dari guru mengenai dampak negatif pernikahan dini, kata dia, siswa dapat memahami dan menjauhkan diri dari pemikiran atau tindakan yang bisa mengarah untuk cepat menikah.
Selain kegiatan tersebut, dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, pihaknya gencar melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran warga kota setempat untuk mengikuti program keluarga berencana (KB).
Untuk meningkatkan kesadaran KB warga kota pempek itu, pihaknya akan terus menggalakkan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya program KB.
"Kesadaran warga kota ini untuk mengikuti program KB cukup tinggi, sehingga kondisi yang baik itu perlu terus ditingkatkan sehingga dapat dicegah terjadi laju pertumbuhan penduduk secara besar-besaran," ujar Fitrianti.
Untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya program KB, pihaknya berupaya menggalakkan sosialisasi dan melakukan pelayanan KB secara gratis di kawasan permukiman penduduk, terutama yang tergolong berpenduduk padat.
Melalui upaya tersebut diharapkan ke depan tidak ada lagi kasus pernikahan dini dan program KB berjalan optimal untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata Wawako Palembang.*
"Untuk meningkatkan pencegahan pernikahan dini diinstruksikan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) dan Dinas Pendidikan setempat mendorong guru aktif melakukan penyuluhan dampak negatif pernikahan dini," kata Wawako Fitrianti di Palembang, Senin.
Menurut dia, untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, guru diharapkan bisa mengedukasi siswanya mengenai dampak negatif pernikahan di usia muda bagi kesehatan ibu dan anak serta permasalahan sosial akibat pertumbuhan penduduk yang cepat hasil pernikahan usia muda.
Dengan adanya penjelasan dari guru mengenai dampak negatif pernikahan dini, kata dia, siswa dapat memahami dan menjauhkan diri dari pemikiran atau tindakan yang bisa mengarah untuk cepat menikah.
Selain kegiatan tersebut, dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, pihaknya gencar melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran warga kota setempat untuk mengikuti program keluarga berencana (KB).
Untuk meningkatkan kesadaran KB warga kota pempek itu, pihaknya akan terus menggalakkan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya program KB.
"Kesadaran warga kota ini untuk mengikuti program KB cukup tinggi, sehingga kondisi yang baik itu perlu terus ditingkatkan sehingga dapat dicegah terjadi laju pertumbuhan penduduk secara besar-besaran," ujar Fitrianti.
Untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya program KB, pihaknya berupaya menggalakkan sosialisasi dan melakukan pelayanan KB secara gratis di kawasan permukiman penduduk, terutama yang tergolong berpenduduk padat.
Melalui upaya tersebut diharapkan ke depan tidak ada lagi kasus pernikahan dini dan program KB berjalan optimal untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata Wawako Palembang.*