Musi Banyuasin (ANTARA) - Ihsan (55) sesekali menyeka bulir-bulir keringat yang jatuh dari dahinya dengan handuk yang menggantung di leher. Bersama dengan anak perempuannya, ia sejenak melepas lelah di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada di Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Selepas Shalat Subuh, ia bersama anak perempuannya berangkat dengan menggunakan sepeda motor dari rumahnya di Kota Jambi menuju kampung halamannya di Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Jarak rumah ke kampung halamannya mencapai 550 kilometer atau biasa ditempuh 20 jam perjalanan.
Saat ditemui di SPBU Bintang Lima Sungai Lilin tersebut, Ihsan dan anaknya sudah menempuh perjalanan sejauh 200 kilometer dengan lama waktu lima jam perjalanan.
“Tadi kena macet cukup panjang di Pasar Sungai Lilin, baik arah menuju Palembang maupun Jambi pun sama-sama macet,” kata Ihsan yang mengenakan baju merah tersebut saat ditemui ANTARA.
Kemacetan tersebut dikarenakan adanya pasar tumpah di kawasan yang dia lalui dan menyebabkan kemacetan hingga lima kilometer. Apalagi jalan di kawasan tersebut menyempit dengan adanya jembatan.
Selain itu, jalan Lintas Timur Sumatera juga mulai dipadati pemudik menuju sejumlah daerah di Sumatera maupun tujuan menuju ke Pulau Jawa.
“Istri dan dua anak berangkat duluan ke Manna naik bus, minggu kemarin. Kalau dengan bus ke Manna itu biasanya 16 jam,” ujar dia.