Bukittinggi (ANTARA) -
Sejumlah lokasi di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mengalami banjir atau digenangi air dan pohon tumbang akibat curah hujan yang tinggi disertai angin kencang sejak Senin (27/08) malam hingga Selasa (28/3) tengah malam.
"Ada lima pohon tumbang di beberapa lokasi, kemudian empat titik kebanjiran digenangi air, tidak ada korban jiwa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bukittinggi, Ibentaro Samudera, Selasa.
Ia mengatakan sesuai laporan pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana (Pusdalops-Pb) BPBD Bukittinggi, semua daerah terdampak kebencanaan itu sudah berhasil ditangani hingga Selasa dini hari.
"Untuk pohon tumbang terjadi di daerah Simpang Mandiangin, Garegeh, Jalan PDRI, Koto Selayan, dan Jalan Soekarno Hatta," katanya.
Pohon tumbang sempat membuat kemacetan dan menghambat akses jalan warga dari arah Bukittinggi ke Payakumbuh serta sebaliknya.
"Juga ada baliho yang tumbang di Simpang Mandiangin. Terhadap hal itu sudah dilakukan pembersihan," katanya.
Sementara untuk daerah yang mengalami kebanjiran berada di Pulai Anak Air, Pintu Kabun, Pakoan Gulai Bancah, dan belakang pengadilan negeri.
"Petugas langsung bereaksi ke lapangan, sudah dilakukan evakuasi warga dan penyedotan air," ujarnya.
Selain pohon tumbang dan banjir, hujan disertai angin kencang saat warga melaksanakan Ibadah Tarawih Ramadan itu juga merusak papan nama Taman Makam Pahlawan (TMP) Gulai Bancah.
"Hujannya besar, anginnya juga kencang sekali, ada beberapa rembesan air yang masuk di sela atap rumah saking kencangnya angin membawa air hujan masuk rumah," kata seorang warga, Radjo (45).
"Saya melihat sendiri pohon tumbang di jalan besar di Garegeh, beruntung tidak ada pengendara jalan yang tertimpa, semoga cuaca ekstrem ini tidak terjadi lagi," tambah warga lainnya, Joni (48).