Baturaja, Sumsel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, memperbaiki akses infrastruktur jalan menuju Situs Cagar Budaya Goa Harimau di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, agar lebih mudah dijangkau wisatawan.
"Karena akses jalan yang ada saat ini sulit dilalui dan masih banyak semak belukar," kata Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Sumsel, Rabu.
Oleh sebab itu, perbaikan dan pembukaan akses jalan segera dilakukan sebelum Museum Goa Harimau yang ada di situs cagar budaya tersebut diresmikan tahun ini.
"Perbaikan akses jalan ini diupayakan dilakukan sebelum peresmian Museum Goa Harimau yang dijadwalkan dilakukan pada pertengahan tahun nanti," katanya.
Untuk itu, Teddy meminta masyarakat OKU khususnya di sekitar Goa Harimau agar mendukung pembangunan tersebut supaya akses menuju situs cagar budaya terbesar di Sumsel itu dapat dibuka dan dibangun.
Menurut dia, sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas PU setempat untuk segera melakukan perbaikan.
Hasilnya, tanah perkebunan warga yang terkena pembangunan akses jalan menuju Goa Harimau akan dibebaskan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Menurut Teddy, jika akses jalan menuju Goa Harimau dibuka tentunya dapat menggeliatkan roda perekonomian masyarakat di wilayah itu.
"Jika banyak wisatawan yang datang tentunya roda perekonomian masyarakat akan lebih bergeliat," tegasnya.
Dikatakan Teddy, Museum Goa Harimau adalah bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang mulai dibangun sejak 2015 hingga 2019.
Sebelumnya, kata dia, rencana peresmian museum megah dengan penggunaan teknologi 3D ini akan dilaksanakan pada 2020 lalu, namun tertunda karena pandemi COVID-19.
"Hasil koordinasi kami dengan pihak kementerian dijadwalkan kembali peresmian dilakukan pada Juni 2023. Oleh sebab itu, sebelum diresmikan diupayakan seluruh persiapan termasuk infrastruktur jalan harus-harus benar layak dan memadai," ujarnya.
Dia menjelaskan Museum Goa Harimau merupakan museum terbesar di Sumsel yang menyimpan peninggalan prasejarah termasuk kerangka manusia purba prasejarah berusia 3.000 tahun dan 15.000 tahun dari dua ras yakni Neomongolit hingga Autoromenalisia yang menceritakan perjalanan manusia purba hingga modern saat ini.
"Di dalam museum itu nantinya dipamerkan berbagai macam peninggalan prasejarah termasuk ribuan kerangka manusia purba yang ditemukan di Goa Harimau beberapa tahun lalu," kata dia.
Museum yang digadang-gadang termodern serta terbesar kedua se-Indonesia itu dikemas dengan penampilan multimedia agar mudah memberikan pemahaman bagi pengunjung nantinya.
"Karena akses jalan yang ada saat ini sulit dilalui dan masih banyak semak belukar," kata Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Sumsel, Rabu.
Oleh sebab itu, perbaikan dan pembukaan akses jalan segera dilakukan sebelum Museum Goa Harimau yang ada di situs cagar budaya tersebut diresmikan tahun ini.
"Perbaikan akses jalan ini diupayakan dilakukan sebelum peresmian Museum Goa Harimau yang dijadwalkan dilakukan pada pertengahan tahun nanti," katanya.
Untuk itu, Teddy meminta masyarakat OKU khususnya di sekitar Goa Harimau agar mendukung pembangunan tersebut supaya akses menuju situs cagar budaya terbesar di Sumsel itu dapat dibuka dan dibangun.
Menurut dia, sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas PU setempat untuk segera melakukan perbaikan.
Hasilnya, tanah perkebunan warga yang terkena pembangunan akses jalan menuju Goa Harimau akan dibebaskan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Menurut Teddy, jika akses jalan menuju Goa Harimau dibuka tentunya dapat menggeliatkan roda perekonomian masyarakat di wilayah itu.
"Jika banyak wisatawan yang datang tentunya roda perekonomian masyarakat akan lebih bergeliat," tegasnya.
Dikatakan Teddy, Museum Goa Harimau adalah bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang mulai dibangun sejak 2015 hingga 2019.
Sebelumnya, kata dia, rencana peresmian museum megah dengan penggunaan teknologi 3D ini akan dilaksanakan pada 2020 lalu, namun tertunda karena pandemi COVID-19.
"Hasil koordinasi kami dengan pihak kementerian dijadwalkan kembali peresmian dilakukan pada Juni 2023. Oleh sebab itu, sebelum diresmikan diupayakan seluruh persiapan termasuk infrastruktur jalan harus-harus benar layak dan memadai," ujarnya.
Dia menjelaskan Museum Goa Harimau merupakan museum terbesar di Sumsel yang menyimpan peninggalan prasejarah termasuk kerangka manusia purba prasejarah berusia 3.000 tahun dan 15.000 tahun dari dua ras yakni Neomongolit hingga Autoromenalisia yang menceritakan perjalanan manusia purba hingga modern saat ini.
"Di dalam museum itu nantinya dipamerkan berbagai macam peninggalan prasejarah termasuk ribuan kerangka manusia purba yang ditemukan di Goa Harimau beberapa tahun lalu," kata dia.
Museum yang digadang-gadang termodern serta terbesar kedua se-Indonesia itu dikemas dengan penampilan multimedia agar mudah memberikan pemahaman bagi pengunjung nantinya.