Baturaja (ANTARA) - Sebanyak 1.600 ekor hewan ternak sapi dan kerbau milik masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan sudah divaksin dosis kedua untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten OKU, Putut Pantoyo di Baturaja, Jumat mengatakan, sejak program tersebut diluncurkan pada awal tahun lalu, hingga saat ini tercatat sebanyak 1.600 ekor sapi dan kerbau sudah mendapat vaksin PMK dua tahap.
Dia mengatakan, pemberian vaksin tersebut dilakukan dengan cara jemput bola ke seluruh peternakan milik masyarakat yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten OKU.
Dalam penyuntikan vaksin pihaknya menerjunkan tim satgas PMK untuk mendatangi langsung tempat-tempat peternakan sapi guna disuntik obat penangkal wabah tersebut.
Hanya saja, kata Putut, pencapaian tersebut masih jauh dari target sasaran mengingat jumlah populasi hewan ternak sapi dan kerbau di daerahnya tercatat mencapai 8.800 ekor.
"Masih sangat jauh karena persediaan dosis vaksin yang didistribusikan untuk Kabupaten OKU tahun ini sangat terbatas. Oleh karena iti untuk hewan ternak yang belum mendapat suntikan vaksin dilanjutkan pada 2023 nanti," katanya.
Dia menjelaskan, pemberian vaksin PMK bagi ternak sapi sebagai program nasional yang di instruksikan oleh pemerintah untuk melindungi sektor peternakan dari penyakit menular dan bisa mengancam kesehatan ternak dan manusia.
Pemberian vaksin tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yang saat ini menjangkit hewan ternak di beberapa daerah di Indonesia.
"Meskipun di Kabupaten OKU belum ada hewan ternak yang terinfeksi PMK, namun upaya antisipasi perlu dilakukan sedini mungkin melalui penyuntikan vaksin tersebut," jelasnya.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten OKU, Putut Pantoyo di Baturaja, Jumat mengatakan, sejak program tersebut diluncurkan pada awal tahun lalu, hingga saat ini tercatat sebanyak 1.600 ekor sapi dan kerbau sudah mendapat vaksin PMK dua tahap.
Dia mengatakan, pemberian vaksin tersebut dilakukan dengan cara jemput bola ke seluruh peternakan milik masyarakat yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten OKU.
Dalam penyuntikan vaksin pihaknya menerjunkan tim satgas PMK untuk mendatangi langsung tempat-tempat peternakan sapi guna disuntik obat penangkal wabah tersebut.
Hanya saja, kata Putut, pencapaian tersebut masih jauh dari target sasaran mengingat jumlah populasi hewan ternak sapi dan kerbau di daerahnya tercatat mencapai 8.800 ekor.
"Masih sangat jauh karena persediaan dosis vaksin yang didistribusikan untuk Kabupaten OKU tahun ini sangat terbatas. Oleh karena iti untuk hewan ternak yang belum mendapat suntikan vaksin dilanjutkan pada 2023 nanti," katanya.
Dia menjelaskan, pemberian vaksin PMK bagi ternak sapi sebagai program nasional yang di instruksikan oleh pemerintah untuk melindungi sektor peternakan dari penyakit menular dan bisa mengancam kesehatan ternak dan manusia.
Pemberian vaksin tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yang saat ini menjangkit hewan ternak di beberapa daerah di Indonesia.
"Meskipun di Kabupaten OKU belum ada hewan ternak yang terinfeksi PMK, namun upaya antisipasi perlu dilakukan sedini mungkin melalui penyuntikan vaksin tersebut," jelasnya.
Pemberian vaksin tersebut difokuskan pada hewan ternak yang sehat dan berumur dua Minggu agar terhindar dari penyebaran penyakit mulut dan kuku.
"Melalui upaya ini diharapkan tidak ada hewan ternak di Kabupaten OKU yang terpapar wabah PMK," harapnya.