Baturaja (ANTARA) - Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan membentuk kebun entres di 10 desa di daerah itu sebagai tempat pembudidayaan berbagai jenis tanaman produktif.
Pendiri JBI OKU, Hendra Setyawan di Baturaja, Rabu mengatakan bahwa hingga saat ini sudah terbentuk kebun entres di 10 desa antara lain Desa Tanjung Sari, Kecamatan Pengandonan, Desa Kemalajaya, Kecamatan Muarajaya, Desa Mendingin dan Ulak Lebar, Kecamatan Ulu Ogan serta Desa Bunga Tanjung dan Sundan, Kecamatan Lengkiti.
Hendra menjelaskan, pembentukan kebun entres ini sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengolah lahan yang ada sebagai media bercocok tanam.
Hal itu juga bertujuan sebagai konservasi genetik tanaman lokal unggul produktif agar keberadaannya tidak punah.
Di kebun entres ini masyarakat diajarkan cara pembibitan berbagai jenis tanaman produktif untuk dibudidayakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan Jejak Bumi Indonesia yang ada di desa-desa tersebut.
"Untuk jenis tanaman yang dibuat pembibitan adalah jenis unggul seperti durian, alpukat, duku, manggis dan lainnya," jelasnya.
Dia menjelaskan, tanaman yang sudah menjadi bibit nantinya akan ditanam di lahan kritis agar menjadi produktif sehingga dapat mensejahterakan petani di daerah itu.
"Setelah pohon-pohon itu tumbuh akan disambung pucuk atau dilakukan dengan sambung bonggol dengan entres pohon unggul sehingga menjadi produktif," katanya.
Selain meningkatkan taraf hidup petani, kata dia, program ini juga sekaligus dapat menyelamatkan kawasan hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kritis agar tetap lestari.
"Dengan dibentuknya kebun entres ini selain meningkatkan taraf hidup masyarakat dari hasil berkebun juga diharapkan dapat melestarikan lahan kritis di Kabupaten OKU agar tetap produktif," harapnya.
Pendiri JBI OKU, Hendra Setyawan di Baturaja, Rabu mengatakan bahwa hingga saat ini sudah terbentuk kebun entres di 10 desa antara lain Desa Tanjung Sari, Kecamatan Pengandonan, Desa Kemalajaya, Kecamatan Muarajaya, Desa Mendingin dan Ulak Lebar, Kecamatan Ulu Ogan serta Desa Bunga Tanjung dan Sundan, Kecamatan Lengkiti.
Hendra menjelaskan, pembentukan kebun entres ini sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengolah lahan yang ada sebagai media bercocok tanam.
Hal itu juga bertujuan sebagai konservasi genetik tanaman lokal unggul produktif agar keberadaannya tidak punah.
Di kebun entres ini masyarakat diajarkan cara pembibitan berbagai jenis tanaman produktif untuk dibudidayakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan Jejak Bumi Indonesia yang ada di desa-desa tersebut.
"Untuk jenis tanaman yang dibuat pembibitan adalah jenis unggul seperti durian, alpukat, duku, manggis dan lainnya," jelasnya.
Dia menjelaskan, tanaman yang sudah menjadi bibit nantinya akan ditanam di lahan kritis agar menjadi produktif sehingga dapat mensejahterakan petani di daerah itu.
"Setelah pohon-pohon itu tumbuh akan disambung pucuk atau dilakukan dengan sambung bonggol dengan entres pohon unggul sehingga menjadi produktif," katanya.
Selain meningkatkan taraf hidup petani, kata dia, program ini juga sekaligus dapat menyelamatkan kawasan hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kritis agar tetap lestari.
"Dengan dibentuknya kebun entres ini selain meningkatkan taraf hidup masyarakat dari hasil berkebun juga diharapkan dapat melestarikan lahan kritis di Kabupaten OKU agar tetap produktif," harapnya.