Palembang (ANTARA) - Para pecinta reptil di Kota Palembang, Sumatera Selatan memberikan literasi seputar hewan ular sebagai hewan peliharaan yang ramah kepada para pengunjung kedai kopi.

Literasi ular “Reptile Encounters” itu diberikan secara gratis oleh Komunitas Reptil Palembang kepada pengunjung Kedai Kopi Lawas, Jalan Dwikora, Ilir Timur 1, Palembang, Minggu.

Ketua pelaksana Viqie Liryne Luris di lokasi, mengatakan kegiatan tersebut diinisiasikan mereka untuk membuka wawasan masyarakat terhadap ular.

Sebab sebagian besar masyarakat yang mereka temui mengaku masih memandang ular sebagai reptil yang seram, menjijikkan bahkan berbahaya mengancam keselamatan bila terkena racun gigitannya.

Namun, kata dia, masyarakat juga mesti mengetahui kalau ada beberapa jenis ular tidak berbisa yang lucu dan ramah, cocok untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan di rumah.

Di antaranya seperti ular Susu Meksiko, Ball Pyton, Ular Jagung, Sanca Kembang yang pada kesempatan tersebut diperkenalkan oleh para anggota Komunitas Reptil Palembang kepada pengunjung kedai kopi yang bernuansa hutan ini.

“Kami beri pemahaman ini lah jenis ular yang tidak berbahaya dan bisa dipelihara. Pengunjung dipersilahkan berinteraksi memegang langsung ular yang menurut kami, dengan memeliharanya bisa menimbulkan kesenangan hingga menghilangkan stres dari padatnya aktivitas sehari-hari,” kata dia.

Untuk itu, Komunitas Reptil Palembang mengadakannya di Kedai Kopi karena kebanyakan pengunjungnya ialah mahasiswa – pekerja yang memiliki kepenatan dan butuh hiburan anti mainstream.

Pihaknya mengagendakan kegiatan literasi seperti ini secara rutin setiap tiga kali dalam sebulan, yang biasanya dilakukan di taman-taman kota, mal atau pusat perbelanjaan, kawasan pedestrian Palembang.

Sementara itu, Widya (21), salah satu pengunjung kedai kopi, mengaku dirinya sebelumnya sama sekali tidak berminat pada ular yang ditakutinya sejak berusia balita.

Namun setelah mendapatkan pemahaman dan berinteraksi langsung dalam kegiatan itu, rasa ketakutannya terhadap ular pun hilang.

“Saya phobia sekali dengan ular, menjijikkan dan seram. Tadi setelah dipaksa untuk berinteraksi memegangnya, dan ternyata tidak semengerikan apa yang saya fikirkan selama ini,” kata dia, bahkan mulai tertarik untuk memelihara ular jenis Susu Meksiko di rumahnya.

Mahasiswi Fakultas Hukum Unsri itu berharap kegiatan literasi pengenalan ular tersebut bisa berkelanjutan supaya orang yang memiliki pengalaman sama sepertinya tidak takut lagi dengan ular.

Ketua Komunitas Reptil Palembang Abah Rafiq mengatakan merawat ular sebagai hewan peliharaan terbilang cukup mudah tapi butuh konsistensi dan keseriusan.

Tipsnya bagi para pemula perlu menyediakan ruang penyimpanan seperti memanfaatkan box plastik atau pun akuarium kaca, kemudian menjamin pasokan air, dan memberi makan secara turin.

Pemelihara mesti memperhatikan asupan makanan karena di sinilah letak kerawanan yang biasanya menyebabkan ular peliharaan mati. Mengingat untuk memelihara ular direkomendasikan mulai sejak berusia anakan 1-2 bulan.

Pada umumnya ular bisa diberikan makanan berupa tikus, kodok atau anak ayam setiap hari pada pagi dan malam tergantung usia dan ukuran ular.

“Ya, dari semua itu yang paling penting ialah komitmen untuk memelihara, karena jika tidak malah bisa menyebabkan ular itu mati sia-sia,” kata dia.


Pewarta : Muhammad Riezko Bima Elko
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024