Sungailiat, Bangka (ANTARA) -
Menurut pengurus Kelenteng Sempurna Jaya Lubuk Kelik Sungailiat Akhiong dalam keterangan, Jumat, sembahyang rebut merupakan tradisi tahunan etnis Tionghoa sebagai pelestarian budaya.
"Sembahyang rebut dimulai sejak tanggal 11 sampai 12 Agustus 2022 dan puncak ritual dilaksanakan pada Jumat malam," jelasnya.
Sembahyang rembut tahun ini digelar warga etnis Tionghoa lebih meriah dibanding dua tahun sebelumnya atau saat pandemi COVID-19, bahkan ada pengurus kelenteng sengaja tidak menggelar sembahyang rebut saat kasus COVID-19 meningkat.
Akhiong mengatakan, pengurus Kelenteng Sempurna Jaya Lubuk Kelik akan menggelar atau menyalurkan bantuan sosial kepada warga di wilayah itu berupa besar yang mencapai total dua ton lebih.
"Panitia sembahyang rebut akan membagikan bantuan beras untuk warga dan akan diisi dengan hiburan masyarakat," katanya.
Beras akan dibagikan tidak hanya untuk warga etnis Tionghoa melainkan warga dari suku yang lain. Etnis Tionghoa di Bangka hidup rukun dengan warga dari suku yang lain sebagai bukti tertanam erat toleransi antar suku.
Melalui tradisi ritual sembahyang rembut diharapkan mampu membangkitkan kecintaan generasi muda Tionghoa pada budaya warisan leluhur.
Warga etnis Tionghoa di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar ritual sembahyang rebut dipusatkan di sejumlah kelenteng di daerah itu.
Menurut pengurus Kelenteng Sempurna Jaya Lubuk Kelik Sungailiat Akhiong dalam keterangan, Jumat, sembahyang rebut merupakan tradisi tahunan etnis Tionghoa sebagai pelestarian budaya.
"Sembahyang rebut dimulai sejak tanggal 11 sampai 12 Agustus 2022 dan puncak ritual dilaksanakan pada Jumat malam," jelasnya.
Sembahyang rembut tahun ini digelar warga etnis Tionghoa lebih meriah dibanding dua tahun sebelumnya atau saat pandemi COVID-19, bahkan ada pengurus kelenteng sengaja tidak menggelar sembahyang rebut saat kasus COVID-19 meningkat.
Akhiong mengatakan, pengurus Kelenteng Sempurna Jaya Lubuk Kelik akan menggelar atau menyalurkan bantuan sosial kepada warga di wilayah itu berupa besar yang mencapai total dua ton lebih.
"Panitia sembahyang rebut akan membagikan bantuan beras untuk warga dan akan diisi dengan hiburan masyarakat," katanya.
Beras akan dibagikan tidak hanya untuk warga etnis Tionghoa melainkan warga dari suku yang lain. Etnis Tionghoa di Bangka hidup rukun dengan warga dari suku yang lain sebagai bukti tertanam erat toleransi antar suku.
Melalui tradisi ritual sembahyang rembut diharapkan mampu membangkitkan kecintaan generasi muda Tionghoa pada budaya warisan leluhur.