Palembang (ANTARA) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) mengoptimalkan produksi pupuk untuk mendukung ketahanan pangan nasional di tengah ketidakpastian global terkait adanya sejumlah negara yang mengalami krisis pangan.
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh mengatakan Pusri sebagai perusahaan produsen pupuk dan agrokimia secara optimal akan terus beroperasi dan memproduksikan pupuk serta produk inovasi lainnya.
“Kami senantiasa mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional agar produktivitas pangan dapat berjalan dalam negeri dapat berjalan dengan baik,” kata Tri dalam rilis pers, Selasa.
Tri juga mengajak seluruh pegawai Pusri untuk tetap memperbarui informasi dan melek terhadap permasalahan dunia, terutama generasi milenial yang saat ini mendominasi di perusahaan.
Ia mengharapkan para milenial melahirkan ide-ide segar yang dapat berguna bagi bangsa dan negara. Pada 2022, Pusri menargetkan memproduksi 2,6 juta ton pupuk Urea dan 1,3 juta ton NPK.
Permasalahan yang kini dihadapi Indonesia cukup beragam dan kompleks, terutama pasca pandemi COVID-19.
Saat ini sektor bisnis mulai berbenah untuk bangkit kembali sehingga semua pihak harus optimistis dan terus berinovasi demi kesejahteraan bersama.
Baca juga: Gubernur Lemhanas ingatkan Pusri kawal distribusi pupuk
Direktur Utama Pusri Tri Wahyudi Saleh menyambut dengan baik kunjungan sekaligus workshop yang dilakukan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto ke PT Pusri Palembang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), Senin (1/8).
Dalam kesempatan tersebut Andi menjadi narasumber workshop yang disaksikan pula oleh selururuh karyawan Pusri secara hybrid dengan tema “Semangat Patriotisme Insan Pusri dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional”.
Andi mengatakan saat ini dunia sedang merasakan perang Rusia dan Ukraina karena kelancaran distribusi pangan menjadi terganggu.
“Indonesia berharap permasalahan kedua negara ini segera berakhir, bahkan Presiden Jokowi turun langsung dalam menciptakan komunikasi yang strategis antarkedua negara agar pemasalahan tersendatnya jalur pangan dari Rusia bisa terbuka,” kata Andi.
Tantangan ke depan pun semakin berat karena adanya ledakan besar (disrupsi) di rantai pasok setelah pandemi.
Disrupsi rantai pasok global yang masih berlangsung sampai saat ini harus diantisipasi dengan melakukan lompatan teknologi dalam model bisnis.
Dinamika geopolitik energi pun diwarnai dengan isu perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang akan membawa dampak negatif di banyak negara, terutama negara-negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor pertanian, termasuk Indonesia.
Baca juga: Pusri alokasikan pupuk bersubsidi di Lampung seratus persen lebih
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh mengatakan Pusri sebagai perusahaan produsen pupuk dan agrokimia secara optimal akan terus beroperasi dan memproduksikan pupuk serta produk inovasi lainnya.
“Kami senantiasa mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional agar produktivitas pangan dapat berjalan dalam negeri dapat berjalan dengan baik,” kata Tri dalam rilis pers, Selasa.
Tri juga mengajak seluruh pegawai Pusri untuk tetap memperbarui informasi dan melek terhadap permasalahan dunia, terutama generasi milenial yang saat ini mendominasi di perusahaan.
Ia mengharapkan para milenial melahirkan ide-ide segar yang dapat berguna bagi bangsa dan negara. Pada 2022, Pusri menargetkan memproduksi 2,6 juta ton pupuk Urea dan 1,3 juta ton NPK.
Permasalahan yang kini dihadapi Indonesia cukup beragam dan kompleks, terutama pasca pandemi COVID-19.
Saat ini sektor bisnis mulai berbenah untuk bangkit kembali sehingga semua pihak harus optimistis dan terus berinovasi demi kesejahteraan bersama.
Baca juga: Gubernur Lemhanas ingatkan Pusri kawal distribusi pupuk
Direktur Utama Pusri Tri Wahyudi Saleh menyambut dengan baik kunjungan sekaligus workshop yang dilakukan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto ke PT Pusri Palembang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), Senin (1/8).
Dalam kesempatan tersebut Andi menjadi narasumber workshop yang disaksikan pula oleh selururuh karyawan Pusri secara hybrid dengan tema “Semangat Patriotisme Insan Pusri dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional”.
Andi mengatakan saat ini dunia sedang merasakan perang Rusia dan Ukraina karena kelancaran distribusi pangan menjadi terganggu.
“Indonesia berharap permasalahan kedua negara ini segera berakhir, bahkan Presiden Jokowi turun langsung dalam menciptakan komunikasi yang strategis antarkedua negara agar pemasalahan tersendatnya jalur pangan dari Rusia bisa terbuka,” kata Andi.
Tantangan ke depan pun semakin berat karena adanya ledakan besar (disrupsi) di rantai pasok setelah pandemi.
Disrupsi rantai pasok global yang masih berlangsung sampai saat ini harus diantisipasi dengan melakukan lompatan teknologi dalam model bisnis.
Dinamika geopolitik energi pun diwarnai dengan isu perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang akan membawa dampak negatif di banyak negara, terutama negara-negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor pertanian, termasuk Indonesia.
Baca juga: Pusri alokasikan pupuk bersubsidi di Lampung seratus persen lebih