Jakarta (ANTARA) - Tanah Air kembali berduka dan untuk kesekian kalinya Jumat mengantarkan salah satu putra terbaik bangsa kembali rebah di pangkuan Sang Maha Kuasa.

Ia adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo. Setelah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit, Sekretaris Kemenpan RB Rini Widyantini mengonfirmasi berita duka itu pada Jumat 1 Juli 2022.

Baca juga: Menteri PANRB Tjahjo Kumolo meninggal dunia

"Bapak Menteri telah dipanggil Allah Swt pada hari ini pukul 11.10 WIB. Kami mohon doa dari Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian, semoga beliau diterima di sisi-Nya," kata Rini dalam pesan singkatnya.

Sebelum menjabat sebagai Menpan RB sejak 23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju, jejak karir politik Tjahjo yang gemilang telah menyentuh beberapa posisi penting.

Pertama, kader PDI Perjuangan sejak tahun 1998 itu terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2009—2014. Di sela-sela menjabat sebagai wakil rakyat, Tjahjo pun mengemban amanah di partai banteng moncong putih itu sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP periode 2010—2015.

Baca juga: Muhaimin: Pak Tjahjo sosok tiada lelah berbuat untuk bangsa

Amanah lain yang diemban Tjahjo demi kebaikan dan kemajuan Bumi Pertiwi adalah sebagai Menteri Dalam Negeri, mulai 27 Oktober 2014 sampai dengan 20 Oktober 2019 pada Kabinet Kerja. Kemudian, dia beralih menjadi Pelaksana Tugas (Plt.) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) pada 1 Oktober 2019 hingga 20 Oktober 2019.

Dalam rekam jejak karirnya berpolitik, Tjahjo mendapatkan beragam penilaian yang baik, khususnya dari Presiden Joko Widodo. Saat mengenalkan Tjahjo sebagai Mendagri kepada masyarakat di tahun 2014, Jokowi memuji Tjahjo sebagai politikus profesional, demokratis, dan tegas.

Baca juga: Masinton: Tjahjo telah dirawat di RS sebelum Rakernas PDIP

Tak hanya di situ, penilaian yang sama baiknya datang pula dari Lembaga Klimatologi Politik (LKP). Sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenpan RB, Tjahjo, dalam riset dan kajian akademik LKP 1 April 2015 sampai Agustus 2015, dinilai sebagai salah satu menteri yang paling konsisten mengimplementasikan gagasan besar Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tjahjo dinilai paling mengerti hal-hal yang tersirat dan tersurat dalam Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno.

Menurut hasil riset dan kajian LKP itu, dengan gaya yang tenang, Tjahjo selalu konsisten dan memiliki kemauan besar dalam menjalankan ide-ide besar Presiden Jokowi. Tjahjo Kumolo pun dijuluki sebagai "La Ode Lakina Kaogesana Lipu". Julukan itu diberikan saat dia melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, pada 10 Oktober 2015.

Baca juga: Jenazah Tjahjo Kumolo akan disemayamkan di Masjid PAN RB

"La Ode" berarti pemberian pujian atau penghargaan kepada seseorang oleh adat Kesultanan Buton sebagai negarawan atau bangsawan yang selalu berjuang membangun bangsa, agama, dan mempertahankan adat yang menjadikan budaya.

Lalu, "Kaogesana" berarti pembesar atau atasan dengan tingkat kedudukan sosial yang tinggi dalam Kesultanan Buton, sedangkan "Lipu" berarti wilayah yang meliputi negara, daerah, kecamatan, kelurahan, dan desa.

Gemilang karir seorang Tjahjo Kumolo pun tak dapat dilepaskan dari jejak pendidikan yang telah ia tempuh. Usai mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Semarang, Jawa Tengah, Tjahjo diketahui melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Semasa berkuliah, Tjahjo aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Bahkan, dia pernah menjadi Ketua Umum DPP KNPI periode 1990-1993.

Sosok yang tenang, sederhana, dan murah senyum

Banyak hal baik yang melekat tentang pria kelahiran 1 Desember 1957 di Surakarta, Jawa Tengah, itu. Di hati dan pikiran orang-orang di sekitarnya, Tjahjo dinilai sebagai sosok yang tenang, sederhana, dan murah senyum.

Melalui wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta, anggota DPR RI Junimart Girsang mengenang Tjahjo sebagai sosok humanis dan senantiasa berempati, terutama menyangkut calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Sebagaimana jabatan yang diembannya, Tjahjo begitu menguasai persoalan kepegawaian.

"Beliau juga sangat menguasai soal kepegawaian dan beliau empati dan humanis, apalagi menyangkut CPNS, PPPK, dan lain-lain," kata Junimart.

Kebaikan Tjahjo juga abadi dalam ingatan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jumat, Dasco menyampaikan bahwa Tjahjo merupakan sosok sahabat yang baik. Walaupun berada di bawah naungan bendera partai yang berbeda, Dasco dan Tjahjo sering bertukar pikiran.

Kemudian, rekan Tjahjo dari PDI Perjuangan, Eriko Sotarduga mengenang Tjahjo sebagai sosok yang sederhana, selalu tersenyum dengan senyum khasnya, dan mengajarkan kesabaran, perjuangan, dan percaya bahwa segala hal akan indah pada waktunya.

"Saya selalu belajar kepada beliau mengenai kehidupan bahwa dengan senyuman yang khas itu mengajarkan kita untuk selalu sabar, berjuang, dan percayalah semua akan indah pada waktunya. Itu yang saya banyak belajar dari beliau," kata Eriko kepada wartawan saat mengunjungi Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, Jumat.

Politikus PDI Perjuangan itu juga menyampaikan ungkapan duka cita mendalam dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Megawati memerintahkan seluruh jajarannya untuk memberikan pelayanan dan penghormatan terakhir secara terbaik kepada Tjahjo Kumolo.

Megawati menilai Tjahjo Kumolo merupakan kader terbaik PDI Perjuangan, tambahnya.

"Kami semua, kader PDI Perjuangan di Indonesia, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas berpulangnya Bapak Tjahjo Kumolo," kata Eriko.

Ketua DPR Puan Maharani juga diliputi duka amat mendalam. Bagi Puan, Tjahjo merupakan salah satu senior yang berpengaruh bagi perjalanan karier politiknya. Dia mengenang Tjahjo sebagai sosok yang sangat tenang dan memiliki kematangan politik. Hal itu terlihat saat mereka hendak mengambil keputusan-keputusan penting.

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla juga mengenang Tjahjo Kumolo sebagai sosok yang baik secara pribadi dan tekun dalam menjalankan tugas pemerintahan.

"Beliau adalah orang yang sangat baik dalam pribadi dan pemerintahan," kata JK.

Di hari duka ini, kepada para wartawan, putri sulung Tjahjo Kumolo Rahajeng Widyaswari mengatakan keluarga besar berencana menyemayamkan sang ayah ke peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.

Sebelum dimakamkan, Rahajeng mengatakan jenazah Tjahjo Kumolo akan dimandikan di Rumah Dinas Menpan RB dan disalatkan di Masjid Kemenpan RB, Jakarta.

Ucapan duka terus mengalir mengantar kepergian Tjahjo Kumolo. Selamat jalan sosok nan tenang dan murah senyum, Tjahjo Kumolo.
 

Pewarta : Tri Meilani Ameliya
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024