Jakarta (ANTARA) - Keberuntungan Gregoria Mariska Tunjung di ajang Malaysia Open 2022 harus berakhir di babak kedua setelah dikalahkan juara Asia asal China, Wang Zhi Yi yang bermain penuh dominasi di Kuala Lumpur, Kamis.
Skor 19-21, 13-21 yang diterima Gregoria menjadi ujung perjuangannya di turnamen level BWF Super 750, setelah sebelumnya membuat kejutan dengan mengalahkan peringkat satu dunia Akane Yamaguchi di babak pembuka.
Baca juga: Tunggal putri Gregoria batal ke Swiss Open karena positif COVID-19
"Di awal gim mainnya sudah enak, tapi lawan bisa memberikan serangan balik dengan pola yang baik sehingga saya kesulitan untuk dapat momentum. Saya terlalu banyak ragu sehingga sulit menentukan strategi terbaik," kata Gregoria dalam keterangan resminya di Jakarta.
Disinggung mengenai pertemuan terakhir yang berhasil dimenangkan, Gregoria mengaku hasil itu tidak bisa dijadikan patokan karena sudah terjadi lima tahun lalu saat Kejuaraan Dunia Junior 2017.
Baca juga: Gregoria mengaku sempat terbawa permainan lawan
"Pertemuan pertama saya dengan dia sudah terjadi lima tahun lalu, tidak bisa dijadikan patokan. Namun dari segi pola permainan dia tidak banyak berubah, hanya kualitasnya memang sudah di atas," jelas Gregoria.
Gregoria juga sadar betul, kekurangannya masih di seputar faktor non-teknis. Ia pun melakukan segala cara untuk memperbaiki hal termasuk berkonsultasi dengan psikolog.
"Saya harus perbaiki fokus, tadi banyak melakukan kesalahan karena terlalu memikirkan kekurangan saya. Saya juga sudah konsultasi dengan psikolog dan semoga faktor ini bisa teratasi walau saya tahu perlu waktu," ungkap Gregoria.
Skor 19-21, 13-21 yang diterima Gregoria menjadi ujung perjuangannya di turnamen level BWF Super 750, setelah sebelumnya membuat kejutan dengan mengalahkan peringkat satu dunia Akane Yamaguchi di babak pembuka.
Baca juga: Tunggal putri Gregoria batal ke Swiss Open karena positif COVID-19
"Di awal gim mainnya sudah enak, tapi lawan bisa memberikan serangan balik dengan pola yang baik sehingga saya kesulitan untuk dapat momentum. Saya terlalu banyak ragu sehingga sulit menentukan strategi terbaik," kata Gregoria dalam keterangan resminya di Jakarta.
Disinggung mengenai pertemuan terakhir yang berhasil dimenangkan, Gregoria mengaku hasil itu tidak bisa dijadikan patokan karena sudah terjadi lima tahun lalu saat Kejuaraan Dunia Junior 2017.
Baca juga: Gregoria mengaku sempat terbawa permainan lawan
"Pertemuan pertama saya dengan dia sudah terjadi lima tahun lalu, tidak bisa dijadikan patokan. Namun dari segi pola permainan dia tidak banyak berubah, hanya kualitasnya memang sudah di atas," jelas Gregoria.
Gregoria juga sadar betul, kekurangannya masih di seputar faktor non-teknis. Ia pun melakukan segala cara untuk memperbaiki hal termasuk berkonsultasi dengan psikolog.
"Saya harus perbaiki fokus, tadi banyak melakukan kesalahan karena terlalu memikirkan kekurangan saya. Saya juga sudah konsultasi dengan psikolog dan semoga faktor ini bisa teratasi walau saya tahu perlu waktu," ungkap Gregoria.