Mekkah (ANTARA) - Jamaah haji Indonesia membawa makanan khas dari daerah masing-masing sebagai bekal pelepas rindu pada kampung halaman selama di Tanah Suci, Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji 1443H/2022M.
"Makanan dibawa dari Tanah Air, ada bumbu pecel, sambal teri. Kalau kangen makan ini, biar semangat makannya," kata Zumrotun calon haji asal Pati, Jawa Tengah yang tergabung dalam Embarkasi Solo (SOC) 1 di Mekkah, Kamis.
Zumrotun yang tidak didampingi suami ke Tanah Suci, karena sudah melewati batas usia yang ditentukan, yaitu 65 tahun itu mengatakan dengan makan bekal yang dibawa mengingatkannya akan kampung halaman sekaligus melepas rindu.
"Makannya dicampur dengan makanan yang didapat disini, jadi ingat ke kampung," katanya sambil memperlihatkan sambal teri yang dibungkus plastik.
Begitu juga dengan Juniar, dari kloter 1 Embarkasi Padang (PDG) 1 yang membawa berbagai jenis makanan khas dari kota yang terkenal dengan kulinernya itu.
Ia membawa rendang daging, ikan bilis yang merupakan ikan khas dari Danau Maninjau, ada juga teman sekamarnya yang membawa rendang pakis dan abon.
"Makanan disini enak, alhamdulillah sudah disiapkan tiga kali makan, tapi karena kami orang Padang biasa dengan makanan yang pedas, jadi bawa sambal sendiri," kata Juniar.
Elly Warni Mustafa dari Embarkasi PDG 1 juga membawa makanan khas Padang lainnya, seperti serundeng, bada ikan disangrai dan ada yang membawa makanan instan seperti mie instan.
Jamaah haji tahun ini mendapatkan tiga kali makan, yaitu pagi, siang dan malam dengan menu yang bervariasi dan takaran yang sudah disesuaikan dengan pemenuhan gizi.
Selain itu, makanan yang disajikan bagi jamaah juga disesuaikan dengan selera dan cita rasa nusantara yang dimasak oleh juru masak asli Indonesia, seperti rendang, terong balado, semur daging dan lainnya.
"Makanan dibawa dari Tanah Air, ada bumbu pecel, sambal teri. Kalau kangen makan ini, biar semangat makannya," kata Zumrotun calon haji asal Pati, Jawa Tengah yang tergabung dalam Embarkasi Solo (SOC) 1 di Mekkah, Kamis.
Zumrotun yang tidak didampingi suami ke Tanah Suci, karena sudah melewati batas usia yang ditentukan, yaitu 65 tahun itu mengatakan dengan makan bekal yang dibawa mengingatkannya akan kampung halaman sekaligus melepas rindu.
"Makannya dicampur dengan makanan yang didapat disini, jadi ingat ke kampung," katanya sambil memperlihatkan sambal teri yang dibungkus plastik.
Begitu juga dengan Juniar, dari kloter 1 Embarkasi Padang (PDG) 1 yang membawa berbagai jenis makanan khas dari kota yang terkenal dengan kulinernya itu.
Ia membawa rendang daging, ikan bilis yang merupakan ikan khas dari Danau Maninjau, ada juga teman sekamarnya yang membawa rendang pakis dan abon.
"Makanan disini enak, alhamdulillah sudah disiapkan tiga kali makan, tapi karena kami orang Padang biasa dengan makanan yang pedas, jadi bawa sambal sendiri," kata Juniar.
Elly Warni Mustafa dari Embarkasi PDG 1 juga membawa makanan khas Padang lainnya, seperti serundeng, bada ikan disangrai dan ada yang membawa makanan instan seperti mie instan.
Jamaah haji tahun ini mendapatkan tiga kali makan, yaitu pagi, siang dan malam dengan menu yang bervariasi dan takaran yang sudah disesuaikan dengan pemenuhan gizi.
Selain itu, makanan yang disajikan bagi jamaah juga disesuaikan dengan selera dan cita rasa nusantara yang dimasak oleh juru masak asli Indonesia, seperti rendang, terong balado, semur daging dan lainnya.