Kaduna (ANTARA) - Kelompok bersenjata telah membebaskan 11 penumpang yang diculik dalam serangan terhadap sebuah kereta api di Nigeria utara pada akhir Maret.
Menteri negara urusan transportasi Gbemisola Saraki mengatakan dalam sebuah pernyataan, Sabtu malam, bahwa pemerintah sedang berusaha agar semua penumpang yang diculik dibebaskan.
Diduga, puluhan penumpang lain masih disandera oleh kelompok tersebut.
Penumpang yang dibebaskan dibawa ke rumah sakit di Abuja.
Saraki tidak mengatakan bagaimana dan di mana mereka dibebaskan, atau apakah ada uang tebusan yang dibayarkan.
Kelompok bersenjata, yang disebut bandit oleh masyarakat setempat, meledakkan rel kereta api rute Abuja-Kaduna di wilayah utara pada 28 Maret.
Mereka lalu menembaki kereta malam itu sehingga delapan orang tewas.
Perusahaan kereta api negara Nigeria semula mengatakan pihaknya tidak bisa menjelaskan 168 orang yang menurut catatan penumpang telah memesan perjalanan dengan kereta itu.
Keberadaan penumpang lalu ditelusuri dan sebagian besar diketahui telah kembali ke rumah masing-masing. Namun, 65 lainnya dipastikan hilang.
Video yang kemudian dirilis oleh terduga bandit memperlihatkan sejumlah orang dalam penyanderaan yang mengaku sebagai penumpang kereta tersebut.
"Kita bersyukur atas perkembangan yang positif ini, kita sama-sama merasakan kesedihan semua korban dan keluarga mereka, yang sayangnya telah dan masih mengalami trauma yang tak terbayangkan sejak peristiwa tragis itu," kata Saraki.
Bandit-bandit telah membunuh dan menculik ratusan orang demi tebusan di Nigeria utara, sehingga masyarakat setempat ketakutan.
Dalam Perayaan Hari Demokrasi pada Minggu, Presiden Muhammadu Buhari mengatakan warga Nigeria khawatir dengan situasi yang makin tidak aman.
Dia memastikan digelarnya pemilihan umum yang aman pada awal 2023.
"Saya menjalani hari-hari dengan kesedihan dan kekhawatiran pada semua korban dan tawanan terorisme dan penculikan," kata Buhari dalam pidato televisi.
Sumber: Reuters
Menteri negara urusan transportasi Gbemisola Saraki mengatakan dalam sebuah pernyataan, Sabtu malam, bahwa pemerintah sedang berusaha agar semua penumpang yang diculik dibebaskan.
Diduga, puluhan penumpang lain masih disandera oleh kelompok tersebut.
Penumpang yang dibebaskan dibawa ke rumah sakit di Abuja.
Saraki tidak mengatakan bagaimana dan di mana mereka dibebaskan, atau apakah ada uang tebusan yang dibayarkan.
Kelompok bersenjata, yang disebut bandit oleh masyarakat setempat, meledakkan rel kereta api rute Abuja-Kaduna di wilayah utara pada 28 Maret.
Mereka lalu menembaki kereta malam itu sehingga delapan orang tewas.
Perusahaan kereta api negara Nigeria semula mengatakan pihaknya tidak bisa menjelaskan 168 orang yang menurut catatan penumpang telah memesan perjalanan dengan kereta itu.
Keberadaan penumpang lalu ditelusuri dan sebagian besar diketahui telah kembali ke rumah masing-masing. Namun, 65 lainnya dipastikan hilang.
Video yang kemudian dirilis oleh terduga bandit memperlihatkan sejumlah orang dalam penyanderaan yang mengaku sebagai penumpang kereta tersebut.
"Kita bersyukur atas perkembangan yang positif ini, kita sama-sama merasakan kesedihan semua korban dan keluarga mereka, yang sayangnya telah dan masih mengalami trauma yang tak terbayangkan sejak peristiwa tragis itu," kata Saraki.
Bandit-bandit telah membunuh dan menculik ratusan orang demi tebusan di Nigeria utara, sehingga masyarakat setempat ketakutan.
Dalam Perayaan Hari Demokrasi pada Minggu, Presiden Muhammadu Buhari mengatakan warga Nigeria khawatir dengan situasi yang makin tidak aman.
Dia memastikan digelarnya pemilihan umum yang aman pada awal 2023.
"Saya menjalani hari-hari dengan kesedihan dan kekhawatiran pada semua korban dan tawanan terorisme dan penculikan," kata Buhari dalam pidato televisi.
Sumber: Reuters