Palembang (ANTARA) - Digitalisasi sistem pembayaran menjadi solusi masa depan perekonomian Indonesia karena dapat memperlancar arus distribusi barang dan jasa.

Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Muhammad Edhie Purnawan mengatakan berdasarkan hasil riset di banyak negara disebutkan bahwa suatu negara dapat mempercepat pertumbuhan ekonominya karena penerapan digitalisasi.

“Kini kita meyakini bahwa digitalisasi ini menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi,” kata akademisi dari Universitas Gadjah Mada ini dalam acara Side Event Presidensi G20 Indonesia Leaders Talk Digitalization on Payment System South Sumatera Digital Economy dan Finance di Palembang, Jumat.

Namun untuk menerapkan digitalisasi ini terdapat sejumlah tantangan, salah satunya ketersediaan infrastruktur.

Sejauh ini, infrastruktur internet belum merata di Indonesia sehingga pengguna hanya terpusat di kota-kota besar.

Untuk itu, dibutuhkan komitmen dari pemerintah untuk fokus dalam penyediaan infrastruktur internet ini karena digitalisasi juga dianggap sebagai solusi bagi dunia untuk pulih dari pandemi COVID-19.
Baca juga: DPR mendorong BI-OJK tingkatkan literasi pembayaran digital

Hingga kini, meski pandemi mulai usai, bisa dikatakan dunia tetap tak bisa lepas dari masalah.

Bahkan, masalah yang datang justru cukup berat (terkait perang Rusia-Ukraina), yang mana menyebabkan gejolak ekonomi terjadi di mana-mana termasuk di Indonesia.

“Seperti Amerika yang dihadapkan pada krisis energi. Sementara Indonesia masih bisa bertahan karena masih memiliki cadangan,” kata dia.

Belum lagi harga minyak dunia yang terus melambung, sehingga ini pun turut mempengaruhi keuangan Indonesia.

“Kuncinya kita harus penuhi kebutuhan sendiri, dan untuk memperlancar arus distribusi ini tak lain dengan cara digitalisasi,” kata dia.

Menurutnya, adanya sistem pembayaran QR Code QRIS yang dijalankan Bank Indonesia membuat sistem pembayaran digital menjadi lebih masif di masyarakat.

“Yang jelas transaksi ini jika dijamin bank sentral tentunya akan lebih aman,” kata dia.

Bank Indonesia mencatat jumlah konsumen baru pengguna transaksi digital melejit hingga mencapai total 21 juta pada 2022 karena dipengaruhi pandemi COVID-19 dalam tiga tahun terakhir yang memaksa masyarakat mengurangi mobilitas.
Baca juga: BI: Sistem pembayaran digital membuat proses ekonomi menjadi lebih baik

Pewarta : Dolly Rosana
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024