Ternate (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) mengakui pengembangan tenun Ternate hampir punah, karena pelaku dan pengrajin di Kota Ternate kian hari makin berkurang.
Ketua Dekranasda Merlisa Tauhid di Ternate, Senin, mengatakan Dekranasda akan terus mendorong pengembangan tenun Ternate, karena hampir punah dan hingga kini tersisa empat pelaku penenun dari Ternate.
"Daerah lain di Indonesia tengah geliat kembangkan penenun khas daerah, sehingga Dekranasda Ternate memberi masukan agar bersama-sama bertanggung jawab seluruh OPD terkait, agar ada kolaborasi dan semangat yang sama majukan tenun Ternate," kata Merlisa.
Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Disperindag Kota Ternate untuk mendatangkan instruktur bisa kembangkan tenun Ternate. Sebab, kalau saat ini membutuhkan tenun Ternate sangat terbatas, sehingga dengan adanya galeri PKK di benteng oranye dapat dijadikan tempat pelatihan selama 3 bulan bagi pelaku usaha tenun Ternate.
Selain itu, tentunya peserta dapat mendapatkan pengetahuan untuk melestarikan industri kerajinan tenun Ternate dan penenun mendapat perhatian dari OPD terkait.
Dia menyatakan pendampingan pengembangan dan diversifikasi produk dilakukan melalui pelatihan teknik menenun dengan menggunakan gedogan dan ATBM kepada 20 peserta penenun.
Sementara itu, Wali Walikota Ternate dihubungi menyatakan, pengembangan tenun Ternate harus ada kolaborasi dengan OPD untuk menciptakan team work yang kuat dan didukung.
Sehingga, adanya fasilitas Benteng Oranye Ternate dapat dijadikan lokasi kreatif yang menghasilkan berbagai hasil produktif, karena bisa melahirkan UMKM yang kreatif.
Menurut dia, kegiatan ini bisa menghasilkan pendapatan karena saat ada momen yang mendatangkan berbagai masyarakat ke Ternate, seperti Sail Tidore pada November 2022, Dekranasda mendapatkan keuntungan sebesar Rp150 juta.
Meskipun kegiatannya di Sofifi, pemkot beri ruang sebesar-besarnya untuk mendapatkan bantuan kredit dari perbankan, ruang promosi melalui pameran yang menjadi kekuatan bagi Ternate.
Ketua Dekranasda Merlisa Tauhid di Ternate, Senin, mengatakan Dekranasda akan terus mendorong pengembangan tenun Ternate, karena hampir punah dan hingga kini tersisa empat pelaku penenun dari Ternate.
"Daerah lain di Indonesia tengah geliat kembangkan penenun khas daerah, sehingga Dekranasda Ternate memberi masukan agar bersama-sama bertanggung jawab seluruh OPD terkait, agar ada kolaborasi dan semangat yang sama majukan tenun Ternate," kata Merlisa.
Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Disperindag Kota Ternate untuk mendatangkan instruktur bisa kembangkan tenun Ternate. Sebab, kalau saat ini membutuhkan tenun Ternate sangat terbatas, sehingga dengan adanya galeri PKK di benteng oranye dapat dijadikan tempat pelatihan selama 3 bulan bagi pelaku usaha tenun Ternate.
Selain itu, tentunya peserta dapat mendapatkan pengetahuan untuk melestarikan industri kerajinan tenun Ternate dan penenun mendapat perhatian dari OPD terkait.
Dia menyatakan pendampingan pengembangan dan diversifikasi produk dilakukan melalui pelatihan teknik menenun dengan menggunakan gedogan dan ATBM kepada 20 peserta penenun.
Sementara itu, Wali Walikota Ternate dihubungi menyatakan, pengembangan tenun Ternate harus ada kolaborasi dengan OPD untuk menciptakan team work yang kuat dan didukung.
Sehingga, adanya fasilitas Benteng Oranye Ternate dapat dijadikan lokasi kreatif yang menghasilkan berbagai hasil produktif, karena bisa melahirkan UMKM yang kreatif.
Menurut dia, kegiatan ini bisa menghasilkan pendapatan karena saat ada momen yang mendatangkan berbagai masyarakat ke Ternate, seperti Sail Tidore pada November 2022, Dekranasda mendapatkan keuntungan sebesar Rp150 juta.
Meskipun kegiatannya di Sofifi, pemkot beri ruang sebesar-besarnya untuk mendapatkan bantuan kredit dari perbankan, ruang promosi melalui pameran yang menjadi kekuatan bagi Ternate.