Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Sejumlah sapi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilaporkan lumpuh secara tiba-tiba, sehingga diagnosa sementara bahwa hewan ternak tersebut terpapar penyakit mulut dan kuku.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani di Kantor Bupati Lumajang, Senin, mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan laporan jika ada beberapa hewan ternak yang terkonfirmasi mengidap penyakit mulut dan kuku di sejumlah wilayah.
"Terduga banyak ternak yang terkonfirmasi mengidap penyakit mulut dan kuku terutama di daerah Kecamatan Pasirian, Kunir dan Tempeh, sehingga masing-masing Pusat kesehatan hewan (Puskeswan) sudah bergerak untuk mengidentifikasi," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, wabah penyakit mulut dan kuku tidak hanya terjadi di Kabupaten Lumajang saja, melainkan juga tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Timur.
"Penyakit yang menyerang sapi itu semula ditemukan di Sidoarjo, Gresik dan beberapa daerah lain di Jawa Timur, kemudian kami bergerak untuk melihat kondisi di lapangan," katanya.
Ia mengatakan saat ini petugas Puskeswan juga sudah mengambil sampel dari beberapa hewan ternak sapi yang ditengarai mengidap penyakit mulut dan kuku untuk kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
"Saya berharap agar masyarakat segera melaporkan kepada petugas puskeswan setempat apabila hewan ternaknya mengalami gejala lumpuh, susah makan dan mulut berliur, agar segera dilakukan pemeriksaan," ujarnya.
Tidak hanya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan, petugas juga menyemprot disinfektan kandang ternak sapi yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Lumajang.
Sebelumnya pada 5 Mei 2022 terkonfirmasi ada empat kabupaten di Jatim yang hewan ternaknya terjangkit PMK yakni Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.
Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor sapi potong yang terjangkit PMK dan tersebar pada lima kecamatan dan 22 desa.
Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan, yaitu sebanyak 102 ekor sapi potong terindikasi mengalami PMK yang tersebar pada tiga kecamatan dan enam desa.
Pada hari sama, di Sidoarjo juga ditemukan kasus yang menjangkit sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau pada 11 kecamatan dan 14 desa.
Sedangkan, kasus keempat terlaporkan pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto yang dilaporkan tercatat ada 148 ekor sapi potong yang tersebar pada sembilan kecamatan dan 19 desa.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani di Kantor Bupati Lumajang, Senin, mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan laporan jika ada beberapa hewan ternak yang terkonfirmasi mengidap penyakit mulut dan kuku di sejumlah wilayah.
"Terduga banyak ternak yang terkonfirmasi mengidap penyakit mulut dan kuku terutama di daerah Kecamatan Pasirian, Kunir dan Tempeh, sehingga masing-masing Pusat kesehatan hewan (Puskeswan) sudah bergerak untuk mengidentifikasi," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, wabah penyakit mulut dan kuku tidak hanya terjadi di Kabupaten Lumajang saja, melainkan juga tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Timur.
"Penyakit yang menyerang sapi itu semula ditemukan di Sidoarjo, Gresik dan beberapa daerah lain di Jawa Timur, kemudian kami bergerak untuk melihat kondisi di lapangan," katanya.
Ia mengatakan saat ini petugas Puskeswan juga sudah mengambil sampel dari beberapa hewan ternak sapi yang ditengarai mengidap penyakit mulut dan kuku untuk kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
"Saya berharap agar masyarakat segera melaporkan kepada petugas puskeswan setempat apabila hewan ternaknya mengalami gejala lumpuh, susah makan dan mulut berliur, agar segera dilakukan pemeriksaan," ujarnya.
Tidak hanya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan, petugas juga menyemprot disinfektan kandang ternak sapi yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Lumajang.
Sebelumnya pada 5 Mei 2022 terkonfirmasi ada empat kabupaten di Jatim yang hewan ternaknya terjangkit PMK yakni Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.
Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor sapi potong yang terjangkit PMK dan tersebar pada lima kecamatan dan 22 desa.
Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan, yaitu sebanyak 102 ekor sapi potong terindikasi mengalami PMK yang tersebar pada tiga kecamatan dan enam desa.
Pada hari sama, di Sidoarjo juga ditemukan kasus yang menjangkit sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau pada 11 kecamatan dan 14 desa.
Sedangkan, kasus keempat terlaporkan pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto yang dilaporkan tercatat ada 148 ekor sapi potong yang tersebar pada sembilan kecamatan dan 19 desa.