Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menegaskan keinginan Indonesia untuk menyatukan anggota-anggota G20 meski terjadi perang antara Rusia dan Ukraina.
"Saya ingin menekankan bahwa Indonesia ingin menyatukan G20. Jangan sampai ada perpecahan. Perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor dalam video yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada hari Jumat.
Dijadwalkan bahwa KTT G20 yang akan dihadiri para kepala negara dan pemerintahan anggota G20 pada bulan November 2022 di Bali.
"Sebagai pemegang mandat presidensi G20 tahun 2022, dalam 2 bulan terakhir saya telah berkomunikasi dengan beberapa pemimpin negara-negara dan juga Sekjen PBB tentang persiapan KTT G20 yang akan digelar di Bali pada bulan November 2022," tambah Presiden.
Presiden Jokowi pun memerinci siapa saja pemimpin negara yang sudah diajak bicara melalui telepon.
"Pada tanggal 7 Maret 2022 saya berkomunikasi dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, kemudian 8 Maret 2022 saya berkomunikasi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan 16 Maret 2022 saya juga berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau," ungkap Presiden.
Selanjutnya pada tanggal 22 Maret 2022, Presiden Jokowi berbicara lewat telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada tanggal 31 Maret 2022 melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, serta pada tanggal 12 April 2022 dengan Sekjen PBB Antonio Guterres.
"Pada hari Rabu, 27 April yang lalu, pukul 15.00, saya berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan tadi malam Kamis, 28 April, saya melakukan pembicaraan per telepon dengan Presiden Portugal Marcelo de Sousa. Tadi malam pukul 19.00 saya berbicara bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin," jelas Presiden.
Dalam pembicaraan itu, Presiden Jokowi berdiskusi mengenai dinamika situasi global terkini, termasuk di antaranya soal perang Rusia dan Ukraina.
Presiden Jokowi menyebut mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy maupun Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri KTT G20.
Ukraina memang bukan anggota G20, melainkan ketua-ketua G20 sebelumnya pernah mengundang negara-negara lain sebagai tamu untuk menghadiri pertemuan.
G20 telah mengutuk invasi Rusia di Ukraina yang kini telah memasuki pekan kesembilan. Invasi itu telah meningkatkan ketegangan geopolitik, mengancam ekonomi global, dan memicu krisis kemanusiaan.
Sejumlah anggota G20 bahkan telah menyerukan agar Rusia dan Presiden Vladimir Putin dikeluarkan dari daftar kehadiran di KTT G20 di Bali pada bulan November. Namun, Indonesia menolak dan mengatakan terlalu dini untuk memutuskan hal itu.
"Saya ingin menekankan bahwa Indonesia ingin menyatukan G20. Jangan sampai ada perpecahan. Perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor dalam video yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada hari Jumat.
Dijadwalkan bahwa KTT G20 yang akan dihadiri para kepala negara dan pemerintahan anggota G20 pada bulan November 2022 di Bali.
"Sebagai pemegang mandat presidensi G20 tahun 2022, dalam 2 bulan terakhir saya telah berkomunikasi dengan beberapa pemimpin negara-negara dan juga Sekjen PBB tentang persiapan KTT G20 yang akan digelar di Bali pada bulan November 2022," tambah Presiden.
Presiden Jokowi pun memerinci siapa saja pemimpin negara yang sudah diajak bicara melalui telepon.
"Pada tanggal 7 Maret 2022 saya berkomunikasi dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, kemudian 8 Maret 2022 saya berkomunikasi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan 16 Maret 2022 saya juga berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau," ungkap Presiden.
Selanjutnya pada tanggal 22 Maret 2022, Presiden Jokowi berbicara lewat telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada tanggal 31 Maret 2022 melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, serta pada tanggal 12 April 2022 dengan Sekjen PBB Antonio Guterres.
"Pada hari Rabu, 27 April yang lalu, pukul 15.00, saya berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan tadi malam Kamis, 28 April, saya melakukan pembicaraan per telepon dengan Presiden Portugal Marcelo de Sousa. Tadi malam pukul 19.00 saya berbicara bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin," jelas Presiden.
Dalam pembicaraan itu, Presiden Jokowi berdiskusi mengenai dinamika situasi global terkini, termasuk di antaranya soal perang Rusia dan Ukraina.
Presiden Jokowi menyebut mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy maupun Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri KTT G20.
Ukraina memang bukan anggota G20, melainkan ketua-ketua G20 sebelumnya pernah mengundang negara-negara lain sebagai tamu untuk menghadiri pertemuan.
G20 telah mengutuk invasi Rusia di Ukraina yang kini telah memasuki pekan kesembilan. Invasi itu telah meningkatkan ketegangan geopolitik, mengancam ekonomi global, dan memicu krisis kemanusiaan.
Sejumlah anggota G20 bahkan telah menyerukan agar Rusia dan Presiden Vladimir Putin dikeluarkan dari daftar kehadiran di KTT G20 di Bali pada bulan November. Namun, Indonesia menolak dan mengatakan terlalu dini untuk memutuskan hal itu.