Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai UMKM tak bisa maju tanpa adanya grup ekonomi atau klasterisasi, lantaran kebanyakan permasalahan di sektor tersebut adalah keterampilan ekonomi.
"Dengan adanya kelompok, maka kita bisa meningkatkan peran UMKM," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Seminar on Financial Inclusion & Sustainable Economy yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia pun mencontohkan salah satu keberhasilan klasterisasi UMKM yang telah dilakukan oleh BI adalah pemberdayaan ekonomi pesantren yang mengembangkan unit ekonomi di bawah madrasah dan pesantren di seluruh Indonesia.
Bahkan saat ini seluruh unit ekonomi di bawah pesantren tersebut sudah kian berkembang dan membentuk himpunan bisnis pesantren yang menjadi holding unit ekonomi pesantren.
Dengan klasterisasi UMKM, Perry Warjiyo optimistis inklusi ekonomi dan keuangan dapat ditingkatkan dan dipercepat.
Selain klasterisasi, UMKM juga memerlukan capacity building atau pengembangan kapasitas guna mendukung peningkatan inklusi ekonomi dan keuangan di Tanah Air.
"UMKM membutuhkan asisten teknis dan produksi yang terbaik, pemasaran, bahkan tentang cara membuat organisasi terpisah," ungkap Perry Warjiyo.
Lebih lanjut ia menuturkan langkah lainnya yang diperlukan untuk mendukung UMKM bisa mendorong inklusi ekonomi dan keuangan adalah digitalisasi, baik dalam produksi maupun pemasaran agar produk UMKM bisa tembus ke pasar global.
Tak hanya itu, kebijakan afirmatif baik dari sisi politik pemerintah, bank sentral, dan pihak lainnya termasuk akademisi, turut diperlukan UMKM agar bisa maju.
Dari Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan pihaknya telah membuat banyak kebijakan dalam mempromosikan UMKM untuk bisa masuk ke akses keuangan, hingga mempromosikan ekspor global melalui perdagangan dan promosi.
"Namun tentunya dari pemerintah, banyak kebijakan afirmatif termasuk subsidi bunga dan hal lainnya, serta memberikan kebijakan afirmatif kepada asisten teknis," jelasnya.
"Dengan adanya kelompok, maka kita bisa meningkatkan peran UMKM," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Seminar on Financial Inclusion & Sustainable Economy yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia pun mencontohkan salah satu keberhasilan klasterisasi UMKM yang telah dilakukan oleh BI adalah pemberdayaan ekonomi pesantren yang mengembangkan unit ekonomi di bawah madrasah dan pesantren di seluruh Indonesia.
Bahkan saat ini seluruh unit ekonomi di bawah pesantren tersebut sudah kian berkembang dan membentuk himpunan bisnis pesantren yang menjadi holding unit ekonomi pesantren.
Dengan klasterisasi UMKM, Perry Warjiyo optimistis inklusi ekonomi dan keuangan dapat ditingkatkan dan dipercepat.
Selain klasterisasi, UMKM juga memerlukan capacity building atau pengembangan kapasitas guna mendukung peningkatan inklusi ekonomi dan keuangan di Tanah Air.
"UMKM membutuhkan asisten teknis dan produksi yang terbaik, pemasaran, bahkan tentang cara membuat organisasi terpisah," ungkap Perry Warjiyo.
Lebih lanjut ia menuturkan langkah lainnya yang diperlukan untuk mendukung UMKM bisa mendorong inklusi ekonomi dan keuangan adalah digitalisasi, baik dalam produksi maupun pemasaran agar produk UMKM bisa tembus ke pasar global.
Tak hanya itu, kebijakan afirmatif baik dari sisi politik pemerintah, bank sentral, dan pihak lainnya termasuk akademisi, turut diperlukan UMKM agar bisa maju.
Dari Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan pihaknya telah membuat banyak kebijakan dalam mempromosikan UMKM untuk bisa masuk ke akses keuangan, hingga mempromosikan ekspor global melalui perdagangan dan promosi.
"Namun tentunya dari pemerintah, banyak kebijakan afirmatif termasuk subsidi bunga dan hal lainnya, serta memberikan kebijakan afirmatif kepada asisten teknis," jelasnya.