Jakarta (ANTARA) - Film aksi garapan Visinema Picture, Ben & Jody akan segera tayang di bioskop mulai 27 Januari 2022.
"Kenapa pindah ke action, pertama yang kami percaya di Visinema dan sesuatu yang kami lakukan terus menerus di Visinema adalah berusaha berinovasi. Kita mau bikin film ketiga dari franchise "Filosofi Kopi", inovasinya apalagi?" ungkap Angga Dwimas Sasongko saat dijumpai di Jakarta, Selasa (18/1).
"Kebetulan waktu itu terbesit pemikiran bahwa kami ingin bikin action. Saya, Chicco dan Rio memang mau bikin action. Ngelihat potensi ceritanya mungkin banget untuk di bawa ke sana, karena kita sudah punya hint yang kita letakkan di film pertama dan kedua," lanjutnya.
Masih diperankan oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto, kali ini dikisahkan kedua karakter tersebut akan berhadapan dengan situasi antara hidup dan mati di mana keduanya akan berhadapan dengan segerombolan pembalak liar pimpinan Aa Tubir yang diperankan oleh Yayan Ruhian.
"Kalau kita liat impact-nya dari film "Filosofi Kopi" kesatu dan kedua, filmnya box office enggak, tapi setelah film itu rilis industri kopi berkembang. Profesi barista jadi lebih dihargai," Kata Chicco Jerikho.
"Kita lihat apa nih yang ketiga yang harus kita bikin? Masa kita harus bikin soal kopi lagi? Sudah nuumpuk. Petani kopi juga sudah pada keren-keren. Sudah banyak banget barista yang langsung terjun ke perkebunan kopi," sambungnya.
Lebih lanjut, Chicco mengatakan bahwa isu penting yang coba diangkat dari film ini adalah konflik agraria yang terjadi di Indonesia. Sehingga, kisah film ketiga dari "Filosofi Kopi" ini bukan hanya bercerita tentang persahabatan antara Ben & Jody.
"Ada satu hal yang lebih besar ketimbang kita berbicara tentang kopi lagi. Yaitu tentang konflik agraria yang sekarang terjadi di Indonesia gitu. Dan tentang masyarakat adat misalnya. Kami menyebutnya itu desa Warnareja. Itu mewakili banyak sekali suku di Indonesia yang tanahnya dialihfungsikan oleh perusahaan," ujar Chicco.
"Bung (Glenn Fredly) sempat ngomong ke saya, what next? Kita harus bikin film action. Tapi jangan lupa, we stand for something. Jadi film ini adalah film yang kami dedikasikan untuk sahabat dan kakak kami bung Glenn Fredly, sahabat sejati sahabat sampai mati," tambahnya.
"Kenapa pindah ke action, pertama yang kami percaya di Visinema dan sesuatu yang kami lakukan terus menerus di Visinema adalah berusaha berinovasi. Kita mau bikin film ketiga dari franchise "Filosofi Kopi", inovasinya apalagi?" ungkap Angga Dwimas Sasongko saat dijumpai di Jakarta, Selasa (18/1).
"Kebetulan waktu itu terbesit pemikiran bahwa kami ingin bikin action. Saya, Chicco dan Rio memang mau bikin action. Ngelihat potensi ceritanya mungkin banget untuk di bawa ke sana, karena kita sudah punya hint yang kita letakkan di film pertama dan kedua," lanjutnya.
Masih diperankan oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto, kali ini dikisahkan kedua karakter tersebut akan berhadapan dengan situasi antara hidup dan mati di mana keduanya akan berhadapan dengan segerombolan pembalak liar pimpinan Aa Tubir yang diperankan oleh Yayan Ruhian.
"Kalau kita liat impact-nya dari film "Filosofi Kopi" kesatu dan kedua, filmnya box office enggak, tapi setelah film itu rilis industri kopi berkembang. Profesi barista jadi lebih dihargai," Kata Chicco Jerikho.
"Kita lihat apa nih yang ketiga yang harus kita bikin? Masa kita harus bikin soal kopi lagi? Sudah nuumpuk. Petani kopi juga sudah pada keren-keren. Sudah banyak banget barista yang langsung terjun ke perkebunan kopi," sambungnya.
Lebih lanjut, Chicco mengatakan bahwa isu penting yang coba diangkat dari film ini adalah konflik agraria yang terjadi di Indonesia. Sehingga, kisah film ketiga dari "Filosofi Kopi" ini bukan hanya bercerita tentang persahabatan antara Ben & Jody.
"Ada satu hal yang lebih besar ketimbang kita berbicara tentang kopi lagi. Yaitu tentang konflik agraria yang sekarang terjadi di Indonesia gitu. Dan tentang masyarakat adat misalnya. Kami menyebutnya itu desa Warnareja. Itu mewakili banyak sekali suku di Indonesia yang tanahnya dialihfungsikan oleh perusahaan," ujar Chicco.
"Bung (Glenn Fredly) sempat ngomong ke saya, what next? Kita harus bikin film action. Tapi jangan lupa, we stand for something. Jadi film ini adalah film yang kami dedikasikan untuk sahabat dan kakak kami bung Glenn Fredly, sahabat sejati sahabat sampai mati," tambahnya.