Padang (ANTARA) - Pakar gempa Universitas Andalas (Unand), Dr Badrul Mustafa memprakirakan jika di Padang terjadi gempa diikuti tsunami, ketinggian gelombang laut dapat mencapai enam meter.
"Angka ini hasil prakiraan dari kajian jika pusat gempa berada di megathrust segmen Siberut yang berada di sisi barat Mentawai," katanya di Padang, Kamis.
Menurut dia, mengacu dari perkiraan tersebut, saat ini di Padang telah dibuat zonasi tsunami dengan kategori daerah zona merah, kuning dan hijau.
"Untuk zona merah adalah wilayah yang ketinggiannya di bawah 12 meter dari permukaan laut, sehingga merupakan lokasi paling rentan ketika tsunami terjadi," ujarnya.
Oleh sebab itu, bagi masyarakat yang saat gempa berada di zona merah harus segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
"Saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami pastikan berada di daerah yang ketinggiannya di atas 12 meter dari permukaan laut," katanya.
Ia menyarankan kepada Pemkot Padang untuk memperbanyak plang terkait informasi ketinggian daerah tersebut di lokasi yang banyak dilalui masyarakat.
"Informasi itu penting agar masyarakat tahu di mana posisi evakuasi yang aman atau segera mencari bangunan yang tinggi untuk menyelamatkan diri sementara," ujarnya.
Badrul juga mengingatkan masyarakat jangan hanya mengandalkan pemberitahuan baik dari sirine atau sumber lain untuk memastikan apakah gempa berpotensi tsunami atau tidak.
Kuncinya, jika gempa yang terjadi amat kuat, sehingga tidak bisa berdiri, berlangsung lebih dari 30 detik, maka jadikan itu peringatan dini untuk segera melakukan evakuasi.
Jangan tunggu informasi dulu, warga Padang punya waktu 17 sampai 20 menit menyelamatkan diri untuk mencari lokasi lebih tinggi yang tidak terjangkau tsunami. "Pemerintah Kota Padang juga sudah memasang garis biru zona selamat tsunami di jalan-jalan utama sebagai panduan.
"Angka ini hasil prakiraan dari kajian jika pusat gempa berada di megathrust segmen Siberut yang berada di sisi barat Mentawai," katanya di Padang, Kamis.
Menurut dia, mengacu dari perkiraan tersebut, saat ini di Padang telah dibuat zonasi tsunami dengan kategori daerah zona merah, kuning dan hijau.
"Untuk zona merah adalah wilayah yang ketinggiannya di bawah 12 meter dari permukaan laut, sehingga merupakan lokasi paling rentan ketika tsunami terjadi," ujarnya.
Oleh sebab itu, bagi masyarakat yang saat gempa berada di zona merah harus segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
"Saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami pastikan berada di daerah yang ketinggiannya di atas 12 meter dari permukaan laut," katanya.
Ia menyarankan kepada Pemkot Padang untuk memperbanyak plang terkait informasi ketinggian daerah tersebut di lokasi yang banyak dilalui masyarakat.
"Informasi itu penting agar masyarakat tahu di mana posisi evakuasi yang aman atau segera mencari bangunan yang tinggi untuk menyelamatkan diri sementara," ujarnya.
Badrul juga mengingatkan masyarakat jangan hanya mengandalkan pemberitahuan baik dari sirine atau sumber lain untuk memastikan apakah gempa berpotensi tsunami atau tidak.
Kuncinya, jika gempa yang terjadi amat kuat, sehingga tidak bisa berdiri, berlangsung lebih dari 30 detik, maka jadikan itu peringatan dini untuk segera melakukan evakuasi.
Jangan tunggu informasi dulu, warga Padang punya waktu 17 sampai 20 menit menyelamatkan diri untuk mencari lokasi lebih tinggi yang tidak terjangkau tsunami. "Pemerintah Kota Padang juga sudah memasang garis biru zona selamat tsunami di jalan-jalan utama sebagai panduan.