Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengemas kearifan lokal daerahnya menjadi konten wisata.
Sekretaris Daerah Kabupaten OKI Husin dalam keterangan pers, Rabu, mengatakan dirinya sudah bertemu secara langsung dengan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno agar dibantu dalam pengembangan wisata di Kabupaten OKI.
“Kearifan lokal yang kami miliki belum maksimal dikembangkan menjadi konten wisata, padahal jika ini digarap serius maka bisa menjadi destinasi unggulan di Sumsel,” kata dia.
Kabupaten OKI memiliki Rumah Linmas 100 Tiang, industri kerupuk dan kemplang, tradisi midang, ekosistem kerbau pampangan dan Danau Teluk Gelam.
Husin mengatakan pemanfaatan kearifan lokal tersebut juga upaya pemkab untuk membangun pariwisata berkelanjutan pada era adaptasi kebiasaan baru.
Menurutnya, pemkab memanfaatkan keunikan dari budaya kehidupan keseharian masyarakat sebagai daya tarik wisata secara berkelanjutan.
“Kami bisa menyediakan kegiatan wisata seperti pembuatan gerabah, membuat tikar, pembuatan kerupuk kemplang, sampai belajar tarian lokal di OKI,” kata Husin.
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan kekagumannya akan keindahan wisata alam dan budaya di OKI.
“Agar dapat diminati wisatawan, potensi wisata alam dan budaya tersebut harus memiliki daya dukung seperti aksesibilitas, konektivitas, amenitas sampai atraksi dan ancliliary,” kata Sandiaga.
Selanjutnya, terkait produk ekonomi kreatif, Sandiaga berpendapat industri kerupuk kemplang di OKI memiliki kualitas sangat unik dan bagus.
“Potensi tersebut dapat dikembangkan sebagai bagian dari ekonomi kreatif lokal yang akan mendukung sektor pariwisata agar lebih mudah berkembang,” kata dia.
Sekretaris Daerah Kabupaten OKI Husin dalam keterangan pers, Rabu, mengatakan dirinya sudah bertemu secara langsung dengan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno agar dibantu dalam pengembangan wisata di Kabupaten OKI.
“Kearifan lokal yang kami miliki belum maksimal dikembangkan menjadi konten wisata, padahal jika ini digarap serius maka bisa menjadi destinasi unggulan di Sumsel,” kata dia.
Kabupaten OKI memiliki Rumah Linmas 100 Tiang, industri kerupuk dan kemplang, tradisi midang, ekosistem kerbau pampangan dan Danau Teluk Gelam.
Husin mengatakan pemanfaatan kearifan lokal tersebut juga upaya pemkab untuk membangun pariwisata berkelanjutan pada era adaptasi kebiasaan baru.
Menurutnya, pemkab memanfaatkan keunikan dari budaya kehidupan keseharian masyarakat sebagai daya tarik wisata secara berkelanjutan.
“Kami bisa menyediakan kegiatan wisata seperti pembuatan gerabah, membuat tikar, pembuatan kerupuk kemplang, sampai belajar tarian lokal di OKI,” kata Husin.
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan kekagumannya akan keindahan wisata alam dan budaya di OKI.
“Agar dapat diminati wisatawan, potensi wisata alam dan budaya tersebut harus memiliki daya dukung seperti aksesibilitas, konektivitas, amenitas sampai atraksi dan ancliliary,” kata Sandiaga.
Selanjutnya, terkait produk ekonomi kreatif, Sandiaga berpendapat industri kerupuk kemplang di OKI memiliki kualitas sangat unik dan bagus.
“Potensi tersebut dapat dikembangkan sebagai bagian dari ekonomi kreatif lokal yang akan mendukung sektor pariwisata agar lebih mudah berkembang,” kata dia.