Jakarta (ANTARA) - Cruella de Vil merupakan salah satu tokoh fiksi yang begitu ikonis dengan gaya riasan dan pilihan busananya. Untuk membawa karakter ini kembali di layar lebar melalui film "Cruella", para kreator di baliknya mengungkapkan rahasia dan proses pembuatan baju hingga riasan Cruella yang dibintangi Emma Stone itu.
Sutradara Craig Gillespie mengatakan, gaya busana dan riasan Cruella/Estella (Emma Stone) terinspirasi dari bagaimana kehidupan dan latar belakangnya, terutama sebelum ia akhirnya dikenal sebagai salah satu tokoh antagonis legendaris.
"Karakter antagonis adalah tokoh yang ceritanya paling menyenangkan untuk dieksplorasi, karena mereka sangat berani menembus batasan. Dan penting bagi kami untuk menyelami sisi hitam dan putihnya, bagaimana ia menentukan pilihannya di situasi yang ia hadapi... Saya ingin membuatnya begitu kuat secara visual," kata Gillespie melalui konferensi pers daring, ditulis pada Jumat.
Cruella/Estella dikisahkan sebagai seorang wanita yang sangat menyukai fesyen dan ingin berkarier di dunia tersebut. Untuk membawa karakter ini ke layar lebar, tentu penting bagi tim produksi untuk membuat busana yang ia kenakan menunjukkan kepribadian dari Cruella.
"Cruella" (2021). (ANTARA/Walt Disney Studios)
Desainer kostum pemenang piala Oscar untuk "A Room with a View" (1985) dan "Mad Max: Fury Road" (2015) Jenny Beavan mengungkapkan, ia membuat setidaknya 47 tampilan (style) busana untuk Cruella dan 33 tampilan untuk Baroness (Emma Thompson). Ia mengaku menikmati proses pembuatan busana-busana ikonis tersebut.
"Semuanya seakan tergambar jelas di naskah (skenario). Bagaimana karakter ini begitu rebel dan akhirnya berkembang. Naskah ini sedikit-banyak adalah inspirasi utama saya. Lalu melihat kembali ke tampilan Glenn Close sebagai Cruella, di pikiran saya, Cruella yang sekarang juga harus bisa seperti itu dengan versinya sendiri," kata Beavan.
Ada pun untuk tampilan Cruella/Estella terinspirasi dari gaya 1960-70an Inggris, yang banyak memadukan rok maxi, pengaruh gaya punk-rock seperti yang dipopulerkan David Bowie dan Queen, perpaduan warna-warna yang segar, hingga sepatu boots yang rasanya cocok dikenakan dalam berbagai kesempatan.
Sebaliknya, penampilan Baroness berasal dari pengaruh mode tahun 1970-an yang lebih tradisional. Dalam film tersebut, Baroness mewakili gaya atau mode yang mengedepankan kesan elegan dan mewah, secara langsung melawan tampilan desain busana dan budaya yang disukai oleh Cruella. Beavan banyak menjelajahi majalah Vogue klasik, hingga koleksi Dior dan Balenciaga di era tersebut.
"Ini adalah hal yang paling menyenangkan dari pekerjaan saya. Saya adalah seseorang yang bercerita melalui kostum. Dan karakter-karakter ini ditulis dengan sangat baik, sehingga menambahkan elemen lain yang begitu mengasyikan," ujar Beavan menambahkan.
Hair and Makeup "Cruella" Nadia Stacey mengatakan, merias Cruella sangat menantang baginya. Mulai bagaimana menyesuaikan riasan dengan kostum yang dibuat Beavan serta desain produksi, namun juga detail-detail seperti penggunaan rambut palsu (wig) monokrom ikonis yang dikenakan Emma Stone.
"Wig-nya cukup menantang, terutama untuk Estella dewasa, transformasinya sebagai Cruella sangat besar. Rambut putih itu sangat susah untuk ditata (styling). Dan itu harus dilakukan dengan cepat, karena sangat fast-paced (produksinya); mulai dari pergantian lokasi, adegan, dan itu semua berbeda setiap harinya. Namun, ini semua sangat menyenangkan," kenang Stacey.
Sementara itu, "Cruella" mengisahkan awal perjalanan sang tokoh antagonis dalam animasi klasik "101 Dalmatians". Lahir dengan nama Estella (Emma Stone), semasa bocah ia adalah gadis pemberani, kreatif, dan tidak takut melanggar aturan.
Setelah ibunya meninggal dunia, Estella melarikan diri ke London dan bergabung dengan kawanan pencuri cilik.
Bertahun-tahun hidup sebagai pencuri, Estella merasakan keinginan kuat untuk menggapai cita-citanya di dunia fesyen. Akhirnya, ia bertemu dengan The Baroness (Emma Thompson), desainer kondang yang tak segan menginjak orang untuk mencapai tangga kesuksesan.
"Cruella" akan tayang di bioskop Indonesia mulai 26 Mei 2021.
Sutradara Craig Gillespie mengatakan, gaya busana dan riasan Cruella/Estella (Emma Stone) terinspirasi dari bagaimana kehidupan dan latar belakangnya, terutama sebelum ia akhirnya dikenal sebagai salah satu tokoh antagonis legendaris.
"Karakter antagonis adalah tokoh yang ceritanya paling menyenangkan untuk dieksplorasi, karena mereka sangat berani menembus batasan. Dan penting bagi kami untuk menyelami sisi hitam dan putihnya, bagaimana ia menentukan pilihannya di situasi yang ia hadapi... Saya ingin membuatnya begitu kuat secara visual," kata Gillespie melalui konferensi pers daring, ditulis pada Jumat.
Cruella/Estella dikisahkan sebagai seorang wanita yang sangat menyukai fesyen dan ingin berkarier di dunia tersebut. Untuk membawa karakter ini ke layar lebar, tentu penting bagi tim produksi untuk membuat busana yang ia kenakan menunjukkan kepribadian dari Cruella.
Desainer kostum pemenang piala Oscar untuk "A Room with a View" (1985) dan "Mad Max: Fury Road" (2015) Jenny Beavan mengungkapkan, ia membuat setidaknya 47 tampilan (style) busana untuk Cruella dan 33 tampilan untuk Baroness (Emma Thompson). Ia mengaku menikmati proses pembuatan busana-busana ikonis tersebut.
"Semuanya seakan tergambar jelas di naskah (skenario). Bagaimana karakter ini begitu rebel dan akhirnya berkembang. Naskah ini sedikit-banyak adalah inspirasi utama saya. Lalu melihat kembali ke tampilan Glenn Close sebagai Cruella, di pikiran saya, Cruella yang sekarang juga harus bisa seperti itu dengan versinya sendiri," kata Beavan.
Ada pun untuk tampilan Cruella/Estella terinspirasi dari gaya 1960-70an Inggris, yang banyak memadukan rok maxi, pengaruh gaya punk-rock seperti yang dipopulerkan David Bowie dan Queen, perpaduan warna-warna yang segar, hingga sepatu boots yang rasanya cocok dikenakan dalam berbagai kesempatan.
Sebaliknya, penampilan Baroness berasal dari pengaruh mode tahun 1970-an yang lebih tradisional. Dalam film tersebut, Baroness mewakili gaya atau mode yang mengedepankan kesan elegan dan mewah, secara langsung melawan tampilan desain busana dan budaya yang disukai oleh Cruella. Beavan banyak menjelajahi majalah Vogue klasik, hingga koleksi Dior dan Balenciaga di era tersebut.
"Ini adalah hal yang paling menyenangkan dari pekerjaan saya. Saya adalah seseorang yang bercerita melalui kostum. Dan karakter-karakter ini ditulis dengan sangat baik, sehingga menambahkan elemen lain yang begitu mengasyikan," ujar Beavan menambahkan.
Hair and Makeup "Cruella" Nadia Stacey mengatakan, merias Cruella sangat menantang baginya. Mulai bagaimana menyesuaikan riasan dengan kostum yang dibuat Beavan serta desain produksi, namun juga detail-detail seperti penggunaan rambut palsu (wig) monokrom ikonis yang dikenakan Emma Stone.
"Wig-nya cukup menantang, terutama untuk Estella dewasa, transformasinya sebagai Cruella sangat besar. Rambut putih itu sangat susah untuk ditata (styling). Dan itu harus dilakukan dengan cepat, karena sangat fast-paced (produksinya); mulai dari pergantian lokasi, adegan, dan itu semua berbeda setiap harinya. Namun, ini semua sangat menyenangkan," kenang Stacey.
Sementara itu, "Cruella" mengisahkan awal perjalanan sang tokoh antagonis dalam animasi klasik "101 Dalmatians". Lahir dengan nama Estella (Emma Stone), semasa bocah ia adalah gadis pemberani, kreatif, dan tidak takut melanggar aturan.
Setelah ibunya meninggal dunia, Estella melarikan diri ke London dan bergabung dengan kawanan pencuri cilik.
Bertahun-tahun hidup sebagai pencuri, Estella merasakan keinginan kuat untuk menggapai cita-citanya di dunia fesyen. Akhirnya, ia bertemu dengan The Baroness (Emma Thompson), desainer kondang yang tak segan menginjak orang untuk mencapai tangga kesuksesan.
"Cruella" akan tayang di bioskop Indonesia mulai 26 Mei 2021.