Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyatakan sebanyak 10 sampai 15 BUMN siap untuk go public atau menjadi perusahaan terbuka agar mampu berkompetisi terutama di era digitalisasi.
“Kami ingin sekali, go public 10-15 BUMN yang bisa fight di kompetisi secara terbuka karena eranya sekarang terbuka apalagi dengan digitalisasi eranya sudah tidak terbendung lagi,” katanya dalam Rakorbangpus 2021 di Jakarta, Kamis.
Erick mengatakan sebanyak 10 sampai 15 BUMN yang akan melantai di bursa atau initial public offering (IPO) itu akan mampu bersaing dengan perusahaan lain karena telah dibekali dengan kemampuan digitalisasi yang memadai.
Terlebih lagi, ia menyebutkan beberapa perusahaan yang masuk dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang masuk top 10 industri perbankan di Indonesia.
“BUMN itu bisa sustain itu di kluster Himbara atau telekomunikasi di mana marketnya terbuka. Ada swasta dan asing tetapi BUMN masih kuat,” tegasnya.
Ia menyebutkan masing-masing BUMN memiliki strategi bisnis masing-masing untuk mampu bersaing seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang telah go public berfokus pada korporasi.
Kemudian PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk akan dikembangkan menjadi mortage bank serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk diperkuat dengan rencana holding bersama PT pegadaian dan PT PNM.
“Itu agar fokus di ultra mikro di mana BRI kita ubah strategisnya tidah boleh pinjaman korporasi 40 persen tapi harus 20 persen dan 80 persennya harus untuk UMKM,” katanya.
Tak hanya itu, PT Bank Negara Indonesia juga akan dilakukan perbaikan model karena BNI akan dijadikan sebagai bank internasional supaya mendapat cheaper funding.
“Apalagi BNI punya foot print di mana-mana ada di Jepang, AS dan Eropa. Ini salah satu keunggulan BNI untuk bisa mendukung pasar ekspor dan global bagi Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan, merger bank syariah Indonesia menjadi bukti bahwa BUMN memiliki daya saing yang kuat karena melalui merger tersebut BSI mampu menempati top tujuh perusahaan Himbara dan ditargetkan masuk top 10 level dunia.
“Kami ingin sekali, go public 10-15 BUMN yang bisa fight di kompetisi secara terbuka karena eranya sekarang terbuka apalagi dengan digitalisasi eranya sudah tidak terbendung lagi,” katanya dalam Rakorbangpus 2021 di Jakarta, Kamis.
Erick mengatakan sebanyak 10 sampai 15 BUMN yang akan melantai di bursa atau initial public offering (IPO) itu akan mampu bersaing dengan perusahaan lain karena telah dibekali dengan kemampuan digitalisasi yang memadai.
Terlebih lagi, ia menyebutkan beberapa perusahaan yang masuk dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang masuk top 10 industri perbankan di Indonesia.
“BUMN itu bisa sustain itu di kluster Himbara atau telekomunikasi di mana marketnya terbuka. Ada swasta dan asing tetapi BUMN masih kuat,” tegasnya.
Ia menyebutkan masing-masing BUMN memiliki strategi bisnis masing-masing untuk mampu bersaing seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang telah go public berfokus pada korporasi.
Kemudian PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk akan dikembangkan menjadi mortage bank serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk diperkuat dengan rencana holding bersama PT pegadaian dan PT PNM.
“Itu agar fokus di ultra mikro di mana BRI kita ubah strategisnya tidah boleh pinjaman korporasi 40 persen tapi harus 20 persen dan 80 persennya harus untuk UMKM,” katanya.
Tak hanya itu, PT Bank Negara Indonesia juga akan dilakukan perbaikan model karena BNI akan dijadikan sebagai bank internasional supaya mendapat cheaper funding.
“Apalagi BNI punya foot print di mana-mana ada di Jepang, AS dan Eropa. Ini salah satu keunggulan BNI untuk bisa mendukung pasar ekspor dan global bagi Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan, merger bank syariah Indonesia menjadi bukti bahwa BUMN memiliki daya saing yang kuat karena melalui merger tersebut BSI mampu menempati top tujuh perusahaan Himbara dan ditargetkan masuk top 10 level dunia.