Rejang Lebong (ANTARA) - Air Terjun Tri Sakti Desa Belitar Seberang di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, memiliki pesona tersendiri dibandingkan dengan air terjun lainnya yang ada di Tanah Air.

Air Terjun Tri Sakti yang berada di Kecamatan Sindang Kelingi tersebut memiliki ketinggian 84 meter dan tercatat sebagai air terjun tertinggi di Bengkulu, di mana air yang mengalir dari perut bumi ini bukan hanya berupa air dingin tetapi juga air hangat, serta pemandangan alamnya yang masih asri.

Kepala Desa Belitar Seberang, Kasiyadi, mengatakan jika air terjun ini baru resmi dibuka setelah dikelola oleh desa pada awal 2021. Sebenarnya air terjun ini sudah ada sejak 2012  namun masih dikelola secara pribadi karena lahannya milik warga.

"Pada 2020  lahannya dihibahkan ke desa untuk dikelola menjadi obyek wisata, lahan yang dihibahkan warga ini seluas 1,5 hektare. Di dalam lahan seluas 1,5 hektare ini terdapat tiga air terjun ada yang dingin dan ada airnya panas. Selain itu di sini juga ada kolam air panas untuk berendam," kata dia.

Setelah lahannya dihibahkan ke desa selanjutnya potensi wisata ini berubah nama dari sebelumnya Air Terjun Tri Muara Karang menjadi Air Terjun Tri Sakti, di mana nama ini diambil dari konsep Tri Sakti Bung Karno berupa berdaulat dalam politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

"Karena penduduk sini berasal dari Blitar, Jawa Timur, tempat Bung Karno dimakamkan sehingga dinamakan Air Terjun Tri Sakti," terangnya.

Obyek wisata Air Terjun Tri Sakti  saat ini mulai berbenah, dengan bantuan penyertaan modal dari dana desa 2021 yang disalurkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Belirang Desa Belitar Seberang, sebesar Rp25 juta mereka mulai membangun sarana pendukung seperti gazebo, WC, anak tangga menuju lokasi air terjun dan lainnya.

"Para pengunjung yang datang ke sini untuk sementara tidak dikenakan tarif, dan hanya memberikan sumbangan sukarela untuk perawatan dan kebersihan," katanya.

Air terjun yang berada di Desa Belitar Seberang ini berjarak sekitar 40 KM dari Kota Curup (ibu kota Rejang Lebong), atau berjarak sekitar 5 KM dari Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, di mana pengunjung yang datang akan disambut dan dilayani oleh pengelola lokasi wisata.

"Pengunjung yang hendak datang ketempat ini bisa berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor, namun karena jalannya turun naik maka akan lebih cepat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor karena jaraknya dari desa sekitar 2 KM," terangnya.


Paket Wisata

Untuk memancing minat pengunjung datang ke tempat itu pihak pengelola obyek wisata Air Terjun Tri Sakti saat ini tengah menyiapkan paket wisata Air Terjun Tri Sakti, pengunjung yang datang akan diberikan kemudahan guna menikmati keindahan air terjun unik tersebut.

"Saat ini kita sudah menyiapkan paket wisata senilai Rp150.000 per orang per hari dengan layanan berupa antar jemput dari desa menuju lokasi air terjun, jamuan minum kopi di rumah inovasi, makan siang, bermain canyoning dan eko wisata ke rumah pengelolaan nira," kata Soleh SP, ketua BUMDes Belirang.

Para pengunjung yang akan mengunjungi Air Terjun Tri Sakti, akan dimanjakan dengan layanan antar jemput ke lokasi wisata yang berjarak sekitar 2 KM dari desa menggunakan sepeda motor yang sudah dimofikasi, mengingat jalur yang dilewati masih berbentuk tanah dan bebatuan serta tebing terjal. Namun pengunjung tidak perlau takut karena pengemudinya sudah handal dan menguasai medan.

Selain itu, mereka ini nantinya juga bisa menikmati permainan canyoning yakni turun dari atas air terjun hingga ke dasar dengan ketinggian 84 meter dengan menggunakan peralatan panjat tebing. Para pengunjung ini akan dipandu tenaga ahli sehingga bisa menuruni air terjun.

"Pengunjung yang membeli paket ini juga bisa melihat aktivitas pengolahan air nira hingga menjadi gula aren, mereka ini akan melihat proses penyadapan hingga memasaknya. Pengunjung ini bisa menikmati langsung air nira yang disadap dari batangnya," urai Soleh.

Paket wisata yang disiapkan BUMDes Belirang tersebut merupakan konsep pengelolaan wisata modern yang mereka dapatkan saat mengikuti pelatihan desa wisata oleh Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) berupa pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) pada akhir 2020 lalu.

Dia menjelaskan, Desa Belitar Seberang itu sendiri sudah ditetapkan sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Rejang Lebong pada awal 2021 lalu dan mulai sekarang mendapatkan penyertaan modal melalui BUMDes setempat sebesar Rp25 juta.

"Penyertaan modal dari dana desa yang kami terima ini dialokasikan untuk pembuatan gazebo, mushola, WC dan kantin. Kita juga masih mencoba mengajukan bantuan untuk pengembangan obyek wisata Air Tejun Tri Sakti ke pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar dilakukan pengembangan," ujar Soleh.

Perhatian pemerintah ini, kata dia, sangat penting karena jika hanya mengandalkan dana desa maka sulit dilaksanakan mengingat anggarannya terbatas dan anggaran yang dibutuhkan cukup besar terutama pembangunan jalan menuju lokasi dari desa mereka sekitar 2 KM.

Jalanan menuju ke lokasi wisata itu saat ini masih berbentuk jalanan tanah dan bebatuan menyusuri tebing, sehingga jika turun hujan sulit dilalui, di mana jika ditempuh dengan menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi sekitar 30 menit dan jika berjalan kaki sekitar 1 jam perjalanan.


Desa Wisata

Dilain tempat Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Rejang Lebong, Upik Zumratul Aini menyebutkan pemerintah daerah setempat sejak 2018-2020 lalu telah membentuk membentuk 19 desa wisata tersebar dalam 15 kecamatan.

"Pada tahun 2018 dan 2019 kita membentuk 14 desa wisata dan tahun 2020 kembali dibentuk lima desa sehingga jumlahnya sebanyak 19 desa. Desa wisata yang dibentuk ini sebagian telah berkembang seiring dengan adanya pembiayaan pengelolaan potensi wisata melalui BUMDes masing-masing desa," kata dia.

Dia menilai keberadaan desa wisata di daerah itu sangat positif dalam rangka mengembangkan dan menggali potensi pariwisata desa sehingga bisa mendukung program pariwisata di Kabupaten Rejang Lebong.

Beberapa desa wisata yang telah berkembang dengan pendanaan modal usaha BUMDes kata dia, di antaranya dua desa di Kecamatan Selupu Rejang yakni Desa Karang Jaya berupa pengembangan taman bunga dan Desa Sumber Urip berupa pengelolaan ojek wisata ke puncak Gunung Api Bukit Kaba.

Pengembangan desa wisata di Kabupaten Rejang Lebong itu, kata dia, selain mendapat dukungan dari pemda setempat, juga dari instansi vertikal maupun kementerian langsung seperti Desa Purwodadi di Kecamatan Bermani Ulu yang mengembangkan obyek wisata danau buatan yang dinamakan Embung Suromanggi.

Kemudian, Desa Rimbo Recap mendapat dukungan teknologi tepat guna dari Bank Indonesia, Desa Karang Jaya yang merupakan binaan dari BKKBN serta Desa IV Suku Menanti binaan Kementerian Pertanian.

Dia berharap, dengan terbentuknya desa wisata di Kabupaten Rejang Lebong ini nantinya bisa memajukan pariwisata daerah, kemudian meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dengan terciptanya berbagai peluang usaha baru di sekitar lokasi wisata desa.

Visi misi bupati

Bupati Rejang Lebong, Syamsul Effendi dalam paparannya saat memberikan pidato perdana setelah dilantik menjadi Bupati Rejang Lebong periode 2021-2024 bersama pasangannya Hendra Wahyudiansyah di DPRD Rejang Lebong pada 1 Maret lalu mengatakan, pengembangan potensi wisata yang ada di daerah itu merupakan salah satu visi misi mereka yang disampaikan dalam kampanye Pilkada Serentak 2020 lalu.

Pengembangnan wisata di wilayah yang dipimpinnya masuk dalam visi misi ketujuh dari sembilan macam rencana pembangunan pasangan itu, berupa mewujudkan pembangunan kawasan berbasis potensi lokal (pertanian dan pariwisata), kemudian ekonomi kreatif untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.

Adapun penjabaran dari visi misinya itu, kata dia, Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi Bengkulu yang memiliki banyak obyek wisata potensial sekaligus sebagai daerah pertanian yang memiliki berbagai komoditas unggulan seperti kopi, gula, aren dan tanaman holtikultura lainnya.

Dia menyarankan, untuk mengembangkan dunia pariwisata Kabupaten Rejang Lebong harus dilaksanakan secara holistik dengan mempertimbangkan seluruh aspek pendukung seperti sarana dan prasarana pariwisata yang berkualitas, pelaku usaha wisata yang berkompeten dan melaksanakan event-event yang berkaitan dengan kepariwisataan.

"Untuk mewujudkan sembilan visi misi ini tentunya tidak bisa dilaksanakan secara cepat tergantung dengan ketersediaan anggaran daerah, untuk itu kami memohon dukungan dari semua pihak sehingga bisa mewujudkan program pembangunan ini menuju Rejang Lebong yang lebih baik," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu dia, juga meminta kalangan dinas/instansi terkait di Kabupaten Rejang Lebong untuk membantu mencari anggaran ke pemerintah pusat atau provinsi bahkan kepada pihak swasta yang bisa membantu pengembangan potensi pariwisata yang dimiliki daerah itu.

Pewarta : Nur Muhamad
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024