Palembang (ANTARA) - Progres pembangunan Jalan Tol Palembang-Muaraenim ruas Inderalaya-Prabumulih sepanjang 64,8 Kilometer mencapai 30,4 persen per 15 Maret 2021 sejak mulai dikerjakan pada Juli 2020.
Manajer Proyek Pembangunan Tol Palembang-Muarenim dari PT Hutama Karya (Persero), Hasan Turcahyo, di Palembang, Rabu, mengatakan pihaknya optimistis, konstruksi fisik jalan bebas hambatan dengan nilai investasi Rp6,7 triliun itu dapat diselesaikan pada Semester II tahun 2022.
"Tol Indralaya-Prabumulih merupakan salah satu rangkaian jalan tol dari Palembang menuju Bengkulu yang total panjangnya mencapai 329 kilometer. Sementara ruas Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,8 kilometer," kata Hasan saat mendampingi Gubernur Sumsel Herman Deru meninjau progres pembangunan.
Ia menjelaskan Tol Indralaya-Prabumulih yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera ini terbagi menjadi enam zona, yang mana setiap zona memiliki panjang trase berbeda.
Adapun zona I sepanjang 10,5 kilometer, zona II sepanjang 12,8 kilometer, zona III sepanjang 11,7 kilometer, zona IV sepanjang 12,5 kilometer, zona V sepanjang 11,7 kilometer dan zona VI sepanjang 9,7 kilometer.
"Panjang trase tol Indraprabu dengan rincian enam zona ini mencakup main road (jalan utama) dan dua interchange (simpang susun), yakni di Indralaya dan Prabumulih," kata Hasan.
Hasan melanjutkan, trase tol Indraprabu melewati delapan kecamatan di dua daerah kabupaten dan satu daerah kota.
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan tol ini menggunakan tiga macam teknologi konstruksi mengikuti kontur lahan, yakni tiang pancang, timbunan biasa, dan PVD Free Loading," ungkap Hasan.
Saat ini pekerjaan Tol Indralaya-Prabumulih terus berlanjut di tengah kondisi Pandemi COVID-19. Meski demikian, Hasan memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan ketat dan pengaturan jam kerja disesuaikan sedemikian rupa.
"Pandemi (pekerjaan) tetap jalan, tapi kita terapkan protokol COVID-19, pekerja juga diberikan jam kerja yang normal," ujar Hasan.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru dalam pantauannya di KM 5 dan KM 8, mengatakan, Tol Indralaya Prabumulih merupakan jawaban atas impian dan keinginan masyarakat setempat sejak bertahun-tahun lalu.
"Jalan tol ini cara terbaik menjawab kebutuhan sarana transportasi yang semakin modern," kata Herman Deru.
Untuk teknis pembangunan sarana-prasarana tol, Deru berpesan agar Tol Indralaya-Prabumulih ini memiliki ciri khas kearifan lokal, seperti ornamen pada fasilitas penunjang tol harus menunjukkan identitas budaya Sumatera Selatan.
"Dari mulai ornamen dan rest area harus berbau kearifan lokal. Ornamen tanjak pada jembatan, pintu tol, rest area, ini harus ditonjolkan," kata dia.
Selain itu, dalam bidang peronomian, ia mengharapkan di setiap rest area juga ditempatkan gerai untuk menjual kerajinan lokal dan kain songket, hingga kuliner khas daerah.
“Kami sangat mengharapkan jalan tol ini bisa berdampak pada geliat ekonomi masyarakat, terutama di kawasan yang dilaluinya,” kata dia.
Manajer Proyek Pembangunan Tol Palembang-Muarenim dari PT Hutama Karya (Persero), Hasan Turcahyo, di Palembang, Rabu, mengatakan pihaknya optimistis, konstruksi fisik jalan bebas hambatan dengan nilai investasi Rp6,7 triliun itu dapat diselesaikan pada Semester II tahun 2022.
"Tol Indralaya-Prabumulih merupakan salah satu rangkaian jalan tol dari Palembang menuju Bengkulu yang total panjangnya mencapai 329 kilometer. Sementara ruas Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,8 kilometer," kata Hasan saat mendampingi Gubernur Sumsel Herman Deru meninjau progres pembangunan.
Ia menjelaskan Tol Indralaya-Prabumulih yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera ini terbagi menjadi enam zona, yang mana setiap zona memiliki panjang trase berbeda.
Adapun zona I sepanjang 10,5 kilometer, zona II sepanjang 12,8 kilometer, zona III sepanjang 11,7 kilometer, zona IV sepanjang 12,5 kilometer, zona V sepanjang 11,7 kilometer dan zona VI sepanjang 9,7 kilometer.
"Panjang trase tol Indraprabu dengan rincian enam zona ini mencakup main road (jalan utama) dan dua interchange (simpang susun), yakni di Indralaya dan Prabumulih," kata Hasan.
Hasan melanjutkan, trase tol Indraprabu melewati delapan kecamatan di dua daerah kabupaten dan satu daerah kota.
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan tol ini menggunakan tiga macam teknologi konstruksi mengikuti kontur lahan, yakni tiang pancang, timbunan biasa, dan PVD Free Loading," ungkap Hasan.
Saat ini pekerjaan Tol Indralaya-Prabumulih terus berlanjut di tengah kondisi Pandemi COVID-19. Meski demikian, Hasan memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan ketat dan pengaturan jam kerja disesuaikan sedemikian rupa.
"Pandemi (pekerjaan) tetap jalan, tapi kita terapkan protokol COVID-19, pekerja juga diberikan jam kerja yang normal," ujar Hasan.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru dalam pantauannya di KM 5 dan KM 8, mengatakan, Tol Indralaya Prabumulih merupakan jawaban atas impian dan keinginan masyarakat setempat sejak bertahun-tahun lalu.
"Jalan tol ini cara terbaik menjawab kebutuhan sarana transportasi yang semakin modern," kata Herman Deru.
Untuk teknis pembangunan sarana-prasarana tol, Deru berpesan agar Tol Indralaya-Prabumulih ini memiliki ciri khas kearifan lokal, seperti ornamen pada fasilitas penunjang tol harus menunjukkan identitas budaya Sumatera Selatan.
"Dari mulai ornamen dan rest area harus berbau kearifan lokal. Ornamen tanjak pada jembatan, pintu tol, rest area, ini harus ditonjolkan," kata dia.
Selain itu, dalam bidang peronomian, ia mengharapkan di setiap rest area juga ditempatkan gerai untuk menjual kerajinan lokal dan kain songket, hingga kuliner khas daerah.
“Kami sangat mengharapkan jalan tol ini bisa berdampak pada geliat ekonomi masyarakat, terutama di kawasan yang dilaluinya,” kata dia.