Jakarta (ANTARA) - Bintang Paris Saint-Germain Kylian Mbappe mengatakan apa yang dilakukannya dan rekan-rekannya turut melakukan aksi walk-out bersama para pemain Istanbul Basaksehir merupakan sebuah langkah nyata ketimbang slogan-slogan antirasisme.

Hal itu dilakukan pada Selasa (8/12) ketika ofisial keempat pertandingan Sebastian Coltescu diduga melakukan tindakan rasial terhadap staf pelatih Basaksehir, Peter Webo.

Aksi tersebut membuat pertandingan dihentikan hanya 14 menit setelah sepak mula dan dilanjutkan sekira sehari berselang diawali dengan para pemain kedua tim mengenakan kaos bertuliskan pesan antirasisme, berlutut bersama jajaran ofisial jelang sepak lanjut laga pemungkas Grup H Liga Champions di Parc des Princes, Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

PSG pada akhirnya mengalahkan Basaksehir di kelanjutan pertandingan dengan skor 5-1, diwarnai dwigol Mbappe dan trigol Neymar.

"Tentu saja saya bangga atas tindakan kami. Tentu banyak hal ktutukan diucapkan soal tindakan rasial itu, tetapi tidak ada yang lebih kuat ketimbang aksi nyata," kata Mbappe selepas laga dilansir oleh Reuters.

UEFA melalui laman resminya menyatakan telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut.

"Kami lelah dan tak lagi ingin mengalami insiden semacam ini. Kita semua manusia dan yang terjadi tidak bisa ditolerir. Semua orang lelah dan kita harus melakukan sesuatu atas ini," kata Mbappe.

"Kemarin kami tidak terlalu kecewa karena gagal bermain. Itu keputusan bersama yang kami ambil dengan bangga. Semakin Anda melakukan pembiaran, maka tindakan semacam itu akan menjadi seusatu yang dianggap wajar. Tapi tidak, itu bukanlah sesuatu yang normal," ujarnya menambahkan.

Pernyataan Mbappe juga disambut positif oleh manajer PSG, Thomas Tuchel, yang menyatakan dukungan penuh atas sikap para pemainnya.

"Mereka mengambil keputusan kuat, bersatu dengan tim lain dan mengambil langkah berani. Di ruang ganti kemarin semuanya memperlihatkan itu adalah reaksi murni dari mereka," kata Tuchel.

Tindakan rasial di sepak bola dan olahraga pada umumnya masih menjadi penyakit yang terus menggejala di seluruh belahan dunia.

Berbagai aksi antirasisme terus disuarakan oleh para atlet dari berbagai cabang olahraga, kendati tampaknya masih sulit mengikis kecenderungan hal itu.

Baru-baru ini, di sebuah pertandingan kasta kedua Inggris, Liga Championship, suporter Milwall yang baru diizinkan kembali mengisi tribun stadion malah menyoraki para pemainnya yang melakukan aksi berlutut untuk pesan sosial antirasisme dalam laga melawan Derby County.
 

Pewarta : Gilang Galiartha
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024