Jakarta (ANTARA) - Facebook pada Senin (19/10) mengumumkan perangkat lunak machine learning yang bisa menerjemahkan 100 bahasa tanpa bergantung pada bahasa Inggris.
Raksasa jejaring sosial itu membuat perangkat penerjemah untuk seratusan bahasa guna menciptakan konten yang bisa diterima dengan baik oleh 2 miliar pengguna mereka di seluruh dunia.
"Ini adalah tonggak bersejarah, puncak pengerjaan AI Facebook untuk mesin penerjemah selama bertahun-tahun," kata asisten peneliti Facebook Angela Fan dalam sebuah unggahan blog, dilansir AFP.
Fan mengklaim mesin itu dapat menerjemah lebih akurat ketimbang perangkat sebelumnya karena tidak bergantung pada bahasa Inggris sebagai bahasa perantara untuk diterjemahkan.
Kini pengguna dapat menerjemah, misalnya bahasa China ke Prancis, tanpa perlu menggunakan perantara bahasa China ke Inggris, kemudian bahasa Inggris ke Prancis, untuk mendapatkan hasilnya.
Facebook mengatakan telah menangani rata-rata 20 miliar terjemahan setiap hari, dan berharap sistem baru itu akan memberikan hasil yang lebih baik.
"Mendobrak hambatan bahasa melalui terjemahan mesin adalah salah satu cara paling penting untuk menyatukan manusia, memberikan informasi resmi tentang COVID-19, dan menjaga mereka tetap aman dari konten berbahaya," kata Fan.
Raksasa jejaring sosial itu membuat perangkat penerjemah untuk seratusan bahasa guna menciptakan konten yang bisa diterima dengan baik oleh 2 miliar pengguna mereka di seluruh dunia.
"Ini adalah tonggak bersejarah, puncak pengerjaan AI Facebook untuk mesin penerjemah selama bertahun-tahun," kata asisten peneliti Facebook Angela Fan dalam sebuah unggahan blog, dilansir AFP.
Fan mengklaim mesin itu dapat menerjemah lebih akurat ketimbang perangkat sebelumnya karena tidak bergantung pada bahasa Inggris sebagai bahasa perantara untuk diterjemahkan.
Kini pengguna dapat menerjemah, misalnya bahasa China ke Prancis, tanpa perlu menggunakan perantara bahasa China ke Inggris, kemudian bahasa Inggris ke Prancis, untuk mendapatkan hasilnya.
Facebook mengatakan telah menangani rata-rata 20 miliar terjemahan setiap hari, dan berharap sistem baru itu akan memberikan hasil yang lebih baik.
"Mendobrak hambatan bahasa melalui terjemahan mesin adalah salah satu cara paling penting untuk menyatukan manusia, memberikan informasi resmi tentang COVID-19, dan menjaga mereka tetap aman dari konten berbahaya," kata Fan.