Palembang (ANTARA) - Bank Sumsel Babel memperluas layanan transaksi nontunai dengan menggunakan Quick Response Indonesian Standar (QRIS) ke Provinsi Bangka Belitung.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin di Palembang, Kamis, mengatakan BSB membidik penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran di lingkungan pegawai pemerintahan Bangka Belitung (Babel).
“Tahap awal kami kenalkan kepada komunitas ASN di pemda-pemda, kemudian dilanjutkan dengan UMKM binaan serta merchant yang telah dikelola Bank Sumsel Babel,” kata dia.
Syamsudin memaparkan pihaknya menjadi satu dari 6 Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Tanah Air yang telah memanfaatkan QRIS untuk transaksi nasabah. Hingga 29 September 2020, tercatat ada 1.649 QRIS yang diterbitkan oleh Bank Sumsel Babel.
“Harapannya penetrasi merchant QRIS maupun pengguna QRIS melalui layanan Bank Sumsel Babel mobile banking terdapat peningkatan yang signifikan,” kata dia.
Menurutnya, awalnya Bank Sumsel Babel telah membangun sistem quick response sendiri. Namun dalam perjalanannya, perusahaan menilai sistem tersebut malah menyulitkan nasabah dan merchant. Sehingga, Bank Sumsel Babel pun mengajukan diri untuk bergabung dalam sistem pembayaran QRIS yang dirancang Bank Indonesia.
“Dengan demikian melalui QRIS maka konsumen maupun merchant akan mendapat kemudahan dalam transaksi nontunai,” katanya.
Ia memaparkan penggunaan QRIS sangat menguntungkan karena selain bersifat cashless, QRIS dapat ditransaksikan dari berbagai aplikasi berbasiskan mobile baik yang dikelola oleh lembaga perbankan maupun nonperbankan, karena sifatnya universal dan terintegrasi. Terhadap nasabah tidak dibebani biaya apapun.
“QRIS saat ini sangat cocok untuk transaksi yang bersifat ritel. Pasalnya, sesuai dengan PADG BI No 21/18/PADG/2019 batas nominal per transaksi QRIS adalah Rp2 juta,” kata dia.
Sementara itu, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan mengatakan pihaknya bakal mendorong pemerintah daerah di provinsi itu untuk menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran nontunai.
“Saya berharap bupati/walikota dapat mempercepat penggunaan QRIS, terutama menyasar UMKM sebagai merchant QRIS. Apalagi sekarang bank daerah sendiri sudah menyediakan fasilitas tersebut,” katanya.
Erzaldi melanjutkan saat ini Babel menempati urutan ke-24 untuk penggunaan QRIS. Gubernur berharap pengguna dan merchant QRIS di provinsi itu semakin bertambah setelah Bank Sumsel Babel ekspansi layanan tersebut.
“Apalagi dalam masa pandemi COVID-19 ini pembayaran nontunai sangat disarankan, tinggal bagaimana sosialisasi perbankan terhadap penggunaan teknologi ini ke masyarakat di Babel,” kata dia.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin di Palembang, Kamis, mengatakan BSB membidik penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran di lingkungan pegawai pemerintahan Bangka Belitung (Babel).
“Tahap awal kami kenalkan kepada komunitas ASN di pemda-pemda, kemudian dilanjutkan dengan UMKM binaan serta merchant yang telah dikelola Bank Sumsel Babel,” kata dia.
Syamsudin memaparkan pihaknya menjadi satu dari 6 Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Tanah Air yang telah memanfaatkan QRIS untuk transaksi nasabah. Hingga 29 September 2020, tercatat ada 1.649 QRIS yang diterbitkan oleh Bank Sumsel Babel.
“Harapannya penetrasi merchant QRIS maupun pengguna QRIS melalui layanan Bank Sumsel Babel mobile banking terdapat peningkatan yang signifikan,” kata dia.
Menurutnya, awalnya Bank Sumsel Babel telah membangun sistem quick response sendiri. Namun dalam perjalanannya, perusahaan menilai sistem tersebut malah menyulitkan nasabah dan merchant. Sehingga, Bank Sumsel Babel pun mengajukan diri untuk bergabung dalam sistem pembayaran QRIS yang dirancang Bank Indonesia.
“Dengan demikian melalui QRIS maka konsumen maupun merchant akan mendapat kemudahan dalam transaksi nontunai,” katanya.
Ia memaparkan penggunaan QRIS sangat menguntungkan karena selain bersifat cashless, QRIS dapat ditransaksikan dari berbagai aplikasi berbasiskan mobile baik yang dikelola oleh lembaga perbankan maupun nonperbankan, karena sifatnya universal dan terintegrasi. Terhadap nasabah tidak dibebani biaya apapun.
“QRIS saat ini sangat cocok untuk transaksi yang bersifat ritel. Pasalnya, sesuai dengan PADG BI No 21/18/PADG/2019 batas nominal per transaksi QRIS adalah Rp2 juta,” kata dia.
Sementara itu, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan mengatakan pihaknya bakal mendorong pemerintah daerah di provinsi itu untuk menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran nontunai.
“Saya berharap bupati/walikota dapat mempercepat penggunaan QRIS, terutama menyasar UMKM sebagai merchant QRIS. Apalagi sekarang bank daerah sendiri sudah menyediakan fasilitas tersebut,” katanya.
Erzaldi melanjutkan saat ini Babel menempati urutan ke-24 untuk penggunaan QRIS. Gubernur berharap pengguna dan merchant QRIS di provinsi itu semakin bertambah setelah Bank Sumsel Babel ekspansi layanan tersebut.
“Apalagi dalam masa pandemi COVID-19 ini pembayaran nontunai sangat disarankan, tinggal bagaimana sosialisasi perbankan terhadap penggunaan teknologi ini ke masyarakat di Babel,” kata dia.