Palembang (ANTARA) - Kota Pagaralam Sumatera Selatan memiliki desa wisata dan sekolah kopi Basemah sebagai wadah meningkatkan kualitas kopi di wilayah tersebut dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani kopi setempat.
Wali Kota Pagaralam, Alpian Maskoni, Jumat, mengatakan Pagaralam sebagai salah satu penghasil kopi paling besar di Indonesia terus mengupayakan peningkatan kualitas kopi dari hulu hingga hilir dengan berbagai pihak, adanya Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah tersebut bagian kolaborasi berasama masyarakat.
"Sampai sekarang kami masih membina para petani agar kopi-kopi dari Pagaralam mendapatkan harga yang lebih baik di pasaran," ujarnya saat meluncurkan Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah di Kecamatan Dempo Utara.
Menurutnya para petani juga dibina agar hasil produksi meningkat, salah satunya melalui teknik stek kopi sejak beberapa tahun terakhir yang disebut mampu meninkatkan hasil panen hingga 300 persen.
Dampaknya kesejahteraan petani kopi akan ikut meningkat, kata dia.
Meski baru saja diluncurkan, namun sampel kopi produksi desa wisata tersebut akan langsung mengikuti kontes kopi dunia AVPA-Paris 2020 di Perancis yang akan dimumukan pada akhir Oktober 2020.
Ia berharap sampel kopi Pagaralam yang diikutkan kontes itu mendapatkan medali dan dapat membuka jalan ekspor bagi produk kopi Pagaralam, sehingga meningkatkan harga ditingkat petani yang saat ini masih terbilang rendah pada kisaran Rp18.000 - Rp20.000 perkilogram.
Sementara Ketua Dewan Kopi Sumsel, Zein Ismed, menyebut pembentukan Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah Pagaralam menjadi model bisnis baru bidang agrowisata dan kolaborasi rantai nilai kopi dari hulu ke hilir, ia berharap muncul desa wisata kopi di daerah penghasil kopi lainnya.
"Dengan masifnya pembinaaan dan kolaborasi maka kami yakin bisa memberikan dampak positif bagi permintaan pasar terhadap kopi Pagaralam dampak membaiknya kualitas kopi yang dihasilkan," ujar Zein.
Wali Kota Pagaralam, Alpian Maskoni, Jumat, mengatakan Pagaralam sebagai salah satu penghasil kopi paling besar di Indonesia terus mengupayakan peningkatan kualitas kopi dari hulu hingga hilir dengan berbagai pihak, adanya Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah tersebut bagian kolaborasi berasama masyarakat.
"Sampai sekarang kami masih membina para petani agar kopi-kopi dari Pagaralam mendapatkan harga yang lebih baik di pasaran," ujarnya saat meluncurkan Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah di Kecamatan Dempo Utara.
Menurutnya para petani juga dibina agar hasil produksi meningkat, salah satunya melalui teknik stek kopi sejak beberapa tahun terakhir yang disebut mampu meninkatkan hasil panen hingga 300 persen.
Dampaknya kesejahteraan petani kopi akan ikut meningkat, kata dia.
Meski baru saja diluncurkan, namun sampel kopi produksi desa wisata tersebut akan langsung mengikuti kontes kopi dunia AVPA-Paris 2020 di Perancis yang akan dimumukan pada akhir Oktober 2020.
Ia berharap sampel kopi Pagaralam yang diikutkan kontes itu mendapatkan medali dan dapat membuka jalan ekspor bagi produk kopi Pagaralam, sehingga meningkatkan harga ditingkat petani yang saat ini masih terbilang rendah pada kisaran Rp18.000 - Rp20.000 perkilogram.
Sementara Ketua Dewan Kopi Sumsel, Zein Ismed, menyebut pembentukan Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah Pagaralam menjadi model bisnis baru bidang agrowisata dan kolaborasi rantai nilai kopi dari hulu ke hilir, ia berharap muncul desa wisata kopi di daerah penghasil kopi lainnya.
"Dengan masifnya pembinaaan dan kolaborasi maka kami yakin bisa memberikan dampak positif bagi permintaan pasar terhadap kopi Pagaralam dampak membaiknya kualitas kopi yang dihasilkan," ujar Zein.