Palembang (ANTARA) - Pengelola Museum Negeri Balaputra Dewa Palembang, Sumatera Selatan menambah koleksi sebuah kemudi kapal yang terbuat dari kayu yang telah diteliti pihak balai arkeologi diperkirakan peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya abad ke-9.
"Kami pada Agustus 2020 ini mendapat hibah dari masyarakat sebuah kemudi kapal peninggalan Sriwijaya dengan berat sekitar empat ton, panjangnya 10 meter dan lebar 50 cm," kata Kepala Museum Balaputra Dewa Palembang, Chandra Amprayadi di Palembang, Selasa.
Dengan adanya hibah barang peninggalan sejarah itu, memperkaya koleksi Museum Balaputra Dewa yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Beberapa barang peninggalan sejarah berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya berpusat di Kota Palembang yang sudah ada sebelumnya di museum tersebut seperti artefak kerajinan gerabah, manik-manik, logam benda cor, dan prasasti.
Sebagian besar prasasti adalah replika, sedangkan yang aslinya sebagian besar ditempatkan di museum nasional Jakarta dan di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Palembang.
Contoh prasasti replika yang bisa dilihat di museum Balaputra Dewa Palembag berasal dari abad ke-7 yakni Prasasti Kedukan Bukit, Telaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuwo, Boom Baru, Kambang Unglen, Kambang Unglen II, dan prasasti Siddhayatra, katanya.
Dia menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir pihaknya telah menambah 2.000 koleksi baru yang diperoleh dari hibah masyarakat berbagai daerah di Sumsel dan provinsi lainnya.
Dengan adanya tambahan koleksi peninggalan sejarah tersebut, museum Balaputra Dewa Palembang memiliki 8.800 potong koleksi mulai dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda.
Bagi masyarakat atau wisatawan lokal dan mancanegara yang akan melihat koleksi benda peninggalan sejarah tersebut dapat datang ke museum negeri Balaputra Dewa di kawasan KM 6,5 Palembang, Jalan Srijaya I No 28 setiap hari Selasa hingga Minggu, ujar Chandra.
"Kami pada Agustus 2020 ini mendapat hibah dari masyarakat sebuah kemudi kapal peninggalan Sriwijaya dengan berat sekitar empat ton, panjangnya 10 meter dan lebar 50 cm," kata Kepala Museum Balaputra Dewa Palembang, Chandra Amprayadi di Palembang, Selasa.
Dengan adanya hibah barang peninggalan sejarah itu, memperkaya koleksi Museum Balaputra Dewa yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Beberapa barang peninggalan sejarah berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya berpusat di Kota Palembang yang sudah ada sebelumnya di museum tersebut seperti artefak kerajinan gerabah, manik-manik, logam benda cor, dan prasasti.
Sebagian besar prasasti adalah replika, sedangkan yang aslinya sebagian besar ditempatkan di museum nasional Jakarta dan di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Palembang.
Contoh prasasti replika yang bisa dilihat di museum Balaputra Dewa Palembag berasal dari abad ke-7 yakni Prasasti Kedukan Bukit, Telaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuwo, Boom Baru, Kambang Unglen, Kambang Unglen II, dan prasasti Siddhayatra, katanya.
Dia menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir pihaknya telah menambah 2.000 koleksi baru yang diperoleh dari hibah masyarakat berbagai daerah di Sumsel dan provinsi lainnya.
Dengan adanya tambahan koleksi peninggalan sejarah tersebut, museum Balaputra Dewa Palembang memiliki 8.800 potong koleksi mulai dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda.
Bagi masyarakat atau wisatawan lokal dan mancanegara yang akan melihat koleksi benda peninggalan sejarah tersebut dapat datang ke museum negeri Balaputra Dewa di kawasan KM 6,5 Palembang, Jalan Srijaya I No 28 setiap hari Selasa hingga Minggu, ujar Chandra.