Palembang (ANTARA) - Personel TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang Palembang memiliki dua tugas pokok saat ini yakni mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) di Provinsi Sumatera Selatan.
Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Tri Bowo Budi Santoso walau dibebankan dua tugas sekaligus, personel TNI AU tetap diminta fokus.
"Namanya pangkalan udara harus selalu dijaga dan siaga. Jadi apabila negara membutuhkan, sudah siap. Terutama soal penanganan kebakaran hutan lahan dan COVID-19,” kata Tri Bowo Santoso saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI AU Palembang.
Tri mengatakan TNI sejak awal menjadi bagian penting dalam penanganan karhutla dan COVID-19 di Tanah Air.
Khusus untuk COVID-19, TNI AU saat ini juga terlibat langsung dalam pemulihan ekonomi masyarakat.
“Saat ini kegiatan ekonomi masyarakat mulai berangsur pulih, dan TNI AU berperan aktif untuk mendongraknya. Salah satu fokus kami yakni menjaga ketahanan pangan juga,” kata dia.
Sementara itu Komandan Lanud SMH Palembang Kolonel Pnb Firman Wirayuda mengatakan sejauh ini kasus kebakaran hutan dan lahan masih terkendali. Meski demikian, Pangkalan TNI AU telah menyiagakan ratusan personel untuk memperkuat tim armada udara Satgas Penanganan Karhutla Sumsel.
Persiapan sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, karena pada Agustus diperkirakan puncak kemaraunya.
“Berdasarkan pantauan kami, sejak Mei hingga kini, kasus karhutla masih terkendali. Bukan tidak ada titik apinya, tapi jika dilihat dari jumlahnya masih bisa dikendalikan, jika ada kejadian langsung helikopter waterboombing dikerahkan,” kata dia.
Walau demikian, langkah-langkah mitigasi selalu dikedepankan dengan cara melakukan patroli udara secara rutin di kawasan rawan karhutla seperti di Kabupaten Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir.
Selain patroli, personel TNI AU juga membantu upaya teknologi modifikasi cuaca, yakni setidaknya telah menabur garam sebanyak 28 ton di awan yang berpotensi hujan sejak 20 Juni lalu.
Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Tri Bowo Budi Santoso walau dibebankan dua tugas sekaligus, personel TNI AU tetap diminta fokus.
"Namanya pangkalan udara harus selalu dijaga dan siaga. Jadi apabila negara membutuhkan, sudah siap. Terutama soal penanganan kebakaran hutan lahan dan COVID-19,” kata Tri Bowo Santoso saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI AU Palembang.
Tri mengatakan TNI sejak awal menjadi bagian penting dalam penanganan karhutla dan COVID-19 di Tanah Air.
Khusus untuk COVID-19, TNI AU saat ini juga terlibat langsung dalam pemulihan ekonomi masyarakat.
“Saat ini kegiatan ekonomi masyarakat mulai berangsur pulih, dan TNI AU berperan aktif untuk mendongraknya. Salah satu fokus kami yakni menjaga ketahanan pangan juga,” kata dia.
Sementara itu Komandan Lanud SMH Palembang Kolonel Pnb Firman Wirayuda mengatakan sejauh ini kasus kebakaran hutan dan lahan masih terkendali. Meski demikian, Pangkalan TNI AU telah menyiagakan ratusan personel untuk memperkuat tim armada udara Satgas Penanganan Karhutla Sumsel.
Persiapan sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, karena pada Agustus diperkirakan puncak kemaraunya.
“Berdasarkan pantauan kami, sejak Mei hingga kini, kasus karhutla masih terkendali. Bukan tidak ada titik apinya, tapi jika dilihat dari jumlahnya masih bisa dikendalikan, jika ada kejadian langsung helikopter waterboombing dikerahkan,” kata dia.
Walau demikian, langkah-langkah mitigasi selalu dikedepankan dengan cara melakukan patroli udara secara rutin di kawasan rawan karhutla seperti di Kabupaten Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir.
Selain patroli, personel TNI AU juga membantu upaya teknologi modifikasi cuaca, yakni setidaknya telah menabur garam sebanyak 28 ton di awan yang berpotensi hujan sejak 20 Juni lalu.