Surabaya (ANTARA) - Sejumlah mantan pemain Persebaya di era 1980, 1990, sampai 2000-an menghadiri liga sepakbola antarwarga di Lapangan Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
"Sepakbola selain meningkatkan daya tahan tubuh, juga bisa jadi ajang silaturahmi, menjaga persaudaraan. Maka dari itu acara seperti ini harus dilanjutkan," kata pemain Persebaya di tahun 1980-1990 Muharom Rusdiana saat di Lapangan Kebraon.
Adapun beberapa mantan pemain Persebaya yang hadir adalah Muharom Rusdiana, Nugroho Mardianto, Agus Salim, Zainal Suripto, dan Rofi. Mereka, bersama-sama warga kompak bermain di pertandingan yang dinamai WTT (Wong Tuwek-tuwek) Liga ini.
Menurut Muharom semangat warga yang banyak tergabung di WTT Liga adalah hal yang penting yang harus dilakukan di masa pandemi COVID-19.
"Sepakbola selain meningkatkan daya tahan tubuh, juga bisa jadi ajang silaturahmi, menjaga persaudaraan. Maka dari itu acara seperti ini harus dilanjutkan," ujarnya.
Muharom mengatakan para peserta liga sepakbola antarwarga yang digelar Relawan Eri Cahyadi ini sebagian besar dari Kelurahan Karangpilang, tapi ada juga luar kelurahan khususnya di Surabaya selatan.
"Banyak pemain yang mampir berlatih dan mengikuti kompetisi ini dari luar Karangpilang," ujarnya.
Kompetesi WTT Liga ini masih akan terus digelar Lapangan Kebraon atau Lapangan Karangpilang setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
"Kami berharap, pengembangan sepak bola usia dini di Surabaya terus dilestarikan dan dudukung oleh para pengambil kebijakan di Surabaya ini.
"Kita punya tim terbesar di Indonesia. Kita juga punya bakat yang luar biasa di Kota Pahlawan. Pemerintah kota bisa memfasilitasinya dengan pengembangan usia dini sepak bola," katanya.
"Sepakbola selain meningkatkan daya tahan tubuh, juga bisa jadi ajang silaturahmi, menjaga persaudaraan. Maka dari itu acara seperti ini harus dilanjutkan," kata pemain Persebaya di tahun 1980-1990 Muharom Rusdiana saat di Lapangan Kebraon.
Adapun beberapa mantan pemain Persebaya yang hadir adalah Muharom Rusdiana, Nugroho Mardianto, Agus Salim, Zainal Suripto, dan Rofi. Mereka, bersama-sama warga kompak bermain di pertandingan yang dinamai WTT (Wong Tuwek-tuwek) Liga ini.
Menurut Muharom semangat warga yang banyak tergabung di WTT Liga adalah hal yang penting yang harus dilakukan di masa pandemi COVID-19.
"Sepakbola selain meningkatkan daya tahan tubuh, juga bisa jadi ajang silaturahmi, menjaga persaudaraan. Maka dari itu acara seperti ini harus dilanjutkan," ujarnya.
Muharom mengatakan para peserta liga sepakbola antarwarga yang digelar Relawan Eri Cahyadi ini sebagian besar dari Kelurahan Karangpilang, tapi ada juga luar kelurahan khususnya di Surabaya selatan.
"Banyak pemain yang mampir berlatih dan mengikuti kompetisi ini dari luar Karangpilang," ujarnya.
Kompetesi WTT Liga ini masih akan terus digelar Lapangan Kebraon atau Lapangan Karangpilang setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
"Kami berharap, pengembangan sepak bola usia dini di Surabaya terus dilestarikan dan dudukung oleh para pengambil kebijakan di Surabaya ini.
"Kita punya tim terbesar di Indonesia. Kita juga punya bakat yang luar biasa di Kota Pahlawan. Pemerintah kota bisa memfasilitasinya dengan pengembangan usia dini sepak bola," katanya.