Padang Aro (ANTARA) - Seorang pemuda di Blok Nol, Pekonina, Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, ditemukan ibunya sudah tidak bernyawa dengan posisi tergantung di depan pintu kamar, Jumat siang (3/7).
Kepala Kepolisian Resor Solok Selatan AKBP Tedy Purnanto melalui Kapolsek Sungai Pagu AKP Elfi Indra di Padang Aro, Sabtu, mengatakan pertama kali yang melihat jasad NS (18) adalah ibunya Harni yang baru pulang bekerja dari Sungai Sungkai, Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo pada Jumat sekitar pukul 11.50 WIB.
"Sampai di rumah, pintu rumah terkunci. Harni mencoba menelpon NS tapi tidak diangkat. Kemudian berusaha mendobrak pintu. Setelah bisa masuk, NS sudah terkulai dengan posisi tergantung di depan pintu kamar," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan, sebutnya NS dinyatakan meninggal dunia akibat gantung diri. Bukti meninggal dunia karena gantung diri, sebutnya keluar feses dari anusnya, keluar air mani, mulut mengeluarkan darah, lidah terjulur, serta urat leher terlihat tegang.
Baca juga: Seorang pria di Medan gantung diri, stres sakit tak kunjung sembuh
Baca juga: Bebulan-bulan tidak bekerja, seorang pria ditemukan tewas gantung diri
"Dari bukti-bukti yang ditemukan ini kami menyatakan bahwa NS meninggal karena gantung diri," katanya.
Ia menambahkan, sehari sebelum ditemukan tergantung, NS minta dibelikan paket data internet kepada orang tuanya tapi tidak dibelikan. "Sebetulnya, ibunya bukannya tak mau membelikan karena agar anaknya itu rajin bekerja. Karena jika sudah main handphone, lupa waktu," ujarnya.
Atas kejadian ini, ia berharap orang tua membangun komunikasi yang baik dengan anaknya. "Semua kebutuhan anak, keperluan anak bisa dikomunikasikan dengan baik. Kami berharap komunikasi antara orangtua dan anak terjaga dengan baik. Tidak sedikit kasus-kasus anak bunuh diri karena kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak," ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Solok Selatan AKBP Tedy Purnanto melalui Kapolsek Sungai Pagu AKP Elfi Indra di Padang Aro, Sabtu, mengatakan pertama kali yang melihat jasad NS (18) adalah ibunya Harni yang baru pulang bekerja dari Sungai Sungkai, Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo pada Jumat sekitar pukul 11.50 WIB.
"Sampai di rumah, pintu rumah terkunci. Harni mencoba menelpon NS tapi tidak diangkat. Kemudian berusaha mendobrak pintu. Setelah bisa masuk, NS sudah terkulai dengan posisi tergantung di depan pintu kamar," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan, sebutnya NS dinyatakan meninggal dunia akibat gantung diri. Bukti meninggal dunia karena gantung diri, sebutnya keluar feses dari anusnya, keluar air mani, mulut mengeluarkan darah, lidah terjulur, serta urat leher terlihat tegang.
Baca juga: Seorang pria di Medan gantung diri, stres sakit tak kunjung sembuh
Baca juga: Bebulan-bulan tidak bekerja, seorang pria ditemukan tewas gantung diri
"Dari bukti-bukti yang ditemukan ini kami menyatakan bahwa NS meninggal karena gantung diri," katanya.
Ia menambahkan, sehari sebelum ditemukan tergantung, NS minta dibelikan paket data internet kepada orang tuanya tapi tidak dibelikan. "Sebetulnya, ibunya bukannya tak mau membelikan karena agar anaknya itu rajin bekerja. Karena jika sudah main handphone, lupa waktu," ujarnya.
Atas kejadian ini, ia berharap orang tua membangun komunikasi yang baik dengan anaknya. "Semua kebutuhan anak, keperluan anak bisa dikomunikasikan dengan baik. Kami berharap komunikasi antara orangtua dan anak terjaga dengan baik. Tidak sedikit kasus-kasus anak bunuh diri karena kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak," ujarnya.