Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan Indonesia tidak berkompromi soal kedaulatan maritim.
"Mengenai kedaulatan maritim, kita tidak pernah kompromi dengan siapapun," kata Luhut Pandjaitan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Senin.
Luhut pun menjelaskan ketegasan yang sama telah disampaikan kepada pihak-pihak yang bersinggungan di Natuna, Kepulauan Riau, yang sempat memanas beberapa waktu lalu karena masuknya kapal ikan asing di perairan tersebut.
"Di Natuna saya memberikan message yang loud and clear kepada tetangga kita. Kita tidak akan pernah kompromi terhadap teritory integrity dari pada Indonesia. Itu jelas. Jadi berteman boleh tapi jangan sampai mengusik kita," ujar Luhut Pandjaitan.
Ia menambahkan perlu dibedakan hubungan kerja sama ekonomi dengan kedaulatan negara. Oleh karena itu meski punya hubungan ekonomi yang baik, pemerintah Indonesia tidak akan segan jika sudah berkaitan dengan kedaulatan negara.
"Kau boleh investasi di negeriku, tapi kalau soal teritori integritas, kita tidak akan pernah diskusi mengenai itu," tegas Luhut Pandjaitan.
Sebelumnya Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi memastikan pemerintah tetap menjaga laut, termasuk di Natuna dengan sistem yang lebih canggih.
Selain terus melakukan penangkapan kapal pencuri ikan, pemerintah juga terus melakukan pengawasan dengan sistem yang lebih canggih, terutama di kawasan yang pernah diributkan seperti Natuna atau Papua.
"Dengan sistem pengawasan lewat satelit langsung, kita tahu di Natuna, Papua, ada berapa kapal asing yang masuk, baik yang legal maupun ilegal. Dengan informasi itu, tentu penanganan akan lebih mudah dibanding yang dulu-dulu," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa.
Menurut Purbaya, dengan sistem yang sebelumnya kapal berangkat untuk menangkap kapal asing pencuri ikan tanpa informasi dasar seperti lokasinya. Namun, dengan sistem yang ada saat ini, kapal bisa berangkat dengan informasi yang lebih tepat.
"Kalau dulu kan kapalnya berangkat, kalau dapat syukur, kalau enggak dapat ya sudah. Kalau sekarang, kapalnya sebelum berangkat sudah ada informasinya di mana titik-titik kapal pencuri ikan biasanya berkumpul," katanya.
"Mengenai kedaulatan maritim, kita tidak pernah kompromi dengan siapapun," kata Luhut Pandjaitan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Senin.
Luhut pun menjelaskan ketegasan yang sama telah disampaikan kepada pihak-pihak yang bersinggungan di Natuna, Kepulauan Riau, yang sempat memanas beberapa waktu lalu karena masuknya kapal ikan asing di perairan tersebut.
"Di Natuna saya memberikan message yang loud and clear kepada tetangga kita. Kita tidak akan pernah kompromi terhadap teritory integrity dari pada Indonesia. Itu jelas. Jadi berteman boleh tapi jangan sampai mengusik kita," ujar Luhut Pandjaitan.
Ia menambahkan perlu dibedakan hubungan kerja sama ekonomi dengan kedaulatan negara. Oleh karena itu meski punya hubungan ekonomi yang baik, pemerintah Indonesia tidak akan segan jika sudah berkaitan dengan kedaulatan negara.
"Kau boleh investasi di negeriku, tapi kalau soal teritori integritas, kita tidak akan pernah diskusi mengenai itu," tegas Luhut Pandjaitan.
Sebelumnya Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi memastikan pemerintah tetap menjaga laut, termasuk di Natuna dengan sistem yang lebih canggih.
Selain terus melakukan penangkapan kapal pencuri ikan, pemerintah juga terus melakukan pengawasan dengan sistem yang lebih canggih, terutama di kawasan yang pernah diributkan seperti Natuna atau Papua.
"Dengan sistem pengawasan lewat satelit langsung, kita tahu di Natuna, Papua, ada berapa kapal asing yang masuk, baik yang legal maupun ilegal. Dengan informasi itu, tentu penanganan akan lebih mudah dibanding yang dulu-dulu," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa.
Menurut Purbaya, dengan sistem yang sebelumnya kapal berangkat untuk menangkap kapal asing pencuri ikan tanpa informasi dasar seperti lokasinya. Namun, dengan sistem yang ada saat ini, kapal bisa berangkat dengan informasi yang lebih tepat.
"Kalau dulu kan kapalnya berangkat, kalau dapat syukur, kalau enggak dapat ya sudah. Kalau sekarang, kapalnya sebelum berangkat sudah ada informasinya di mana titik-titik kapal pencuri ikan biasanya berkumpul," katanya.