Palembang (ANTARA) - Dua wilayah dari 17 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menjadi zona hijau meski kasus positif COVID-19 di provinsi ini masih menunjukkan penambahan setiap hari.

"Suatu wilayah menjadi zona hijau jika kasus aktifnya tidak ada lagi atau 0 kasus positif," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumsel, Yusri, Rabu.

Jumlah kasus aktif dihitung dari total orang yang positif terinfeksi COVID-19 dikurangi jumlah kasus sembuh dan meninggal dunia.

Dua wilayah yang menjadi zona hijau tersebut, yakni Kota Pagaralam yang sejak awal sebetulnya tidak pernah ditemukan kasus positif langsung, dan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) yang berhasil mencapai 0 kasus pada hari ini, Rabu (10/6).

Kota Pagaralam baru satu kali mencatatkan kasus positif, namun kasunya tidak berada di teritori Pagaralam, melainkan siswa Setukpa Lemdikpol Polri yang menjalani karantina di Palembang tetapi berdomisili KTP Pagaralam.

Sedangkan Kabupaten Muratara mencatatkan 22 kasus positif COVID-19 selama 46 hari sejak kasus pertama diumumkan pada 25 April 2020, selama itu juga tidak ada kasus meninggal alias semuanya sembuh.

Sebelumnya terdapat Kabupaten Lahat yang sempat menjadi zona hijau, namun pada hari ini wilayah itu kembali mencatatkan kasus positif COVID-19 sebanyak tiga orang, sehingga kembali ke zona kuning.

Sementara secara keseluruhan kasus aktif COVID-19 di Sumsel per 10 Juni berjumlah 703 kasus, hanya naik dua kasus dari total 701 kasus aktif pada 9 Juni.

"Total orang positif COVID-19 sampai saat ini 1.229 kasus, namun 48 kasus meninggal dan 478 kasus sembuh sudah ditutup, maka kasus aktif ada 703 orang," katanya pula.

Masyarakat diharapkan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak di tempat keramaian atau ruang publik meski berada di zona hijau, sebab angka produktivitas efektif penularan COVID-19 pascaintervensi atau RT di Sumsel masih berada di atas 1, atau belum dapat dikatakan aman.

"Kami tidak bosan-bosannya mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti protokol pencegahan COVID-19, langkah-langkah pencegahan jangan sampai lengah sedikit pun," kata Yusri menambahkan.

Meski tingkat kontak antarorang tampak berkurang, namun frekuensinya dapat meningkat kembali jika masyarakat terlalu leluasa beraktivitas tanpa memperhatikan protokol COVID-19 selama proses menuju normal baru.

Akibatnya penularan akan berlangsung terus-menerus dan berpotensi menggagalkan puncak kurva kasus COVID-19 yang diprediksi terjadi pada pertengahan Juli 2020.

Pewarta : Aziz Munajar
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024