Jakarta (ANTARA) - "Dunia ini penuh dengan orang bodoh," kata Bjorn Ulvaeus dari grup ABBA saat mengutuk kritik terhadap gerakan Black Lives Matter dan menyuarakan dukungan untuk unjuk rasa global melawan rasisme dan kekerasan polisi.
"Solidaritas yang kita lihat di jalanan kota di seluruh dunia sekarang harusnya memberi kita harapan," kata musisi itu dalam rekaman video yang diberikan kepada Reuters, Senin (8/6).
Baca juga: Pebasket LeBron memprotes penangkapan warga kulit hitam berujung kematian
Kematian pria Afrika-Amerika George Floyd pada 25 Mei lalu memicu unjuk rasa di dunia atas perlakuan polisi yang semena-mena terhadap etnis minoritas. Seorang polisi kulit putih menindih lehernya selama hampir sembilan menit.
Musisi, yang baru-baru ini menghabiskan waktu mengisolasi diri di Swedia karena virus corona, mengutuk orang-orang yang "tak punya imajinasi atau keinginan untuk memikirkan rasanya jadi perempuan atau lelaki dengan kulit berwarna", menambahkan dia yakin orang-orang seperti itulah yang akan jadi minoritas.
Ulvaeus membandingkan gerakan Black Lives Matter dengan #MeToo yang melawan pelecehan seksual, mengatakan keduanya "adalah tentang memandang orang di sekitarmu setara".
"Saya melihat cucu-cucu tumbuh tanpa sedikitpun racun rasisme, dan saya pikir mereka akan tetap seperti itu," tambah dia.
Baca juga: Schalke didenda 50 ribu euro akibat sorakan rasial suporter
"Solidaritas yang kita lihat di jalanan kota di seluruh dunia sekarang harusnya memberi kita harapan," kata musisi itu dalam rekaman video yang diberikan kepada Reuters, Senin (8/6).
Baca juga: Pebasket LeBron memprotes penangkapan warga kulit hitam berujung kematian
Kematian pria Afrika-Amerika George Floyd pada 25 Mei lalu memicu unjuk rasa di dunia atas perlakuan polisi yang semena-mena terhadap etnis minoritas. Seorang polisi kulit putih menindih lehernya selama hampir sembilan menit.
Musisi, yang baru-baru ini menghabiskan waktu mengisolasi diri di Swedia karena virus corona, mengutuk orang-orang yang "tak punya imajinasi atau keinginan untuk memikirkan rasanya jadi perempuan atau lelaki dengan kulit berwarna", menambahkan dia yakin orang-orang seperti itulah yang akan jadi minoritas.
Ulvaeus membandingkan gerakan Black Lives Matter dengan #MeToo yang melawan pelecehan seksual, mengatakan keduanya "adalah tentang memandang orang di sekitarmu setara".
"Saya melihat cucu-cucu tumbuh tanpa sedikitpun racun rasisme, dan saya pikir mereka akan tetap seperti itu," tambah dia.
Baca juga: Schalke didenda 50 ribu euro akibat sorakan rasial suporter