Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengabarkan, hingga hari Jumat ini bangkai miniatur perahu Pantai Ampenan yang roboh akibat diterjang gelombang tinggi pada Rabu (27/5-2020) belum bisa diangkat, karena faktor cuaca.
"Cuaca ekstrem sampai hari ini masih terjadi, jadi kami belum berani ambil risiko untuk mengangkat miniatur perahu Pantai Ampenan tersebut," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Jumat.
Karenanya, untuk melakukan pengangkatan terhadap material miniatur perahu itu, pihaknya menunggu hingga kondisi cuaca bersahabat guna mengetahui bagaimana kondisi material miniatur perahu apakah masih bisa diselamatkan atau tidak.
Material miniatur perahu yang berbahan dasar fiberglass tersebut, saat ini masih terombang ambing di laut sehingga pihaknya juga khawatir kondisinya hancur semua karena kedalaman air laut mencapai di atas 6 mater.
"Bahkan mungkin saja bisa hanyut atau kalaupun masih tersisa hanya puing-puingnya saja," katanya.
Terkait dengan hal itu, sejauh ini pihaknya belum berani memutuskan jika material miniatur perahu masih atau tidak bisa diperbaiki. Khusus untuk aliran listrik yang menyalakan ornamen lampu di miniatur perahu pada malam hari sudah langsung diputus ketika miniatur roboh agar tidak membayakan warga sekitar.
Menurutnya, robohnya miniantur perahu yang dibuat diatas puluhan tiang pancang dermaga Pelabuhan Ampenan itu, menjadi evaluasi ke depan. Artinya, jika pemerintah kota kembali akan membuat miniatur perahu pilihannya di darat.
Pasalnya, kata Miftahurrahman, tiang panjang bekas dermaga Pelabuhan Ampenan peninggalan Belanda sudah labil, miring dan terkisis karena korosi, sehingga secara teknis konstruksi sudah tidak layak sebagai tempat dudukan.
"Selain itu, risiko bentang alam pantai yang ekstrem baik dari gelombang pasang maupun tekanan angin," katanya.
Miniatur perahu tersebut dibangun oleh Dinas PUPR, pada akhir tahun 2017 dengan dana Rp100 juta, bertujuan, untuk memberikan informasi kepada para pengunjung bahwa Pantai Ampenan merupakan bekas pelabuhan dan menjadi salah satu ikon Kota Mataram.
Pada tahun 2019, miniatur perahu yang dibangun di atas puluhan tiang panjang peninggalan Belanda yang menjadi ciri khas Pantai Ampenan itu, sudah direnovasi dengan anggaran Rp50 juta.
"Cuaca ekstrem sampai hari ini masih terjadi, jadi kami belum berani ambil risiko untuk mengangkat miniatur perahu Pantai Ampenan tersebut," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Jumat.
Karenanya, untuk melakukan pengangkatan terhadap material miniatur perahu itu, pihaknya menunggu hingga kondisi cuaca bersahabat guna mengetahui bagaimana kondisi material miniatur perahu apakah masih bisa diselamatkan atau tidak.
Material miniatur perahu yang berbahan dasar fiberglass tersebut, saat ini masih terombang ambing di laut sehingga pihaknya juga khawatir kondisinya hancur semua karena kedalaman air laut mencapai di atas 6 mater.
"Bahkan mungkin saja bisa hanyut atau kalaupun masih tersisa hanya puing-puingnya saja," katanya.
Terkait dengan hal itu, sejauh ini pihaknya belum berani memutuskan jika material miniatur perahu masih atau tidak bisa diperbaiki. Khusus untuk aliran listrik yang menyalakan ornamen lampu di miniatur perahu pada malam hari sudah langsung diputus ketika miniatur roboh agar tidak membayakan warga sekitar.
Menurutnya, robohnya miniantur perahu yang dibuat diatas puluhan tiang pancang dermaga Pelabuhan Ampenan itu, menjadi evaluasi ke depan. Artinya, jika pemerintah kota kembali akan membuat miniatur perahu pilihannya di darat.
Pasalnya, kata Miftahurrahman, tiang panjang bekas dermaga Pelabuhan Ampenan peninggalan Belanda sudah labil, miring dan terkisis karena korosi, sehingga secara teknis konstruksi sudah tidak layak sebagai tempat dudukan.
"Selain itu, risiko bentang alam pantai yang ekstrem baik dari gelombang pasang maupun tekanan angin," katanya.
Miniatur perahu tersebut dibangun oleh Dinas PUPR, pada akhir tahun 2017 dengan dana Rp100 juta, bertujuan, untuk memberikan informasi kepada para pengunjung bahwa Pantai Ampenan merupakan bekas pelabuhan dan menjadi salah satu ikon Kota Mataram.
Pada tahun 2019, miniatur perahu yang dibangun di atas puluhan tiang panjang peninggalan Belanda yang menjadi ciri khas Pantai Ampenan itu, sudah direnovasi dengan anggaran Rp50 juta.