Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan masyarakat dapat menyaksikan peristiwa konjungsi planet Merkurius dan Venus sehingga nampak berdekatan di langit Barat Bumi pada 22 Mei 2020.
"Merkurius dan Venus akan nampak sangat berdekatan, seperti bintang yang berdekatan, terlihat jelas di sore hari jika langit tidak berawan," kata peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging Mumpuni kepada ANTARA, Jakarta, Kamis.
Emanuel menuturkan fenomena konjungsi dua planet itu dapat diamati dari seluruh wilayah di Indonesia saat sore hari sekitar Matahari terbenam. Merkurius dan Venus akan tampak seperti dua bintang yang berdekatan tapi dengan ukuran yang berbeda.
Konjungsi Merkurius dan Venus terjadi secara periodik. Dalam setahun, bisa 1-4 kali terjadi, hanya jaraknya bervariasi. Sementara, Emanuel mengatakan konjungsi yang terjadi pada 21-22 Mei 2020 itu dapat dikatakan cukup dekat.
"Untuk tahun 2020 hanya terjadi sekali," ujar Emanuel.
Baca juga: Lapan sebut Asteroid 1997 BQ akan melintas dekat bumi menjelang Idul Fitri
Baca juga: Pada 2024, puncak aktivitas matahari diprakirakan picu gangguan komunikasi
Peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto mengatakan konjungsi terjadi ketika ada dua objek tata surya yang tampak berdekatan di langit.
"Kali ini, Venus dan Merkurius akan tampak terpisah kurang dari 1 derajat, padahal keduanya bisa tampak terpisah hingga sekitar 70-an derajat," tutur Rhorom.
Rhorom menuturkan fenomena konjungsi Merkurius dan Venus dapat disaksikan sekitar 30 menit setelah matahari tenggelam.
"Silakan cari dua bintik terang di sekitar ufuk barat dengan ketinggian 13 derajat," tuturnya.
Fenomena itu tidak berdampak apa-apa terhadap Bumi.
Dikutip dari laman resmi Lapan, peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang mengatakan konjungsi Merkurius dan Venus pada 22 Mei 2020 akan terjadi pukul 15.49 WIB dengan jarak sudut pisah sebesar 53 detik busur, hampir dua kali diameter tampak Bulan.
Peristiwa konjungsi itu dapat bisa diamati setelah Matahari terbenam di arah barat daya dekat Konstelasi Auriga untuk Indonesia bagian barat dan tengah.
Sedangkan untuk Indonesia bagian timur, fenomena itu dapat diamati tepat pada pukul 17.49 WITA pada arah yang sama.
Ketika Merkurius berkonjungsi dengan Venus, Merkurius berjarak 162 juta kilometer dari Bumi sedangkan Venus berjarak 46 juta kilometer dari Bumi.
Andi menuturkan konjungsi Merkurius-Venus terjadi sebelum akhirnya Venus menjauhi Merkurius hingga tidak nampak lagi di langit Barat dan kemudian muncul kembali di langit timur ketika fajar menyingsing, sedangkan Merkurius semakin meninggi di langit barat hingga berada di ketinggian maksimumnya.
"Fenomena ini patut dinantikan setelah berbuka puasa dan dapat diamati hingga menjelang waktu tarawih tiba," tutur Andi.
Baca juga: Asteroid dan petaka di Bumi, bisa terjadi kapan saja
Baca juga: Asteroid bergerak mendekati bumi bukan berarti akan menabrak, kata Peniliti LAPAN
"Merkurius dan Venus akan nampak sangat berdekatan, seperti bintang yang berdekatan, terlihat jelas di sore hari jika langit tidak berawan," kata peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging Mumpuni kepada ANTARA, Jakarta, Kamis.
Emanuel menuturkan fenomena konjungsi dua planet itu dapat diamati dari seluruh wilayah di Indonesia saat sore hari sekitar Matahari terbenam. Merkurius dan Venus akan tampak seperti dua bintang yang berdekatan tapi dengan ukuran yang berbeda.
Konjungsi Merkurius dan Venus terjadi secara periodik. Dalam setahun, bisa 1-4 kali terjadi, hanya jaraknya bervariasi. Sementara, Emanuel mengatakan konjungsi yang terjadi pada 21-22 Mei 2020 itu dapat dikatakan cukup dekat.
"Untuk tahun 2020 hanya terjadi sekali," ujar Emanuel.
Baca juga: Lapan sebut Asteroid 1997 BQ akan melintas dekat bumi menjelang Idul Fitri
Baca juga: Pada 2024, puncak aktivitas matahari diprakirakan picu gangguan komunikasi
Peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto mengatakan konjungsi terjadi ketika ada dua objek tata surya yang tampak berdekatan di langit.
"Kali ini, Venus dan Merkurius akan tampak terpisah kurang dari 1 derajat, padahal keduanya bisa tampak terpisah hingga sekitar 70-an derajat," tutur Rhorom.
Rhorom menuturkan fenomena konjungsi Merkurius dan Venus dapat disaksikan sekitar 30 menit setelah matahari tenggelam.
"Silakan cari dua bintik terang di sekitar ufuk barat dengan ketinggian 13 derajat," tuturnya.
Fenomena itu tidak berdampak apa-apa terhadap Bumi.
Dikutip dari laman resmi Lapan, peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang mengatakan konjungsi Merkurius dan Venus pada 22 Mei 2020 akan terjadi pukul 15.49 WIB dengan jarak sudut pisah sebesar 53 detik busur, hampir dua kali diameter tampak Bulan.
Peristiwa konjungsi itu dapat bisa diamati setelah Matahari terbenam di arah barat daya dekat Konstelasi Auriga untuk Indonesia bagian barat dan tengah.
Sedangkan untuk Indonesia bagian timur, fenomena itu dapat diamati tepat pada pukul 17.49 WITA pada arah yang sama.
Ketika Merkurius berkonjungsi dengan Venus, Merkurius berjarak 162 juta kilometer dari Bumi sedangkan Venus berjarak 46 juta kilometer dari Bumi.
Andi menuturkan konjungsi Merkurius-Venus terjadi sebelum akhirnya Venus menjauhi Merkurius hingga tidak nampak lagi di langit Barat dan kemudian muncul kembali di langit timur ketika fajar menyingsing, sedangkan Merkurius semakin meninggi di langit barat hingga berada di ketinggian maksimumnya.
"Fenomena ini patut dinantikan setelah berbuka puasa dan dapat diamati hingga menjelang waktu tarawih tiba," tutur Andi.
Baca juga: Asteroid dan petaka di Bumi, bisa terjadi kapan saja
Baca juga: Asteroid bergerak mendekati bumi bukan berarti akan menabrak, kata Peniliti LAPAN