Palembang (ANTARA) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan meminta Pemerintah Kota Palembang serius melakukan berbagai tindakan antisipasi banjir karena pada musim hujan 2020 ini masih banyak kawasan yang terendam air hujan.

"Tindakan antisipasi yang perlu menjadi perhatian pemkot adalah menghentikan penyimpangan tata ruang yang menjadi salah satu penyebab banjir pada setiap turun hujan lebat lebih dari satu jam," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M Hairul Sobri di Palembang, Jumat.

Penyimpangan tata ruang yang disebabkan penimbunan rawa secara leluasa untuk kepentingan pembangunan hotel, mal, ruko, perumahan dan pembangunan lainnya harus dihentikan karena jika terus berlangsung bisa menimbulkan bencana ekologi yang lebih parah.

"Kami menilai Pemkot Palembang kurang serius menangani masalah banjir yang biasa terjadi pada setiap musim hujan," ujarnya.

Banjir yang melanda hampir semua kawasan permukiman dan menggenangi beberapa ruas jalan protokol Palembang, setelah turun hujan deras cukup lama membuktikan program pengendalian banjir yang dilakukan pemkot dengan menghabiskan dana miliaran rupiah tidak berjalan sesuai harapan warga.

Sekarang ini sudah ada enam unit pompa di Sei Bendung dengan kapasitas 36.000 liter per meter kubik, namun ketika hujan deras yang mengguyur Kota Palembang sekitar dua jam pada Rabu (15/4) terjadi banjir di mana-mana, seperti kawasan permukiman penduduk Jalan Dwikora, Sapta Marga, Mayor Ruslan, Sekip, Sungai Buah, kawasan sekitar mal PTC seperti Jalan R Soekamto dan Angkatan 66.

Melihat fakta tersebut, Pemkot Palembang harus melakukan terobosan yang lebih baik dalam pengendalian banjir sehingga pada setiap turun hujan lebat yang cukup lama warga kota tidak ketakutan rumahnya terendam atau tidak bisa beraktivitas karena jalan protokol terendam air hujan, kata Sobri.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang, Ahmad Bastari Yusak mengakui dengan intensitas hujan yang lama dan deras saat ini beberapa titik Bumi Sriwijaya ini masih banjir.

Banjir tersebut diakibatkan masih ada sedimentasi di sungai dan penyempitan saluran air sehingga masih memerlukan normalisasi saluran air dan sungai.

Mengenai pompanisasi Sungai Bendung dinilai bekerja cukup efektif untuk mengurangi banjir.

Dengan telah dioperasikannya pompa Sungai Bendung, ketinggian dan luasan genangan air hujan di sejumlah kawasan berkurang.

Titik banjir di Kota Palembang awalnya ada 66 titik kini setelah difungsikannya pompa pengendali banjir Sungai Bendung menurun menjadi 33 titik dengan lama genangan air yang sebelumnya bisa mencapai 12 jam berkurang hanya 2 jam, ujar Bastari.
 

Pewarta : Yudi Abdullah
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024