Jakarta (ANTARA) - Bagi pasangan suami istri yang ingin segera mendapatkan keturunan, ada sejumlah makanan yang perlu dihindari dan diperbanyak agar sperma dan sel telur bisa optimal.

Dokter spesialis gizi klinik RSU Bunda Jakarta, Marya Haryono pada Kamis (16/4) mengatakan, makanan mengandung tinggi lemak jenuh dan lemak trans sebaiknya dihindari.

"Kualitas sel telur dan sperma penganggunya banyak, bisa karena lemak yang banyak mengganggu hormon, pro oksidasinya banyak," kata dia dalam diskusi media via daring #promildirumahaja dari Morula IVF Indonesia.

Makanan bersantan misalnya perlu dihindari karena kandungan lemak jenuhnya tinggi, walau memang ada sisi baiknya.

Selain itu, sebaiknya hindari makanan mengandung karbohidrat sederhana seperti tepung, gula terlalu banyak, makanan mengandung pemanis, kafein dan minuman beralkohol.

"Makanan karbohidrat tinggi misalnya nasi terlalu banyak, roti terlalu banyak, dominan karbohidrat. Makan nasi ditambah mi, kentang goreng, zat gizinya enggak optimal," tutur Marya.

Marya menekankan pentingnya asupan makanan yang bergizi secara seimbang. Namun untuk perempuan yang ingin segera hamil bisa menambah asupan proteinnnya, dengan catatan zat gizi tubuhnya sudah terpenuhi.

Makanan lain yang juga perlu ditingkatkan asupannya seperti mengandung lemak tak jenuh misalnya alpukat, beberapa jenis ikan, lalu minyak zaitun, lalu mikronutrien yang mempengaruhi kesuburan seperti asam folat, zinc, zat besi, vitamin E, B, selenium dan lainnya.

"Kondisi sekarang secara umum asupan protein masih kurang, didominasi makanan berlemak jenuh tinggi misalnya deep fry terlalu banyak," kata Marya.

Khusus untuk suplemen, dia menyarankan perlu berkonsultasi dulu dengan dokter karena jika dosisnya berlebihan bisa memunculkan berbagai risiko untuk kesehatan.

Saat ini di klinik Morula IVF, tersedia program yang memberikan rekomendasi IVF dan fertility meals layak konsumsi untuk suami istri dengan kandungan gizi baik dan seimbang selama menjalankan program hamil di rumah.

Dokter ahli gizi di klinik menerapkan standardisasi nutrisi dan antioksidan pada makanan yang disajikan tanpa MSG.

"Makanan dikemas melalui menu menarik, pilih bahan alami berkualitas, mempertahankan komposisi nilai gizi setiap menu, variasi menu Indonesia dan western food," kata Marya.

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024