Mentok, Babel (ANTARA) - Bupati Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Markus mengatakan peringatan Cap Go Meh merupakan sarana untuk mempererat semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Di daerah ini keberagaman sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan sampai saat ini tidak pernah ada permasalahan, dan keberagaman itu merupakan keunikan kita," kata Bupati Markus di Mentok, Minggu.
Ia berharap persatuan dan kesatuan bangsa terus terjalin demi keutuhan NKRI dan terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat dengan saling menghargai perbedaan yang ada.
Hal ini dikatakan Markus terkait peringatan "Cap Go Meh" atau hari ke-15 terakhir masa perayaan Imlek yang diperingati warga keturunan Tionghoa dengan penuh suka cita.
Menurut dia, Cap Go Meh merupakan salah satu hari raya bagi warga Tionghoa dan akan terus dijaga kelestariannya sebagai salah satu identitas budaya masyarakat setempat.
"Ke depan kegiatan cara seperti ini dapat dipertahankan, dikembangkan, dan ditingkatkan sebagai bentuk keragaman di Bumi Sejiran Setason ini," katanya.
Perayaan Cap Go Meh di daerah itu berlangsung di sejumlah kelenteng dengan cukup meriah, selain menggelar kegiatan kesenian, panitia juga menggelar bakti sosial dengan membagikan bantuan bahan pangan kepada warga kurang mampu.
"Tidak pernah ada masalah dengan perbedaan, satu sama lain saling menghormati itulah keunikkan daerah kita," ujarnya.
Perayaan Cap Go Meh berlangsung di beberapa lokasi, antara lain di Kelenteng Puput Parittiga yang diisi dengan perarakan thaipakkung dan gelar kesenian, antara lain barongsai, liong, tanjidor dan bazar kuliner Tionghoa Bangka.
Selain di Puput, Kelenteng Pelangas juga menggelar kegiatan serupa dengan diisi kegiatan prosesi gotong thaipakkung, pawai lampion dan atraksi barongsai.
"Di daerah ini keberagaman sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan sampai saat ini tidak pernah ada permasalahan, dan keberagaman itu merupakan keunikan kita," kata Bupati Markus di Mentok, Minggu.
Ia berharap persatuan dan kesatuan bangsa terus terjalin demi keutuhan NKRI dan terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat dengan saling menghargai perbedaan yang ada.
Hal ini dikatakan Markus terkait peringatan "Cap Go Meh" atau hari ke-15 terakhir masa perayaan Imlek yang diperingati warga keturunan Tionghoa dengan penuh suka cita.
Menurut dia, Cap Go Meh merupakan salah satu hari raya bagi warga Tionghoa dan akan terus dijaga kelestariannya sebagai salah satu identitas budaya masyarakat setempat.
"Ke depan kegiatan cara seperti ini dapat dipertahankan, dikembangkan, dan ditingkatkan sebagai bentuk keragaman di Bumi Sejiran Setason ini," katanya.
Perayaan Cap Go Meh di daerah itu berlangsung di sejumlah kelenteng dengan cukup meriah, selain menggelar kegiatan kesenian, panitia juga menggelar bakti sosial dengan membagikan bantuan bahan pangan kepada warga kurang mampu.
"Tidak pernah ada masalah dengan perbedaan, satu sama lain saling menghormati itulah keunikkan daerah kita," ujarnya.
Perayaan Cap Go Meh berlangsung di beberapa lokasi, antara lain di Kelenteng Puput Parittiga yang diisi dengan perarakan thaipakkung dan gelar kesenian, antara lain barongsai, liong, tanjidor dan bazar kuliner Tionghoa Bangka.
Selain di Puput, Kelenteng Pelangas juga menggelar kegiatan serupa dengan diisi kegiatan prosesi gotong thaipakkung, pawai lampion dan atraksi barongsai.