Lebak (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan aksi cepat tanggap (ACT) memfokuskan penyaluran bantuan bagi desa atau wilayah yang hingga kini masih terisolasi atau belum mendapatkan bantuan dengan maksimal akibat banjir dan tanah longsor.
"Kita sengaja memilih desa yang memang betul-betul belum memperoleh bantuan secara maksimal atau masih terisolasi akibat bencana alam," kata Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan di Lebak, Provinsi Banten, Minggu.
Sebagai contoh, lembaga sosial kemanusiaan itu menyalurkan bantuan di Desa Lebaksitu Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak Banten. Hingga kini desa tersebut masih terisolir karena jalur utama dan satu-satunya menuju desa tertimbun material longsor.
Ia menjelaskan fokus penyaluran bantuan di desa yang masih terisolir dikarenakan warga terdampak tanah longsor tidak bisa berbuat banyak akibat bencana alam tersebut.
"Hal buruk bisa saja menimpa warga karena tidak tercukupi kebutuhan dasar di antaranya pangan akibat terisolir tadi," ujar dia.
Desa Lebaksitu pada dasarnya telah mendapatkan bantuan dari pemerintah menggunakan helikopter beberapa waktu lalu pascatanah longsor yang melanda pada Rabu (1/1) dini hari. Namun, dengan jumlah kepala keluarga sekitar 2.000 an, bantuan itu belum bisa memenuhi seluruh warga setempat.
"Pemerintah sudah membantu, namun menggunakan helikopter tentu tidak bisa maksimal karena segala keterbatasan yang ada," kata dia.
Oleh karena itu, lembaga sosial kemanusiaan tersebut memilih menyalurkan bantuan melalui jalur darat dengan membuka dan menerobos jalan yang masih tertimbun material tanah longsor.
Proses distribusi bantuan ke Desa Lebaksitu pada dasarnya cukup sulit. Karena terdapat empat titik jalan yang tertimbun material longsor bahkan tiga di antaranya terputus.
Saat ini satu unit alat berat ekskavator masih berupaya membuka ruas jalan yang tertimbun material longsor. Untuk mendistribusikan bantuan ke desa tersebut, para relawan serta masyarakat harus memikul logistik dan berjalan sekitar dua hingga tiga kilometer untuk mencapai Desa Lebaksitu.
Berbagai macam bantuan yang disalurkan oleh ACT di antaranya biskuit, mi instan, selimut, susu, alat-alat kebersihan, minyak goreng, beras dan lain sebagainya.
"Kita sengaja memilih desa yang memang betul-betul belum memperoleh bantuan secara maksimal atau masih terisolasi akibat bencana alam," kata Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan di Lebak, Provinsi Banten, Minggu.
Sebagai contoh, lembaga sosial kemanusiaan itu menyalurkan bantuan di Desa Lebaksitu Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak Banten. Hingga kini desa tersebut masih terisolir karena jalur utama dan satu-satunya menuju desa tertimbun material longsor.
Ia menjelaskan fokus penyaluran bantuan di desa yang masih terisolir dikarenakan warga terdampak tanah longsor tidak bisa berbuat banyak akibat bencana alam tersebut.
"Hal buruk bisa saja menimpa warga karena tidak tercukupi kebutuhan dasar di antaranya pangan akibat terisolir tadi," ujar dia.
Desa Lebaksitu pada dasarnya telah mendapatkan bantuan dari pemerintah menggunakan helikopter beberapa waktu lalu pascatanah longsor yang melanda pada Rabu (1/1) dini hari. Namun, dengan jumlah kepala keluarga sekitar 2.000 an, bantuan itu belum bisa memenuhi seluruh warga setempat.
"Pemerintah sudah membantu, namun menggunakan helikopter tentu tidak bisa maksimal karena segala keterbatasan yang ada," kata dia.
Oleh karena itu, lembaga sosial kemanusiaan tersebut memilih menyalurkan bantuan melalui jalur darat dengan membuka dan menerobos jalan yang masih tertimbun material tanah longsor.
Proses distribusi bantuan ke Desa Lebaksitu pada dasarnya cukup sulit. Karena terdapat empat titik jalan yang tertimbun material longsor bahkan tiga di antaranya terputus.
Saat ini satu unit alat berat ekskavator masih berupaya membuka ruas jalan yang tertimbun material longsor. Untuk mendistribusikan bantuan ke desa tersebut, para relawan serta masyarakat harus memikul logistik dan berjalan sekitar dua hingga tiga kilometer untuk mencapai Desa Lebaksitu.
Berbagai macam bantuan yang disalurkan oleh ACT di antaranya biskuit, mi instan, selimut, susu, alat-alat kebersihan, minyak goreng, beras dan lain sebagainya.