Magetan (ANTARA) - Permintaan daging kelinci di Kabupaten Magetan, Jawa Timur meningkat signifikan selama libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yang mencapai tiga kali lipat dari hari biasa.
Peternak kelinci di Desa Ginuk, Kecamatan Karas, Magetan, Sunardi mengatakan peningkatan permintaan kebanyakan dari pedagang satai kelinci yang merupakan kuliner khas di Telaga Sarangan Magetan.
"Jumlah permintaan daging kelinci naik signifikan dari biasanya hanya setengah hingga 1 ton per hari, menjadi 3 ton menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru," ujar Sunardi kepada wartawan di Magetan, Rabu.
Menurut dia, peningkatan permintaan telah terjadi sejak pertengahan bulan Desember. Permintaan paling banyak berasal dari pengusaha kuliner di kawasan wisata Telaga Sarangan.
Pihaknya mengaku sampai kewalahan memenuhi permintaan pasar. Sehingga terpaksa harus mendatangkan kelinci dari peternak lain, baik di wilayah Magetan maupun luar daerah.
Adapun, kelinci yang dijual untuk diambil dagingnya adalah yang berusia tiga hingga empat bulan dengan bobot berkisar antara 2,4 hingga 2,6 kilogram.
"Untuk harga, daging kelinci dijual seharga Rp40 ribu per kilogramnya," kata Sunardi.
Seperti diketahui, olahan daging kelinci untuk dijadikan satai kelinci telah diklaim sebagai kuliner khas di kawasan wisata Telaga Sarangan yang ada di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Satu porsi satai daging kelinci yang dijual di kawasan Telaga Sarangan berkisar antara Rp15 ribu hingga Ro20 ribu untuk 10 tusuk dan sepiring lontong.
Kuliner tersebut diburu dan disukai oleh wisatawan yang banyak berkunjung saat liburan Natal dan tahun baru di Telaga Sarangan dan sekitarnya. Wisatawan suka menyantap makanan tersebut sambil menikmati pemadangan indah dan sejuk alam Gunung Lawu.
Peternak kelinci di Desa Ginuk, Kecamatan Karas, Magetan, Sunardi mengatakan peningkatan permintaan kebanyakan dari pedagang satai kelinci yang merupakan kuliner khas di Telaga Sarangan Magetan.
"Jumlah permintaan daging kelinci naik signifikan dari biasanya hanya setengah hingga 1 ton per hari, menjadi 3 ton menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru," ujar Sunardi kepada wartawan di Magetan, Rabu.
Menurut dia, peningkatan permintaan telah terjadi sejak pertengahan bulan Desember. Permintaan paling banyak berasal dari pengusaha kuliner di kawasan wisata Telaga Sarangan.
Pihaknya mengaku sampai kewalahan memenuhi permintaan pasar. Sehingga terpaksa harus mendatangkan kelinci dari peternak lain, baik di wilayah Magetan maupun luar daerah.
Adapun, kelinci yang dijual untuk diambil dagingnya adalah yang berusia tiga hingga empat bulan dengan bobot berkisar antara 2,4 hingga 2,6 kilogram.
"Untuk harga, daging kelinci dijual seharga Rp40 ribu per kilogramnya," kata Sunardi.
Seperti diketahui, olahan daging kelinci untuk dijadikan satai kelinci telah diklaim sebagai kuliner khas di kawasan wisata Telaga Sarangan yang ada di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Satu porsi satai daging kelinci yang dijual di kawasan Telaga Sarangan berkisar antara Rp15 ribu hingga Ro20 ribu untuk 10 tusuk dan sepiring lontong.
Kuliner tersebut diburu dan disukai oleh wisatawan yang banyak berkunjung saat liburan Natal dan tahun baru di Telaga Sarangan dan sekitarnya. Wisatawan suka menyantap makanan tersebut sambil menikmati pemadangan indah dan sejuk alam Gunung Lawu.