Palembang (ANTARA) - Pembangunan jalan Tol Trans Sumatera ruas Indralaya-Muaraenim, Sumatera Selatan, sepanjang 119 kilometer ditargetkan mulai dilakukan pada tahun 2020.
Manajer Proyek PT Hutama Karya (Persero) Hasan Turcahyo di Palembang, Kamis, mengatakan PT HK Infrastruktur (HKI) selaku anak perusahaan Hutama Karya sudah siap untuk mengerjakan konstruksi lapangan jalan bebas hambatan tersebut.
“Tahun 2020 sudah siap dikerjakan konstruksi lapangan. Secara peralatan dan kesiapan lainnya kami sudah siap, tinggal menunggu pembebasan lahan saja," kata dia.
Untuk pembebasan lahan jalan tol dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah pusat, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kendati demikian, ia mengaku tak dapat merinci progres pembebasan lahan untuk proyek tersebut.
Jalan tol itu ditaksir menelan dana sekitar Rp24,10 tirliun, berasal dari ekuitas perusahaan senilai Rp16,87 triliun atau 70 persen dari total investasi dan sisanya sekitar Rp7,2 triliun dari pinjaman.
"Untuk pembebasan lahan belum bisa kita rinci, pelaksanaan konstruksi ditarget pada tahun 2022 akan rampung," ujar Hasan.
Ia menjelaskan dalam mega proyek itu, pihaknya bakal menggarap ruas Tol Indralaya-Prabumulih sepanjang 65 kilometer.
Selanjutnya, untuk ruas Prabumulih-Muaraenim bakal dikerjakan oleh Waskita Karya, sedangkan ruas Indralaya-Muaraenim nantinya akan tersambung hingga Muaraenim-Bengkulu. Sehingga, akan menyambungkan antara Provinsi Sumsel dan Provinsi Bengkulu.
"Untuk pengerjaan dari Bengkulu sudah dimulai ke arah Lubuk Linggau, tepatnya di STA 0 sampai 17,85 di wilayah Taba Penanjung," kata dia.
Manajer Proyek PT Hutama Karya (Persero) Hasan Turcahyo di Palembang, Kamis, mengatakan PT HK Infrastruktur (HKI) selaku anak perusahaan Hutama Karya sudah siap untuk mengerjakan konstruksi lapangan jalan bebas hambatan tersebut.
“Tahun 2020 sudah siap dikerjakan konstruksi lapangan. Secara peralatan dan kesiapan lainnya kami sudah siap, tinggal menunggu pembebasan lahan saja," kata dia.
Untuk pembebasan lahan jalan tol dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah pusat, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kendati demikian, ia mengaku tak dapat merinci progres pembebasan lahan untuk proyek tersebut.
Jalan tol itu ditaksir menelan dana sekitar Rp24,10 tirliun, berasal dari ekuitas perusahaan senilai Rp16,87 triliun atau 70 persen dari total investasi dan sisanya sekitar Rp7,2 triliun dari pinjaman.
"Untuk pembebasan lahan belum bisa kita rinci, pelaksanaan konstruksi ditarget pada tahun 2022 akan rampung," ujar Hasan.
Ia menjelaskan dalam mega proyek itu, pihaknya bakal menggarap ruas Tol Indralaya-Prabumulih sepanjang 65 kilometer.
Selanjutnya, untuk ruas Prabumulih-Muaraenim bakal dikerjakan oleh Waskita Karya, sedangkan ruas Indralaya-Muaraenim nantinya akan tersambung hingga Muaraenim-Bengkulu. Sehingga, akan menyambungkan antara Provinsi Sumsel dan Provinsi Bengkulu.
"Untuk pengerjaan dari Bengkulu sudah dimulai ke arah Lubuk Linggau, tepatnya di STA 0 sampai 17,85 di wilayah Taba Penanjung," kata dia.