Jakarta (ANTARA) - Taylor Swift dan mantan label rekamannya saling menuduh, Jumat, mengenai haknya untuk membawakan lagu-lagu lamanya di mana Taylor mendapat dukungan dari penyanyi seperti Selena Gomez dan Sara Bareilles sekaligus keheningan dari banyak orang-orang berpengaruh di dunia musik.

Dilansir Reuters, Taylor Swift mengatakan di media sosial bahwa penampilannya sebagai "artis dekade ini" di American Music Awards di Los Angeles pada 24 November adalah "tanda tanya" karena label rekaman lamanya tidak memberinya izin untuk menyanyikan medley lagu lamanya di acara itu.

Big Machine Label Group, perusahaan yang berbasis di Nashville, Tennessee yang memiliki rekaman master katalog lagu-lagu Swift, angkat suara pada hari Jumat, mengatakan penyanyi itu memberikan "informasi palsu" dan bahwa label tidak memiliki hak untuk membatasi pertunjukan live Taylor Swift.

Dalam kontrak, Swift tidak diizinkan untuk merekam ulang materi dari masa kerjanya dengan Big Machine hingga November 2020.

Penyanyi-penulis lagu Bareilles mencuit bahwa langkah oleh Big Machine adalah "penyalahgunaan kekuasaan yang keterlaluan dan benar-benar tak termaafkan" sementara Gomez, teman dekat Swift, mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa dia "kesal dan sangat marah."

Camila Cabello, Halsey dan Tinashe juga menyatakan dukungan untuk Swift di Twitter tetapi banyak bintang wanita lainnya, termasuk Katy Perry, Adele, Lady Gaga, Rihanna, Cardi B dan Beyonce, yang tak berkomentar.

Swift menandatangani kontrak dengan Big Machine pada usia 15, di mana ia merekam beberapa lagu populernya termasuk "Shake it Off," dan "You Belong With Me," tetapi pada November lalu dia meninggalkan label itu untuk Universal Music Group.

Swift sebelumnya pernah membuat perselisihannya dengan Big Machine mengemuka ke hadapan publik. Pada Juni, dia mencuit bahwa dia merasa “sedih dan gemas” atas pembelian label independen oleh Scooter Braun, yang menaungi Justin Bieber dan Ariana Grande. Dia juga menuduh Braun menindasnya di masa lalu.

Pekan ini, di media sosial dia menuduh eksekutif Big Machine melakukan "kontrol tirani" atas musiknya, dan mengatakan mereka juga telah menolak izin agar lagu lamanya bisa dimasukkan dalam film dokumenter Netflix yang sedang diproduksi.

Big Machine mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa Swift berutang kepada mereka "jutaan dolar dan banyak aset." Klaim itu dibantah oleh humas Swift, Tree Paine, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Big Machine berutang Swift 7,9 juta dolar AS dalam bentuk royalti yang belum dibayarkan.

“Saat ini, penampilan saya di AMA, film dokumenter Netflix, dan semua acara rekaman lainnya yang saya rencanakan hingga November 2020 adalah tanda tanya,” tulis Swift.

"Pesan yang dikirim kepada saya sangat jelas," tambahnya. “Pada dasarnya jadilah gadis kecil yang baik dan tutup mulut. Atau Anda akan dihukum."
 

Pewarta : Nanien Yuniar
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024